Pembangunan Kembali Rumah Sang Proklamator Kemerdekaan RI
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA- Rumah tempat kelahiran Bung Hatta, Sang Proklamator Kemerdekaan RI berada di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi, Sumatera Barat. Fisik asli rumah tersebut sudah runtuh di tahun 1960-an, tetapi atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah tersebut dibangun ulang sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa kecil sang proklamator di Kota Bukittinggi.
Pada November 1994 sampai dengan Januari 1995 dimulailah penelitian untuk mendapatkan bentuk rumah yang akan dibangun. Didasarkan kepada foto yang ada dalam memoar Bung Hatta dan beberapa foto yang masih disimpan oleh keluarga, dimulailah menginterpretasikannya ke dalam gambar perencanaan.
“Pada tahun 1994 dibangunnya, dan selesai pada tahun 1995. Ini tidak mengubah bangunan. Jadi dahulu bangunan ini sudah hancur, hancurnya saat zaman Belanda, dan tanah ini sempat dibeli oleh penduduk asli sini, pemilik Toko Sabar. Sebenarnya bangunan ini sampai depan sana, karena ada pelebaran jalan, jadi hanya segini yang bisa dibangun,” ujarnya salah seorang tour guide Rumah Kelahiran Bung Hatta, Susi Susetiowat.
Salah satu bukti pergeseran lokasi ini adalah letak sumur yang semula berada di belakang rumah, kini bergeser ke dalam kamar salah satu paman Bung Hatta, Idris. Di masa lalu, bagian depan bangunan langsung menghadap ke sawah milik kakek Bung Hatta. Tetapi seiring perkembangan Kota Bukittinggi, sawah tersebut kini menjadi Jalan Soekarno-Hatta.
“Mangkanya ada sumur di dalam kamar, ini yang satu-satunya asli hanya sumur tua ini. Sampai sekarang masih dipakai juga airnya, dialiri di teras dan di atas,” ujarnya.
Ruang utama di lantai bawah dan lantai atas digunakan untuk memajang berbagai dokumentasi tentang perjalanan hidup Bung Hatta. Wisatawan dapat melihat bagian silsilah keluarga Bung Hatta, baik dari pihak ibu maupun ayahnya, bagan tersebut terpampang di dinding sebelah kiri dari pintu masuk.
Di kamar yang terletak di belakang rumah ini, pengunjung juga dapat menemukan koleksi berupa sepeda ontel tua, dan dokar tua yang dahulu pernah dipergunakan Bung Hatta semasa mudanya. Di belakang kamar tersebut merupakan kamar Bung Hatta saat masih bujang.
“Semua barang-barang yang ada di sini juga replika, jadi meniru barang-barang yang ada di foto dahulu kala,” pungkasnya.
Untuk mengembalikan suasana lalu, rumah ini juga dilengkapi dengan peralatan seperti tempat tidur (kui) kuningan dari Inggris, kero hitam (tempat tidur hitam), tempat tidur ukir yang digunakan oleh Sang Proklamator Kemerdekaan RI itu, serta perabotan lainnya seperti kursi, meja, dan beberapa koleksi foto serta lukisan yang berasal dari pihak keluarga.
Berlatar sejarah inilah, pemerintah menetapkan Rumah Kelahiran Bung Hatta sebagai gedung warisan bersejarah yang perlu terus dijaga dan dilestarikan.