Soneta Tepian Dermaga | Puisi-puisi Siti Khoningah
Editor: Ahmad Arsyad
Kau bilang kemarau tega mengandaskan rupamu
menyisakan kubang air mata mengering di rahim doa
dedaunan seolah tak lagi sudi bersemayam di sana
melarikan harapan mekar bunga-bunga
: pada memar dahan, kau tanamkan keikhlasan
& terakhir kau bilang angin miskin kemanusiaan
bersorak mengiring sajak sungkawa sekujur batang
seorang diri berkabung di ribaan tabah
di mana daun & bungaku pergi tanpa sepatah salam?
: selamanya kau bertahan merindukan kawan
Purworejo, 13 April 2022
Membaca Perayaan Bumi Hangus: Bandoeng 1946
Pada lagu “Halo-halo Bandung” yang dinyanyikan saat upacara
setiap lirik merawikan bahwa kota itu pernah binasa
pawaka meliarkan jilatannya; asap hitam terbang mengelana
di masa itu mereka tak peduli dengan kerugian harta
biarkan saja pawaka bergulir menyapu rata!
menggerogoti rumah murba dan gedung-gedung amunisi
langkah kaki tak gentar, sekalipun tinggal nyawa dan raga yang dibawa
“Tanah suci harus bebas dari pelancong semena-mena!”
semenjak pawaka padam menyisakan puing-puing sisa
damai hati bak dilanda sepoi-sepoi angin nirwana
menabur lautan cinta atas perayaan membumi-hanguskan kota
Bandoeng tahun 1946: rakyat menjaga kota ini sebagai rimba nirmala
Purworejo, 06 Juni 2022
: buat Rey
Petang telentang
lembayung terbuka
melukis
daratan air mata
bersimbah biru keruh
tumpahkan kisah rengsa
seasin garam toska
melepuh
kepada renjana
dulu pernah bergemuruh
seperti riak memukul tepian perahu
kepada nyanyian takikardia
kini tersadap kesunyian dermaga
menikam pergi
Purworejo, Agustus 2022
*) Penulis adalah Siti Khoningah, Siswi SMAN 10 Purworejo, beberapa prestasi terbaiknya adalah Juara 1 LCPN Kemerdekaan oleh Karang Taruna Saragan Mrentul (2022), Juara 2 LCPN Kemerdekaan oleh Penerbit Jejak Publisher (2021), dll. Satu cerpennya berjudul Bulan Mengintai termuat dalam antologi Diorama Kumpulan Cerpen dan Cerita Rakyat Purworejo oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (2021).