DEMA PTKIN se-Indonesia Kecam Tindakan Represif Terhadap Mahasiswa di UIN Makassar dan UIN Jember
Jurnalis: Genta
KABARBARU, JAKARTA– Dewan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri se-Indonesia (DEMA PTKIN) melalui Koordinator Pusat DEMA PTKIN mengecam tindak represif yang mengorbankan massa aksi mahasiswa UIN Makassar dan UIN Jember.
“kami (DEMA PTKIN se-Indonesia) mengecam keras dan menyayangkan aksi unjuk rasa yang berujung tindak represif sehingga mengorbankan massa aksi dari mahasiswa UIN Makassar dan UIN Jember,” tegasnya saat dihubungi kabarbaru.co. Senin, (21/02/2022).
Sebagai informasi, Aksi unjuk rasa mahasiswa UIN Makasssar yang berujung bentrok di Gedung Rektorat, Kampus II UIN Alauddin Makassar pada hari Jumat (18/02/2022). Sedangkan Aksi unjuk rasa mahasiwa UIN Jember dihari Minggu (20/2/2022).
Onky sapaan akrab koordinator pusat DEMA PTKIN meminta kepada pimpinan kampus UIN Makassar dan UIN Jember untuk menerima tuntutan-tuntutan yang dilayangkan mahasiswa-mahasiswanya, karena ini merupakan ikhtiar yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Makassar dan UIN Jember.
“kita meminta kepada pimpinan birokrat yang ada di UIN Makassar dan UIN Jember agar mengabulkan tuntutan-tuntutan dari massa aksi UIN Makassar dan UIN Jember, bukan malah acuh tak acuh dan mengakibatkan bentrok, padahal yang kawan-kawan ikhtiarkan adalah hal kebaikan untuk keberlangsungan Pendidikan ditengah Pandemi” tegas Onky.
Terkait bentrokan, kata Bima, massa aksi UIN Jember, lebih tepatnya ratusan mahasiswa hanya bertahan terhadap pihak keamanan kampus yang akan membubarkan massa aksi.
“Tidak hanya dari pihak keamanan kampus, warga juga diprovokasi untuk ikut membubarkan. Termasuk sebelum ada bentrokan, datang satu kompi polisi dari Polres Jember. Kita bertahan, tidak ingin membubarkan diri. Karena maksud aksi kami belum diterima pihak kampus. Tadi sekitar pukul 18.00 WIB, Rektor (Babun Suharto) juga datang tapi tidak bermaksud menyelesaikan atau menjawab tuntutan kami,” ungkap Bima.