Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Eskalasi Konflik Global Pasca Gagalnya Coup De Etat Wagner Grup

Pancasila
Penulis: Surya Fermana, Pemerhati Intelijen dan Keamanan.

Editor:

Kabar Baru, Opini- Selama 48 jam situasi menegangkan terjadi di Rusia tatkala Wagner Group memasuki kota Rostov dan menduduki markas pertahanan tentara Rusia di Kota itu dan tidak hanya sampai di Rostov, Wagner grup terus melaju menuju Moskow hingga hampir 200 KM sebelum akhirnya mereka mundur. Tujuan ke Moskow mereka mau merebut kepemimpinan militer yang dianggap lemah dan berkhianat pada Putin selama perang Rusia-Ukraina berlangsung.

Dalam keterangan resmi Pimpinan Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan mereka mundur karena tidak ingin ada pertumpahan darah di antara sesama Rusia dan tujuan mereka hanyalah protes terhadap militer Rusia yang lemah. Presiden Belarusia Lukashenko menjadi juru damai antara Pemerintah Rusia dan Wagner Grup.

Jasa Backlink

Di saat gejolak hampir berakhir Putin berpidato akan segera meredam gejolak internal, dia berterimakasih kepada seluruh warga Rusia yang bersatu padu mengatasi tantangan dan dia menerima opsi damai yang dimediasi Lukashenko.

Pelbagai spekulasi, prediksi dan analisa muncul pasca kudeta gagal Wagner grup tersebut. Analisa paling sederhana menunjukan kekuatan Putin mulai melemah, sudah ada mulai perlawanan internal setelah lebih 20 tahun tanpa ada perlawanan serius selain konflik Checnya.

Memang semenjak mulai perang Rusia-Ukraina pelaku, pakar dan pengamat militer Barat selalu mengatakan Putin lemah dan menderita Paranoia sehingga berbuat kejam dalam perang Rusia-Ukraina. Intinya Putin tinggal menuju kehancuran.

Pandangan lain menganggap gagalnya kudeta Wagner membuat posisi politik Putin di dalam negeri makin menguat. Semua pihak termasuk oposisi mendukung Putin dan mengecam tindakan Prigozhin dan FSB lembaga intelijen dalam Negeri Rusia memulai investigasi kudeta gagal Wagner. Putin meminta Wagner tanda tangan kontrak menjadi bagian militer Rusia dan bila tidak bersedia dipersilakan kembali ke rumah masing-masing.

Tanda-tanda Kudeta Wagener sudah tercium semenjak adanya pertemuan Prigozhin dengan intelijen Ukraina bahkan dalam perjalannya ke Afrika memonitor pasukan Wagner di sana dia bertemu pihak intelijen Barat. Salah satu hasil hubungan Prigozhin dengan Ukraina adalah bocornya lokasi tentara Rusia kepada Ukraina sehingga mudah diserang Rudal Himmar.

Prigozhin juga selalu berdalih kekurangan amunisi dan menyalahkan kementerian pertahanan padahal dia menimbun amunisi untuk persiapan kudeta. Namun selain berkontak dengan intelijen Ukraina, Prigozhin juga tetap kontak dengan intelijen militer Rusia dan di situlah terjadi “game Intel” Prigozhin jadi agen ganda tapi dia juga diikuti terus pergerakannya oleh Intelijen Rusia sampai akhirnya terjadi aborsi kudeta.

Sedangkan Analisa terbaliknya adalah kudeta itu hanya sandiwara antara Putin dengan Prigozhin toh Prigozhin sendiri bekas koki Putin. Posisi Prigozhin sekarang dikabarkan sedang berada di Belarusia dan muncul rumor satu kolom pasukan Wagner telah tiba di Belarusia. Bersamaan dengan rumor tersebut Lukashenko membuat statement meminta tentara Belarusia siaga penuh karena adanya ancaman Barat.

Deretan peristiwa itu membuat NATO menambah pasukan menjadi 30 Ribu di Perbatasan Belarusia. Walhasil analisa apapun dari lemahnya Putin yang paranoid sampai Kudeta Sandiwara ujungnya adalah meluas dan meningkatnya konflik Rusia-Ukraina. Konflik akan spill over ke wilayah lain terdekat. Belarusia titik panas baru pertarungan peradaban Barat vs Rusia.

 

*) Penulis adalah Surya Fermana, Pakar dan Pemerhati Geopolitik

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store