Ayah Aku Masih Disini | Puisi-puisi Dias Erfan Erlangga
Editor: Ahmad Arsyad
Hujan dan Rintik Rindunya
Langit biru mulai pudar
Terselimut oleh gumpalan awan menghitam
Akan hadir pesan yang mulai tersampaikan
Hujan telah kembali
Ber aroma pesan yang sebentar lagi di sampaikan
Pada bumi lewat rintik rindunya
Dari waktu yang memberikannya berada
Aku memandang rintik demi rintiknya
Membawa benak berlayar dalam kenangan
Wajah yang kian terbetuk dari rintiknya
Serupa puzzle, sekeping demi sekeping hingga menjelma sempurna
Tak ada lagi tanah berkeluh gersang
Tak ada lagi bunga berteriak kehausan
Dan tak ada lagi rindu yang selama ini mencekam meski tak sembuh secara utuh
Biarlah waktu tak memberiku bertemu
Biarlah semesta tak menyuruhku untuk menghampiri
Yang terpenting hujan telah mengobati
Lewat rintik rindunya yang diharapkan penuh
Dan aku yakin
Semesta dan waktu akan memberikan tempat dan ruang yang akan menjadikan rindu itu tiada
Ayah Aku Masih Disini
Ayah
Tak ada lagi teman yang bisa aku ajak untuk tertawa
Yang ku dengar saat ini hanyalah rintihan ombak yang seakan menghantam jiwa
Aku disini ayah
Sedang bersama rindu yang masih saja menjadi teman sejati
Bersama benak yang masih merangkai kenangan bersamamu ayah
Aku disini ayah
Bersama angin yang membelaiku
Seakan ikut iba atas sepi yang membelenggu
Ayah
Apakah kamu sedang melihatku
Duduk, meratapi pedihnya perpisahan denganmu
Hanya air mata yang mampu memberikan serpihan ketenangan meski hanya sekedar singgah
Ayah
Aku masih disini
Aku Pasti Kuat
Berkali-kali aku jatuh
Tersungkur di atas ketidak berdayaan
Menghantam semangatku yang berkobar
Yang tak memberikan ku bangkit untuk melawan
Awalnya aku merasa akulah orang yang seakan paling bahagia di dunia
Bahkan dalam setiap masalah, mudah melewatinya
Tak pernah ada istilah duri menusuk sampai tulang
Tapi hari ini beda lagi
Terpuruk diantara orang-orang yang terpuruk
Terpukul oleh kerasnya hidup
Bisa di anggap hari ini adalah hari terburuk yang tak pernah aku selami
Tak pernah belajar bagaimana caranya berenang di atas ombak
Cukup di bibir pantai yang pernah aku jajaki
Hampir menyerah menjadi akhir kehidupan
Karna hati yang tidak bisa lagi menahan
Pasrah atas semua keadaan dan apa yang menjadi bagian
Namun waktu masih memberiku sebutir keinginan untuk aku terus bertahan
berusaha kuat meski hidupku terlalu keras
Meski air mata telah mengalir deras
Tuhan
Kuatkanlah hambamu ini dengan segala cobaan
Menapaki setiap masalah dengan hati tenang
Menghadapi setiap lika liku kehidupan
Hingga pada akhirnya luka ku terganti dengan bahagiaku
Aku yakin, aku pasti kuat
Jember, 30 September 2021
Dias Erfan Erlangga, asal Waru Pamekasan Madura. Akrab disapa Dias. Sekarang sedang menempuh sarjana di Universitas KH. Ahmad Siddiq Jember.