Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Santri Harus Berperan Aktif dalam Menangkal Gerakan Intoleran

Potret Kegiatan Webinar Internasional Peringatan HSN 2021 RMI PBNU Seri kedua (Foto: dok/istimewa).

Jurnalis:

KABARBARU, JAKARTA – Fenomena munculnya kelompok intoleransi di tanah air cukup mengkhawatirkan untuk masa depan agama, kerukunan serta keutuhan bangsa, dan negara Kesatuan Republik Indonesia.

Akibatnya, para santri, sebagai penerus masa depan bangsa Indonesia, memilki tanggung jawab besar untuk mengantisipasi fenomena membahayakan tersebut dengan serius.

Jasa Backlink & Press Release

Sumanto Al Qurtuby, Dosen King Fahd University of Petroleum dan Minerals Dhahran, Saudi Arabia menegaskan bahwa kelompok intoleran tersebut apabila tidak diantisipasi dapat membahayakan kelompok-kelompok moderat di Indonesia.

“Kelompok-kelompok ini (intoleran) ke depan jika tidak diantisipasi dengan baik mereka bukan hanya membahayakan non muslim atau kelompok minoritas agama saja, tetapi juga kelompok-kelompok Islam moderat seperti santri dan NU ke depannya. Itu sudah sangat pasti sekali dan itu sudah terjadi diberbagai macam negara,” kata Sumanto.

Hal itu ia ungkap saat menjadi pembicara dalam Webinar Internasional Peringatan Hari Santri 2021 RMI PBNU Seri kedua, dengan tajuk ‘Santri Membangun Negeri: Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya dan Revolusi Teknologi’, Kamis (21/10).

Selain mengancam kebhinekaan, Sumanto juga mengungkap kelompok intoleran itu ancaman bagi tradisi dan kebudayaan, eksistensi kebangsaan atau nasionalisme, fondasi kenegaraan, juga ancaman bagi kemajuan dan kemodernan negara.

“Kenapa kita para santri perlu dan harus menyikapi ini dengan serius karena kelompok-kelompok ini memang menjadi ancaman yang serius bukan hanya bagi kita sebagai santri, NU dan pesantren tetapi juga ancaman bagi bangsa dan negara kebhinekaan Indonesia di kemudian hari,” ujar Direktur Nusantara Institute itu.

“Kita sebagai santri turut berperan aktif, baik di dunia maya maupun di dunia nyata, kita harus betul-betul berperan aktif sesuai dengan prosesi, kapasitas dan kemampuan kita masing-masing. Santri jangan menjadi silent majority harus menjadi noise majority,” tukas Sumanto.

Acara Webinar seri kedua ini dihadiri oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, Ketua Ketua RMI PBNU Abdul Ghofar Rozin dan lima intelektual Nahdlatul Ulama dari berbagai bidang dan konsentrasi masing-masing sebagai pembicara.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store