Peran Guru Dalam Kacamata Ki Hadjar Dewantara

Editor: Ahmad Arsyad
KABARBARU, OPINI– Pendidikan menjadi persoalan yang harus di perjuangkan serta di perhatikan oleh pemerintah dan masyarakat, karena salah satu akar rumput kemajuan dari bangsa adalah seberapa besar kemajuan pendidikannya. Peran pendidikan dalam kemajuan bangsa salah satunya tolok ukur yang signifikan, sehingga peran seorang guru sangat besar dalam mengembangkan pendidikan di indonesia.
Kemajuan pendidikan di era modern saat ini tidak lepas dari salah satu peran bapak pendidikan serta pahlawan kita yaitu K. Hadjar Dewantara, dengan konsep yang sangat luar biasa sehingga saat ini pendidikan berkembang dengan sangat pesat. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah pendidikan yang berbasis memerdekakan, tujuan awal pendidikan adalah kemerdekaan. Memberikan ruang se-merdeka-merdekanya terhadap setiap orang. Merdeka berarti setiap orang bisa memilih apa saja, dengan catatan atas dasar saling memberikan menghargai terhadap kemerdekaan orang lain.
Pendidikan yang pertama kali didirikan Ki Hadjar Dewantara adalah National Onderwijs Institute atau lebih dikenal Taman Siswa. Sekolah yang didirikan pada tanggal 3 Julia 1922 di Yogyakarta, dengan prinsip dasar yang dikenal di sekolah adalah sebagai Patrap Triloka prinsip ini yang kemudian digunakan sebagai pedoman bagi para Guru di Indonesia.
Konsep pendidikan yang dikenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara serta sangat terkenal adalah Momong, Among, dan Ngemong yang kemudian menjadi tiga prinsip dasar kepemimpinan dalam pendidikan kita yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Apabila hikakat dari semboyan yang di kenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara benar-benar diterapkan dalam dunia pendidikan dengan baik dan benar akan memberikan dampak positif bagi diri kita sebagai Guru atau pada generasi muda bangsa yang akan datang.
Ing Ngarsa Sung Tuladha. Ketika didepan memberikan tauladan, makna dari semboyan yang pertama ini, memberikan sebuah arah pemikiran pada seorang guru. Bahwa guru harus mampu membimbing serta memberikan contoh pada para siswanya, baik itu sikap, perbuatan, dan pola pikirnya. Apalagi dengan sistem kurikulum yang ada di negara kita yaitu kurikulum 2013 seorang guru dituntut mampu mengayomi dan membentuk karakter dalam diri siswa agar bisa bertanggung jawab, jujur, menghargai, disiplin, serta kompeten dalam bidang-bidang pendidikan, dan peduli (toleran, gotong-royong). Oleh sebab itu dengan guru memberikan disiplin contoh yang baik pada setiap siswa akan memberikan tumbuh karakter diri yang baik sesuai dengan yang diharapkan, dengan kata lain guru merupakan publik figur yang di guguh dan ditiru oleh siswa apa yang berikan serta di contohkan seorang akan dijadikan pola perilaku oleh siswa, maka dari itu guru harus mampu memberikan bimbingan yang baik dengan akhlak yang luhur.
Ing Madya Mangun Karsa. Ketika berada ditengah memberikan semangat atau ide-ide, seorang guru memiliki hak dan peran penting dalam pendidikan yaitu memberikan petikan semangat serta stimulus agar tercipta prakarsa dan ide dalam diri setiap siswa dalam proses pembelajaran. Dilihat dari arti mendalam semboyan ini, kehadiran guru ditengah-tengah siswa memiliki peran yang signifikan dalam mengembangkan daya pikir kritis dari setiap siswa dalam membentuk kemampuannya. Oleh sebab itu motivasi yang diberikan guru pada siswa atau anak didiknya sangat dibutuhkan agar giat dalam belajar, dengan begitu situasi belajar mengajar kondusif dan nyaman, sehingga guru dapat leluasa dalam memberikan bimbingan dan inspirasi kepada anak didiknya.
Tut Wuri Handayani. Ketika dibelakang memberikan rasa semangat, hakikat semboyan ini memberikan pandangan pada guru untuk selalu merawat anak didiknya dengan tetap mengkontrol serta memberikan arahan dengan baik dan benar, seorang guru tidak hanya memberikan didikan dan arahan pada anak didiknya dalam situasi ruang kelas atau dalam saat bersama saja, tetapi menjadi kontrol dalam situasi apa saja, karena sorang guru juga berperan penting dalam menentukan masa depan anak didiknya. Dengan adanya semboyan yang di kenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi konsep yang cukup memantik seorang guru menjadi pengayom anak didiknya. Dengan begitu mereka merasa selalu di perhatikan dan selalu mendapatkan pikiran positif dari gurunya, sehingga tidak terpaku dalam situasi sekarang saja tapi menatap lebih tajam kedepan.
Berdasarkan konsepsional trilogi pendidikan yang di gagas oleh Ki Hadjar Dewantara diatas, peran seorang guru sangat menentukan sebuah perkembangan dunia pendidikan di Indonesia serta peran guru sangat jelas adalah memberikan pengayoman dan didikan yang baik dalam membentuk karakter diri siswa atau peserta didiknya. Ada beberapa yang intim dimiliki oleh seorang pendidik atau guru yaitu menguasai, memahami kompetensi dari setiap peserta didik, menggunakan metode yang bervariasi, dan memahami perkembangan zaman. Sehingga guru dapat mengadaptasikan dan mengimplementasikan pada siswa dengan leluasa dan baik.
Peran seorang guru sangatlah penting dalam roda pendidikan di negara kita, sebagai orang yang menentukan nasib dari setiap anak didiknya dalam dunia pendidikan, membentuk karakter, dan memberikan bimbingan pola pikir dari setiap anak didik dengan sistem mengayomi dalam setiap prosesnya, Peran pendidik atau guru adalah sebagai fasilitator dan motivator peserta didik dangan memberikan arahan bagi peserta didik.
Berdasarkan penjelasan yang panjang lebar menurut Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidik terdiri dari orang tua, guru atau pemimpin, seperti pemimpin spritual. Dari setiap anak didik tidak terlepas dari pengawasan orang tua. Inilah peran penting guru dari perspektif Ki Hadjar Dewantara dalam simpulan yang sedikit saya bisa sampaikan melalui sebuah coreta tulisan yang jauh dari kata sempurna.
- Penulis adalah Moh. Yani, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura, sekarang aktif di PMII dan IMR-UTM.
- Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co