Demi Wajah Kota, Puluhan PKL di Cikopo Purwakarta Akan Direlokasi ke Tempat yang Lebih Layak

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Pemerintah Kabupaten Purwakarta melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) akan merelokasi puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini berjualan di sekitar lampu merah dan bahu jalan kanan-kiri di Jalan Raya Cikopo, Kecamatan Bungursari.
Penertiban ini merupakan bagian dari upaya penataan kawasan perkotaan agar lebih tertib, nyaman, dan estetis.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Kabid Trantibum) Satpol-PP Kabupaten Purwakarta, Teguh Juarsa, menyampaikan bahwa relokasi ini dilandasi komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan kota yang lebih tertata, sekaligus tetap memberikan ruang usaha yang layak bagi para pedagang.
“Latar belakang relokasi ini adalah demi mewujudkan keindahan dan ketertiban kota. Pemerintah daerah ingin memastikan aktivitas ekonomi masyarakat tetap berjalan tanpa mengorbankan keindahan dan kenyamanan lingkungan,” ujar Teguh Juarsa, Selasa (13/5).
Sebanyak 40 pedagang akan dipindahkan ke lokasi baru yang telah disiapkan oleh pemerintah daerah di atas lahan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), yang dikelola oleh Jasa Marga. Pemkab Purwakarta telah menjalin kerja sama dengan instansi terkait untuk memastikan lokasi relokasi tersebut memenuhi standar kenyamanan dan kelayakan usaha.
“Kami telah menyediakan tempat relokasi di lahan Jasa Marga yang merupakan aset Kementerian PUPR. Lokasi tersebut dibangun dengan konsep yang lebih tertata agar mendukung kenyamanan pedagang maupun pengunjung,” jelas Teguh.
Teguh juga menambahkan bahwa proses relokasi dilakukan secara persuasif melalui sosialisasi dan dialog intensif dengan para pedagang. Pemerintah mendengarkan aspirasi dan kebutuhan pedagang agar tempat relokasi benar-benar sesuai dengan harapan mereka.
“Dalam mekanismenya, kami mengutamakan pendekatan yang humanis. Kami mendengarkan masukan dari para pedagang mengenai kebutuhan fasilitas dan kekurangan yang ada, sehingga tempat baru benar-benar nyaman bagi semua pihak,” tambahnya.
Meski begitu, Teguh tidak menampik adanya sejumlah tantangan dalam proses relokasi ini, terutama terkait waktu pelaksanaan dan pembongkaran bangunan lama milik para pedagang. Namun demikian, ia tetap optimistis semua kendala bisa diatasi dengan komunikasi yang baik dan kolaborasi antar-stakeholder.
“Tantangan pasti ada, tapi kuncinya adalah komunikasi. Selama semua pihak mau berdialog dan bekerja sama, insyaallah semua bisa kita atasi,” pungkasnya.