Melihat Kemeriahan Sedekah Bumi di Haurgeulis Indramayu, Karnaval 2 Kilometer dan Wayang Kulit Semalam Suntuk

Jurnalis: Nurhidayat
Kabar Baru, Indramayu – Ribuan warga tumpah ruah di jalanan Desa Wanakaya Kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat. Mereka kompak menampilkan kreasi terbaik untuk memerihkan Sedekah Bumi desa setempat, Sabtu (7/10/2023).
Iring-iringan ribuan warga mengular dari balaidesa hingga mencapai lebih dari 2 kilometer. Warga begitu antusias ikut ambil bagian dalam tradisi yang terus dijaga secara turun temurun.
Dalam karnaval tersebut para orangtua hingga anak-anak terlibat langsung dengan aneka kratifitas yang menarik perhatian. Mereka terlihat menikmati momen kebersamaan.
“Semangat pak, karena sudah 3 tahun libur pas ada pandemi korona, jadi kami senang tradisi sedekah bumi diadakan lagi,” ujar Aminudin, salah satu warga.
Karnaval sedekah bumi diberangkatkan dari halaman balaidesa dengan dipimpin Kuwu atau Kepala Desa Wanakaya, Sunadi. Barisan awal menampilkan gunungan yang berisi beragam hasil pertanian warga setinggi 2 meter. Total sebanyak 7 gunungan dari masing-masing RW diarak warga mengelilingi kawasan desa.
“Alhamdulillah kami bersyukur aantusias masyarakat sangat tinggi,” ujar Sunadi usai melepas karnaval.
Tak hanya itu, warga juga terlihat sangat menikmati aneka kesenian tradisional yang ditampilkan. Diantaranya tari topeng, tari jaipong, berokan dan sintren.
Sunadi mengatakan, sedekah bumi merupakan tradisi masyarakat desa Wanakaya yang terus dilestarikan. Selain sebagai bentuk menjaga warisan leluhur, momen tersebut juga menjadi ajang mempererat kebersamaan warga.
“Dan juga dalam rangka mensyukuri melimpahnya hasil pertanian masyarakat dengan doa dan harapan di tahun-tahun berikutnya hasil pertanian terus meningkat,” ujar Sunadi.
Sunadi menjelaskan di Desa Wanakaya setidaknya terdapat 300 hektar lahan pertanian padi dengan hasil sekitar 6-8 ton gabah per hektar. Saat ini mereka telah selesai musim panen dan tengah menyambut masa tanam yang ketiga.
“Selain padi, Desa Wanakaya juga punya durian yang Insya Allah awal bulan November nanti memasuki musim panen,” ujar Sunadi.
Karnaval, kata Sunadi, menjadi pembuka dari rangkaian kegiatan tradisi sedekah bumi. Pada sore hari mereka juga menggelar doa bersama yang dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama dan para sesepuh.
Acara dilanjutkan dengan pementasan wayang kulit semalam suntuk yang digelar di halaman balai desa. Wayang Kulit Karya Utama menampilkan Ki Dalang Anom Arsono dengan lakon Cungkring Nalar.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula tokoh pemuda Jawa Barat sekaligus calon anggota DPRD Jawa Barat dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Tobroni. Ia hadir sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat setempat yang memiliki semangat tinggi menjaga tradisi dan budaya.
“Di Jawa Barat ini khususnya di Indramayu sangat banyak tradisi dan budaya yang masih dijaga dan itu menjadi nilai tersendiri bagi kami. Saya sangat mendukung kegiatan seperti terus dilaksanakan rutin agar generasi muda tidak kehilangan jati diri seiring kemajuan tekolnologi informasi,” ujar Tobroni, yang juga tokoh pendidikan Jawa Barat.
Senada, calon anggota DPRD Indramayu, Amri Amrullah mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam proses membangun desa. Menurutnya salah satu kunci keberhasilan membangun desa ditunjukkan dari tingginya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang digelar pemerintah desa.
“Ini saya kira menjadi cerminan. Masyarakat yang rukun dan kompak mengikuti kegiatan karnaval saya yakin juga bisa guyub membangun desanya untuk lebih maju dan sejahtera,” ujar Amri. (*)