Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Surya F Adimansyah: Kiai Said dan Kiai Marzuki Sukses Pimpin NU

Surya F. Adimansyah, Pengamat Intelijen dan juga simpatisan Nahdhatul Ulama. (Foto: kabarbaru.co)..

Jurnalis:

KABARBARU, JAKARTA – Surya F. Adimansyah, Pengamat Intelijen yang juga simpatisan Nahdhatul Ulama mengatakan bahwa Said Agil Siradj dan Marzuki Mustamar adalah potret dua orang tokoh yang sukses memimpin Nahdhatul Ulama (NU).

Said Agil Siradj dalam pandangannya adalah seoranh Kiai yang Alim dan Allamah, kokoh secara keilmuan, begitu pula Kiai Marzuki Mustamar. Bahkan, Kiai Marzuki Mustamar juga dinilai punya kapasitas manajerial yang baik.

Jasa Penerbitan Buku

Pria yang mengaku Kader muda NU tersebut mengatakan Kyai Said Sukses di tingkat nasional memimpin NU melalui penguatan nilai aswaja, menangkal ideologi dan gerakan yang mencoba menghancurkan agama, bangsa dan negara.

Dia menegaskan, di era Kepemimpinan Kyai Said juga bertumbuh kembang Universitas NU dan fasilitas sosial seperti rumah sakit. “Peran serta NU dalam pengelolaan dana umat untuk umat juga berkembang pesat dengan makin majunya LAZISNU”, paparnya.

“Jawa Timur juga tidak kalah berprestasi, Kyai Marzuki Mustamar mampu memupuk nilai Aswaja di seluruh wilayah Jawa Timur. Prestasi dalam bidang ekonomi juga Jatim paling maju. BMT tumbuh pesat dan berkembang di Jatim,” kata Surya F Adimansyah saat dihubungi Kabarbaru.co di Jakarta, Senin (1/11/2021).

Oleh karena itu, ia menilai bahwa momen muktamar nanti adalah momen konsolidasi NU secara kelembagaan, salah satunya untuk melanjutkan serta memaksimalkan potensi kader kader terbaik NU.

“Momen Muktamar salah satu agendanya adalah pergantian kepemimpinan di NU. Alangkah dahsyatnya bila kekuatan KYAI SAID yang Aalim Allaamah dan Kyai Marzuqi yang kuat manejerialnya dan punya pengalaman memimpin di wilayah basis terkuat NU, digabungkan membawa NU menuju siklus 28 tahun ke empat Kebangkitan NU,” pungkas Surya F Adimansyah.

Ia memaparkan, mengutip KH. Hasyim Wahid bahwa fase 1928 hingga 1954 adalah fase Kebangsaan/wathaniyah. Lalu 1954 sakpai 1982 adalah fase Politik/Siyasah, ditandai dengan NU menjadi parpol. Kemudian fase 1982 hingga 2010 adalah Tashwirul Afkar, pengembangan pemikiran, ditandai dengan lahirnya begitu banyak intelektual muda NU. Dan kini, fade 2010 sampai 2018 nanti adalah fase Iqtishadiyah, pengembangan ekonomi umat.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store