PMII Desak Kapolda Jatim dan Kapolres Malang Dicopot
Jurnalis: Wafil M
Kabar Baru, Jakarta- Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) meyakini Kapolri Jenderal Listyo Sigit akan mengusut tuntas tragedi di Stadiun Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 125 orang dan ratusan lainnya luka-luka.
“Sudah jelas menembak gas air mata ke suporter diharamkan oleh FIFA. Stadium Safety and Security Regulation pasal 19 jelas melarang gas air mata dan senjata api masuk stadiun, tapi polisi melanggarnya,” kata Wasekjen Kaderisasi PB PMII Ragil Setyo Cahyono yang berasal dari Cabang PMII Kota Malang, Minggu 2 Oktober 2022.
Ragil mendesak, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta dan Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat harus dicopot dari Jabatannya. Ia meminta, tragedi ini harus segera diusut secara tuntas dan terang benderang.
Bukan hanya pihak polisi, Ragil mendesak, Panpel dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) harus bertanggungjawab. Sebab, Panpel dan PT LIB telah mengabaikan anjuran untuk menggelar pertandingan sore hari. Sekaligus telah lalai dalam menegakkan UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan terkait perlindungan suporter.
“Atas penolakan anjuran untuk menyelenggarakan pertandingan sore hari, LIB harus bertanggungjawab dan menanggung konsekuensi ini. Jangan hanya berfikir untung, tapi wajib memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan,” pintanya.
Selain itu, Ragil meminta, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk mundur dari jabatannya. Pasalnya, Ketua Cabang PMII Kota Malang periode 2017-2018 ini menilai, induk dari sepakbola nasional tersebut tak becus mengurus sepakbola.
Menurut lembaga penelitian Save Our Soccer (SOS), setidaknya sudah ada 78 suporter bola yang tewas sejak Januari 1995 sampai Juni 2022. Tragedi Kanjuruhan ini, sebut Ragil menjadi pilu mendalam bagi dunia sepakbola tanah air.
“Sepakbola tanah air belum memperlihatkan tren positif dalam aspek keamanan dan keselamatan penonton. Maka Iwan Bule harus mundur dari Jabatannya,” ungkapnya.
Secara tegas, Alumnus Universitas Negeri Malang ini menyatakan, tragedi Kanjuruhan bukan bentrok Suporter antara Aremania dengan Bonek. Oleh karena itu, investigasi kepolisian harus memperoleh hasil yang akurat dan transparan.
“Mari kita kawal bersama-sama agar penyelidikan tragedi Kanjuruhan mendapatkan hasil yang benar-benar valid. Dan tidak ada keberpihakan aparat,” pungkasnya.