Mewujudkan Banyak Hal, Meski Jatuh Berulang Kali

Editor: Ahmad Arsyad
- Judul Buku : Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah
- Penulis : Geulbaewoo
- Penerbit : Haru, Jawa Timur
- Tahun terbit : 2021
- Jumlah halaman : 250 halaman
- Harga buku : Rp99.000,-
- Presensi : Ika Fernanda Angriani/242/F
KABARBARU, RESENSI– Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah merupakan buku ke-4 karya dari Geulbaewoo atau dikenal secara profesional dengan nama Baee Woo-hee, salah satu penulis yang berasal dari korea selatan. Ia pemuda bertalenta kelahiran Korea, 21 November 1991. Geulbaewoo merupakan seorang aktris, penyanyi, penulis lagu yang mempunyai pusat konsultasi Bernama ‘Geulbaewoo Study Room’ di dunia. Kurang lebih ada 2.000 orang yang mengunjungi pusat konsultasinya selama satu tahun dengan berbagai macam profesi dan usia yang berbeda. Buku ini ditulis sesuai dengan pengalaman penulis sendiri. Bukan hanya kisah milik penulis seorang, melainkan kisah dan perasaaan yang mungkin juga kita alami.
Siapa yang tidak ingin mewujudkan banyak hal dalam hidup ini? Siapa yang tidak ingin jatuh berulang kali, meskipun sudah mencoba untuk berusaha melakukan yang terbaik akan tetapi usahanya tidak berhasil sedikitpun? Kita semua tentu tidak mengharapkan hal itu terjadi bukan, mengapa? Karena tidak ingin mengalami kegagalan pada hal yang kita usahakan tersebut menjadi tidak berhasil. Akan tetapi, masa itu pasti akan pernah terjadi pada dasarnya adalah “kegagalan merupakan bagian dari menggapai kesuksesan”. Maka dari itu jangan pernah takut untuk mencoba sesuatu yang baru dan memulai kembali dengan rasa optimis, dan percaya pada diri sendiri bahwa kita bisa untuk melakukan hal tersebut .
Lalu bagaimana caranya untuk menghilangkan rasa takut itu yang ada pada diri kita? Rasa takut merupakan hal wajar yang dirasakan pada setiap manusia. Namun, emosi tersebut membuat kita berusaha menghindari situasi yang berbahaya, sehingga orang cenderung tidak berusaha semampunya, ragu terhadap diri sendiri dan tidak mau mencoba sesuatu yang baru. Hal ini membuat kita semakin tidak percaya diri. Maka untuk menghilangkan rasa itu adalah mempercayai kemampuan sendiri, memberanikan diri untuk mengambil suatu tantangan, mampu menangani situasi yang sulit sehingga bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah diambil.
Buku ini dihadirkan sebagai referensi dan berbeda dengan buku lain yang pernah saya baca. Awalnya saya kira buku ini adalah sebuah buku motivasi seperti seminar-seminar motivasi yang pernah saya temui. “Kalau kamu berjuang, pasti kamu akan bisa!” , “Fokuskan pikiranmu dan kamu bisa mencapai apapun yang kamu inginkan!” dan beberapa kalimat penyemangat lain. Kalimat penyemangat yang mungkin membuat kita membara pada detik kita mendengarnya, hanya untuk kita lupakan tiga hari kemudian.
Buku ini bukan kumpulan motivasi seperti itu, yang membuat kita merasa nyaman selama beberapa hari lalu dilupakan begitu saja. Justru disini Geulbaewoo tidak sekali pun memberikan jaminan bahwa kita pasti bisa mewujudkan semua hal. Dia hanya menuliskan kita bisa mewujudkan banyak hal, dan itu sesuai dengan realita dunia. Mungkin bukan hal yang paling kita inginkan, mungkin bukan hal yang paling sempurna, bukan hal yang bisa membuat kita bahagia. Namun, banyak hal itu menjadi bukti bahwa kita telah berjuang.
Geulbaewoo menuliskan pengalaman semasa hidupnya dalam karyanya yaitu “Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah”. Buku ini adalah buku tentang pencarian makna hidup seseorang yang berada di tengah badai quarter life crisis dan bagaimana geulbaewoo melaluinya dengan elegan. Halaman demi halaman, kita bisa melihat bagaimana geulbaewoo bisa belajar dari tiap masalah yang di lalui. Siapa tahu kita bisa belajar satu atau dua hal dari caranya melewati krisis ini.
Dalam hidup, kadang kita merasa lelah dan tidak punya minat terhadap apapun. Pada saat itulah, kita merasa tak berdaya. Jangan menyalahkan diri sendiri karena hal itu. Selama ini, kita selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik. Dalam usaha tersebut kita bisa saja merasa lelah, karena kita hanya terus memperhatikan hal yang kelihatannya baik-baik saja, kita terlalu fokus hanya memikirkan cara untuk bertahan hidup, kita selalu memalingkan muka dari masalah.
Di dalam proses menjalani hidup, banyak hal yang kita pikirkan apalagi akhir-akhir ini pandemi sedang terjadi dan sebelumnya yang kita ingin lakukan menjadi terhambat, sehingga mencari hal-hal yang baru dan memulainya kembali. Ada kalanya dimana kita mengalami titik terendah dalam hidup, merasa lelah akan suatu hal yang telah ingin kita lakukan tetapi tidak berjalan sesuai yang kita rencanakan.
Buku ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami, cara penulisan yang unik serta menghangatkan hati. Dikemas dengan paduan warna yang creamy dan berlambang bunga matahari ini sangat simple dan elegan. Membuat kita lebih tertarik untuk membacanya, selain itu, buku ini bisa menjadi sebuah media perenungan bagi manusia dalam menjalani hidup dan mengatasi kelelahan serta kejenuhan yang dialaminya, menantang kita untuk mencoba berbagai hal guna menemukan passion.
Ada beberapa bagian buku ini yang terkesan agak menggurui atau terlalu biasa. Apalagi untuk penggalan bait-bait yang terlalu ringkas, rasanya seperti membaca unggahan status seseorang yang ada di media sosial. Meskipun begitu, buku ini cukup nyaman untuk dinikmati. Sangat pas dibaca ketika kita sedang jenuh atau butuh ruang untuk menenangkan diri
Tidak ada yang terlambat untuk mulai mencintai diri sendiri. Kita sudah berjuang keras, bertahan melalui hari yang panjang ini untuk dapat melakukan yang terbaik. Saat ada banyak hal yang terasa berat maupun rumit hingga membuat kita ingin menyerah, coba untuk ambil jeda sejenak dan beristirahat. Mungkin kita hanya sedang lelah dan butuh jeda untuk mengisi kembali energi tubuh, lalu berusaha mencoba lagi perlahan agar bisa kembali melangkah ke depan.
- Peresensi: Ika Fernanda Angriani
- Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Malang
- Fakultas : Ilmu Kesehatan
- Prodi : S1 Farmasi
- Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih M. Si
- Tulisan Resensi Buku ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co