PMII SULSEL-SULTRA Melanggar Kesepakatan Mediasi
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA– Setelah sempat dihadang oleh massa PMII Sulsel-Sultra, Muhammad Abdullah Syukri ditemani oleh Sekjend dan Bendum PB PMII pada akhirnya dapat menemui rombongan massa tersebut. Pada kamis (13/01) dinihari, BPH PB PMII melakukan dialog dengan beberapa perwakilan PMII Sulsel-Sultra.
Pertemuan ini dimediasi oleh warga yang beberapa waktu sebelumnya juga terlibat pada kericuhan di sekitar kantor PB PMII. Mediasi tersebut turut disaksikan oleh PB IKA-PMII yang diwakili oleh Sudarto.
Selama dua jam, pertemuan berlangsung kondusif dibandingkan di waktu-waktu sebelumnya. Pada akhirnya mediasi menghasilkan beberapa kesepakatan antara PB PMII dan rombongan PMII Sulsel-Sultra. Pada prinsipnya, kedua belah pihak bersepakat untuk mengakhiri segala konflik dan berkomitmen menyelesaikan masalah lewat cara-cara yang damai.
Bendahara Umum PB PMII yang bertemu media setelah proses mediasi, memberikan keterangan terkait hasil-hasil pada mediasi tersebut. Menurut keterangannya, rombongan PMII Sulsel-Sultra telah bersepakat untuk mengosongkan kantor PB PMII serta menurunkan banner provokatif yang sempat dipasang. Sementara itu di pihak PB PMII, mereka menerima masukan dan akan menindaklanjuti poun-poin yang diajukan oleh rombongan PMII Sulsel-Sultra.
“Massa aksi juga bersepakat untuk tidak lagi melakukan kerusuhan yang dapat berdampak pada warga sekitar”. Terang Pandji, Bendahara Umum PB PMII.
Namun situasi yang terpantau sampai saat ini, rombongan PMII Sulsel dan Sultra belum juga melaksanakan kesepakatan mediasi tersebut. Banner bernada provokatif yang dimaksud belum juga diturunkan. Kamis (13/01) siang beberapa massa PMII Sulsel dan Sultra juga masih terlihat menduduki kantor PB PMII.
Pengurus PB PMII, Ali sangat menyayangkan inkonsistensi yang dipertontonkan rombongan PMII Sulsel-Sultra tersebut.
“Disaat pengurus PB PMII terus mencari jalan penyelesaian, saya rasa rombongan PMII Sulsel-Sultra ini sedari awal memang tidak mempunyai itikad baik sama sekali.” Tutur Ali.
Ali menambahkan, narasi awal yang dibawa oleh rombongan PMII Sulsel dan Sultra tidak sesuai dengan sikap mereka di lapangan.
“Di awal kedatangan mereka menyampaikan narasi yang seolah-olah ingin memperbaiki kekacauan yang ada di PB PMII. Namun pada akhirnya kita bisa lihat ujungnya kemana, justru mereka yang sebetulnya sedang menghancurkan PMII secara perlahan.” Sambung Ali.
Menurut Ali rombongan PMII Sulsel-Sultra kerap melakukan framming yang menyudutkan PB PMII. Pertama, mereka melakukan framming bahwa BPH PB PMII sengaja menghilang. Kedua, mereka melakukan framming bahwasanya Ketua Umum telah gagal menjalankan organisasi dan tidak melaksanakan AD/ART.
“Namun pada faktanya, rombongan PMII Sulsel-Sultra ini yang justru berkali-kali menghambat proses dialog yang terus diupayakan oleh PB PMII. Mereka memukuli Sekjend, mereka membuat rusuh disekitar PB PMII, lalu mereka melanggar poin-poin kesepakatan yang bahkan disaksikan oleh perwakilan warga dan IKA-PB PMII. Ini sungguh perbuatan yang meruntuhkan marwah organisasi kita” tutup Ali.