Cahaya Syaikhana | Puisi-puisi Muhammad Walid

Jurnalis: Wafil M
Di Perjalanan
dalam kembali pulang
pada hadirat Tuhan
aku tiada menemukan
kecuali jalan kematian
di perjalanan pulang
aku singgahi alam fana
mencari bekal alam baka
di alam hiruk kebisingan
di perjalan kutemukan
rindu dan kenangan
tangis dan kesengsaraan
jadi bekal alam keabadian
Pamekasan, 5-9 September 2021
CAHAYA SYAIKHANA
bintangku tak pernah padam
cahayanya kian benderang
meski sosoknya telah pulang
ia memancar selalu terang
pribadinya sungguh lembut
akhlak mulianya selalu hidup
tutur kalamnya sangat sejuk
keistiqamahannya bikin takjub
tiada pernah berkata-kata
kecuali kalam hikmah mutiara
menyejukkan alam semesta
meneduhkan hati yang lara
cahaya syaikhana itu purnama
menabur terang pada gulita
meski rembulan sudah terbenam
cahaya syaikhana tak akan padam
Pamekasan, 3 Juli 2021
Senja Kenangan
senja turun di tengah jalan
semburat jingga kenangan
memancar di balik awan
menyibak rindu masa silam
aku pandang dan perhatikan
di balik awan dan jingga senja
tersimpan memori kerinduan
pada sosok kekasih istimewa
serasa ingin kembali pada lalu
merajut rindu dalam jumpa
tapi kesempatan telah berlalu
aku tiada daya mengulang masa
Pamekasan, 25-26 Juni 2021
Kalimat senja turun di (tanpa kata tengah) jalan’ saya kutip dari status Facebook Candra Malik, yang diposting pada tanggal 25 Juni 2021. Berikut status lengkap Facebook Candra Malik di atas:
“Senja turun di jalan. Pilih mana: Bandung atau Jakarta?”
Muhammad Walid merupakan salah satu alumni Studi Agama-agama FUPI UIN SUKA Yogyakarta.