Sultan Bachtiar Najamudin: Dari Bengkulu untuk Indonesia – Jejak Pemimpin Visioner yang Membuka Jalan Baru bagi Daerah

Editor: Bahiyyah Azzahra
Oleh: M. AL Husaini (Praktisi AI dan Digital Sektor Publik)
Kabar Baru, Jakarta -Tidak semua pemimpin lahir dari pusat kekuasaan. Ada yang ditempa jauh di pinggiran negeri, di ruang sederhana, di tanah penuh nilai, di kampung halaman yang melahirkan karakter kuat.
Dari Bengkulu, Sultan Bachtiar Najamudin adalah sosok yang membuktikan bahwa cinta tanah air bukan hanya untuk diucapkan, tetapi untuk diwujudkan dalam keberanian memperjuangkan masa depan bangsanya.
Nasionalisme: Dimulai dari Pinggiran, Dibawa ke Pusat
Sultan Bachtiar Najamudin lahir dan besar di Anggut, Pino, Bengkulu Selatan, kawasan yang jauh dari pusat hiruk pikuk politik nasional. Namun, justru dari tanah inilah nasionalisme Sultan bertumbuh kuat. Bukan nasionalisme simbolik, melainkan nasionalisme berbasis keberpihakan nyata kepada rakyat kecil.
Ia memahami betul, kekuatan Indonesia bukan hanya ditentukan oleh Jakarta, tetapi dibangun oleh ketahanan ekonomi, sosial, dan budaya di seluruh pelosok nusantara.
Gagasannya tentang daerah sebagai pilar penting ketahanan nasional ia bawa secara konsisten dalam setiap jejak kariernya. Dari pengusaha, aktivis, hingga kini menjabat Ketua DPD RI periode 2024-2029.
Kepemimpinan Nasional: Visi dari Anak Daerah untuk Indonesia
Sebagai Ketua DPD RI, Sultan Bachtiar Najamudin tidak hanya mewakili Bengkulu. Ia sedang memperjuangkan Indonesia yang lebih inklusif, Indonesia yang mendengar dan memperkuat suara daerah sebagai kekuatan inti bangsa.
Di bawah kepemimpinannya, DPD RI sukses memasukkan empat RUU usulan ke dalam Program Legislasi Nasional Prioritas 2025. Sebuah langkah yang mencerminkan peran aktif DPD dalam proses legislasi negara.
Ini bukan sekadar kerja kelembagaan. Ini adalah bagian dari ikhtiarnya memperbesar ruang peran daerah dalam pembangunan nasional.
Ketahanan Nasional: Dimulai dari Kemandirian Daerah
Salah satu ide penting yang selalu dibawa Sultan dalam berbagai forum adalah keyakinannya bahwa ketahanan nasional Indonesia tidak bisa hanya bertumpu pada pusat.
Ketahanan pangan, energi, ekonomi, bahkan lingkungan, harus dimulai dari kemandirian dan kekuatan lokal. Baginya, Indonesia yang kuat hanya bisa dibangun di atas daerah-daerah yang kokoh, mandiri, dan berdaya.
Inilah gagasan yang ia manifestasikan lewat konsep Green Democracy — demokrasi berbasis keberlanjutan dan keseimbangan lingkungan hidup.
Inspirasi Kepemimpinan: Teladan dari Perjalanan Panjang
Perjalanan hidup Sultan Bachtiar Najamudin adalah cerminan kepemimpinan berbasis proses, bukan privilese.
Mengawali usaha dari servis AC keliling, merintis bisnis dari bawah, mendirikan Asa Karya Group, hingga akhirnya dipercaya menduduki posisi strategis nasional dan berbicara di forum-forum internasional.
Bagi Sultan, perjalanan panjang itu bukan untuk dirinya sendiri. Melainkan untuk menjadi bukti bahwa anak daerah pun bisa berdiri sejajar. Bukan hanya di Jakarta, tetapi juga di panggung dunia.
Dan itulah gagasan yang selalu ia gaungkan lewat sikap hidupnya. Bahwa sejauh apa pun seseorang melangkah, sebesar apa pun ia bermimpi, kembali dan membangun tanah kelahiran adalah kehormatan tertinggi.
Penutup: Jejak Pemimpin Masa Depan Indonesia
Sultan Bachtiar Najamudin bukan hanya mewakili Bengkulu. Ia mewakili mimpi besar banyak anak muda Indonesia — lahir dari pinggiran, tumbuh karena kerja keras, dan berjuang untuk Indonesia dari manapun mereka berasal.
Dalam dirinya, nasionalisme bukan hanya konsep. Ia adalah praktik hidup sehari-hari. Ia adalah visi yang diperjuangkan. Ia adalah jalan panjang yang membuka kesempatan bagi daerah untuk tidak lagi berada di pinggir, tetapi berdiri di pusat peradaban Indonesia.
Maka, nama Sultan Bachtiar Najamudin akan selalu diingat bukan sekadar karena posisinya, tetapi karena teladan dan gagasan besarnya.
Indonesia yang kuat, dimulai dari Daerah.