Seruan Darurat, DPP KNPI Minta Dunia Global Tekan Israel Bebaskan Relawan Madleen

Jurnalis: Fahrur Rozi
Kabar Baru, Jakarta – Ketua Umum DPP KNPI Tantan Taufiq Lubis menyatakan Kecaman dan keprihatinannya yang mendalam atas pembajakan dan penahanan yang dilakukan Israel terhadap awak kapal Madleen yang tengah menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza dengan damai, serta menyerukan adanya tindakan global terhadap Israel.
Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia dalam keterangan resminya, yang diterima di Jakarta, Selasa menegaskan tujuan utama misi ini adalah untuk membuka jalan bagi pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Gaza, yang terus ditindas oleh blokade tidak manusiawi yang diberlakukan oleh rezim zionis Israel, yang mengakibatkan kelaparan massal.
Tindakan mencegat dan mengganggu awak armada tersebut dengan jelas menunjukkan tindakan yang disengaja dan kejam untuk mencegah bantuan kemanusiaan yang seharusnya dapat memberikan sedikit bantuan bagi mereka yang paling terdampak, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua,” jelas Tantan Yang Juga National Chapter Non Aligned Movement atau Gerakan Pemuda Non-Blok
Tolub, Sapaan Akrab Ketum DPP KNPI ini menegaskan bahwa blokade terhadap Gaza merupakan bentuk tirani keji yang tidak dapat diterima oleh nilai-nilai kemanusiaan universal.
DPP KNPI menekankan bahwa masyarakat internasional tidak boleh tinggal diam dan harus bersatu melawan tindakan yang melanggar prinsip-prinsip keadilan, martabat, dan hak asasi manusia ini.
Pemuda Indonesia menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera mendesak rezim apartheid zionis Israel agar mengakhiri blokade yang kejam dan mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan apa pun kepada rakyat Gaza.
Diberitakan sebelumnya kapal bantuan kemanusiaan Madleen yang sedang menuju Gaza bersandar di Pelabuhan Ashdod, Israel, Senin, setelah pasukan Israel mencegat kapal tersebut dan menangkap semua relawan yang berada di dalamnya. Madleen merupakan nama kapal yang ditumpangi oleh 12 aktivis solidaritas Palestina berasal dari Jerman, Prancis, Brazil, Turki, Spanyol dan Belanda termasuk aktivis lingkungan Swedia Greta Thunberg dari pelabuhan Catania, Sisilia, Italia pada Minggu (1/6) menuju Jalur Gaza di Palestina, Minggu (8/6) malam dan sempat dilaporkan hilang kontak.