Menyoal Pemuda Produktif dengan Karya Sastra
Editor: Ahmad Arsyad
KABARBARU, RESENSI BUKU– Muhammad Hasbullah adalah Penyair, penulis dan Kontributor kreatif Sanggar Seni dan Kepenulisan Paker Revolution yang lahir pada tanggal 10 Mei 2001.
Karya sastranya yang telah terbit antara lain: Kuburan Puisi (Antologi Bersama), Aku Mencintaimu Bagai Nun Sukun (2019), Di kontrakan (2021), dan seperangkat lainnya yang terbit di majalah Al-Ikhwan.
Sastra merupakan proses ejakulasi penulis dengan kata kata, sulit sekali melahirkan karya sastra tanpa merasakan jiwa dari setiap kata dan harmonisasinya bersama penulisnya. Merupakan ekspresi manusia berupa karya tulisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estestis melalui media bahasa.
Juga disebutkan bahwa penyair itu adalah makhluk yang langka, luka dijadikan aksara, duka dijadikan puisi, dan suka dijadikan kata pujangga. Banyak hal yang kita dapat dari karya sastra yang bentuknya terus nomaden, percakapan bersama penulisnya membangun imajinasi yang kemudian menambah bahan diskusi di kemudian hari.
Contohnya dari puisi-puisi Muhammad hasbullah, dia menuliskan puisinya dengan sederhana namun mempunyai makna yang begitu dalam. Pria kelahiran Pamekasan ini, sepertinya sering bergelut dengan romantisme kehidupan, contoh alur didalam puisinya bermacam macam, mulai dari perjalanan hidup, cinta, dan hal unik yang dia temukan. Isi didalam antologi puisi “Kamu Kembali Menelan Hujan” dikantongi oleh latar kota Istimewa Yogyakarta, mungkin penulis memperbanyak cerita puisi di Jogja karena ada hal unik yang ada didalamnya, atau untuk memancing pembaca agar mengunjungi kota yang disebut terbuat dari rindu itu, wallahua’lam.
Berikut salah satu puisinya
SAYIDAN
Yogyakarta menulis air matanya dengan ciri khas angkringan di setiap ribuan jalannya
Melukis hal-hal istimewa dan melahirkan nyanyian-nyanyian musisi lokal
Sayidan darah daging kampoeng Arab tempo dulu
beraliansi menjadi kebanggaan keraton
Membelah aliran Sungai Code
Berhulu dari lereng Gunung Merapi
Bermuara kepada Sungai Opak
Tanpa sengaja melewati lorongnya dengan ontel,
Tanpa sengaja melewati jembatannya dengan puisi
Kenangan ini walaupun seberkas mata memandang, merupakan kesan tak berujung.
Dari tulisan ini, hal yang saya tangkap adalah penulis menyembunyikan lukanya dengan ndolan ketempat yang menyenangkan, sebagai oase ditengah-tengah hiruk pikuknya kehidupan. Merupakan proses menanggapi hidup dewasa yang sangat produktif.
Di bagian judul “Kamu Kembali Menelan Hujan” sudah jelas gurat kesedihan yang di alami penulis, makna yang ditangkap saya adalah dalam puisi yang dihimpunnya merupakan pengalaman pribadi yang berulang-ilang merasakan tersayatnya kepedihan hidup, dan menariknya lagi diksi yang diambil menyuruh kita merasakan betapa indahnya menulis puisi untuk konsumsi pribadi dan khalayak umum.
Juga, ketika saya teliti bagian judul merupakan dua judul puisi yang terdapat dihalaman tengah “Kamu Kembali” dan “Menelan Hujan” unik, dan aneh, namun konsep ini yang jarang digunakan penulis lain, karena judul merupakan gambaran dari semua isi, maka, saya menarasikan bahwa Muhammad Hasbullah mempunyai objek yang dituju, dan subjek yang dialami, Bom! Penulisan seperti ini membuat saya tertarik bagaimana sih dia membangun latar disekitarnya didalam puisi.
Buku Kumpulan Puisi Kamu Kembali Menelan Hujan karya Muhammad Hasbullah ini saya simpulkan bahwa penikmat puisi wajib membacanya. Karena di sini pembaca akan menemukan empat hal yang sangat menarik.
1. ROMANTIS, ciri khas sorang penyair yang meluluhkan hati pecintanya.
2. LATAR KOTA JOGJA, domisili Abol (Sapaanya) yang saat ini di Yogyakarta membuat kita semakin yakin bahwa lukisan puisinya benar-benar nyata.
3. EROTIS, dalam beberapa puisi dalam buku ini ada begitu terasa unsur erotis.
Karena hal tersebut di atas saya sarankan anda yang penikmat puisi sunnah untuk membacanya. Salah satu keunikan dari puisi-puisi Abol dalam buku ini adalah dimasukkannya beberapa kata dari Basa Madura.
Saran dan Kritik
Saran saya tertuju kepada pembaca yang telah membaca resensi yang alakadarnya ini untuk “Menyoal Pemuda Produktif dengan Karya Sastra”.
Kritik saya untuk karya dalam buku ini penulis cenderung tidak memperhatikan alur pada kalimat diatas dan dibawah, beberapa diantaranya saya menemukan kebingungan kepada isi puisi yang ingin disampaikan penulis.
Kekurangan buku ini terletak pada penulisan saja. karena saya menemukan beberapa tipo yang tidak sesuai dengan EYD dan mungkin juga ada bahasa-bahasa tertentu yang sulit mencarinya di KBBI.(*) Wulan di pelataran Basa-Basi Sorwajan
JUDUL : KAMU KEMBALI MENELAN HUJAN
ISBN : 978-602-0848-54-8
PENULIS : Muhammad Hasbullah
PENERBIT : HALAMAN INDONESIA
TAHUN TERBIT : 2021
CETAKAN : PERTAMA, MARET 2021
TEBAL BUKU : 75 HALAMAN
JENIS COVER : SOFT COVER
PERESENSI : RIZQIYAH WULANDARI