Penggunaan Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas Pertanian di Gorontalo

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Penulis: Fitriah Suryani Jamin (Dosen Agrotek Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo)
Di era modern ini, pemanfaatan teknologi dalam sektor pertanian menjadi faktor utama dalam meningkatkan efisiensi serta produktivitas. Provinsi Gorontalo, yang memiliki potensi agraris besar, dapat mengoptimalkan teknologi pertanian guna memperkuat ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu langkah penting yang telah diterapkan di Gorontalo adalah program digital farming yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Program ini bertujuan untuk menerapkan teknologi digital dalam berbagai aspek pertanian, mulai dari peningkatan varietas tanaman hingga pengolahan lahan yang lebih efisien. Implementasi program ini telah membuktikan adanya peningkatan efisiensi dan produktivitas secara signifikan di kalangan petani setempat.
Selain itu, konsep Agro-Maritim 4.0 juga mulai dikembangkan di Gorontalo. Inisiatif ini mengkombinasikan teknologi digital dengan sektor pertanian dan perikanan untuk meningkatkan keberlanjutan serta efisiensi dalam pengelolaan sumber daya. Melalui pemanfaatan sensor tanah serta sistem irigasi otomatis, petani dapat mengelola lahan dan sumber daya air secara lebih optimal. Jika melihat Studi Kasus pada Implementasi Teknologi di Wilayah Lain, misalnya Di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Klaten, kelompok tani telah mengalami peningkatan produksi padi hingga 20% setelah mengadopsi sistem irigasi tetes. Teknologi ini memungkinkan penggunaan air yang lebih efisien dan tepat sasaran, sehingga mengurangi pemborosan dan memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang optimal. Sementara itu, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) dalam program Jarkomluhdes telah membantu petani dalam memantau kondisi lahan secara real-time. Dengan adanya sensor yang terkoneksi ke perangkat mobile, petani dapat mengambil keputusan yang lebih akurat terkait pemupukan serta pengendalian hama.
Analisis Menurut teori difusi inovasi yang dikemukakan oleh Everett Rogers, adopsi teknologi baru dalam suatu komunitas berlangsung melalui lima tahap, yaitu: pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi, dan konfirmasi. Di Gorontalo, tahap pengetahuan dan persuasi mulai berkembang melalui inisiatif seperti digital farming dan Agro-Maritim 4.0. Namun, agar dapat mencapai tahap implementasi dan konfirmasi secara luas, diperlukan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. Selain itu, teori precision agriculture menekankan bahwa pengelolaan lahan yang berbasis data dapat mengoptimalkan penggunaan input seperti air dan pupuk, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dengan menerapkan prinsip ini, petani mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian.
Walaupun potensi penerapan teknologi pertanian di Gorontalo sangat besar, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Beberapa kendala utama mencakup keterbatasan akses terhadap teknologi modern, kurangnya pengetahuan petani mengenai pemanfaatan teknologi, serta infrastruktur yang belum sepenuhnya memadai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain: (1) Pelatihan dan Edukasi yaitu dengan menyelenggarakan program pelatihan bagi petani agar mereka memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai teknologi pertanian modern, (2) Peningkatan Infrastruktur yaitu dengan memperbaiki serta membangun infrastruktur pendukung, termasuk akses internet di pedesaan untuk mendukung implementasi teknologi digital, (3) Kemitraan Strategis dengan mendorong kerja sama antara pemerintah, akademisi, serta perusahaan teknologi untuk menghadirkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan petani di Gorontalo, serta (4) Akses Pembiayaan dengan memberikan skema pembiayaan dengan bunga rendah bagi petani agar mereka dapat mengadopsi teknologi pertanian secara lebih mudah. Jadi Kesimpulannya adalah Pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian di Gorontalo membuka peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam pengelolaan lahan. Dengan mengadopsi teknologi dari berbagai daerah lain serta mengatasi tantangan yang ada melalui pendekatan kolaboratif, Gorontalo dapat menjadi model keberhasilan transformasi pertanian modern di Indonesia.