Koleksi Museum NTB Akan Dipamerkan Pada Pameran Internasional Islamic Arts Biennale di Arab Saudi

Jurnalis: Muh Arif
MATARAM Kabar Baru.co- Museum Negeri NTB akan mewakili Indonesia untuk berpartisipasi dalam pameran Internasional Islamic Arts Biennale yang yang diselenggarakan oleh Diriyah Biennale Foundation dan disponsori oleh Kerjaan Saudi Arabia. Acara yang digelar di Terminal Haji Barat Bandara Internasional King Abdulazis Jeddah, Arab Saudi dari tanggal 25 Januari sampai 25 Mei 2025 mendatang.
Ada Delapan koleksi Museum Negeri NTB yang akan dipamerkan, adapun diantaranya adalah Cipo Cila, Tajul Muluk, keris Togogan, Keris Gerantim, Kere Alang, Tembe Songke, dan Pekinangan yang merupakan karya seni peradaban Islam.
Akan Perkenalkan Seni Peradaban Islam NTB di Dunia Internasional
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB Aidy Furqan yang didampingi Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam, menjelaskan, dipilihnya koleksi benda bersejarah di Museum Negeri NTB ini merupakan sebuah kesempatan besar untuk memperkenalkan NTB di dunia internasional.
Menurutnya Aidy Furqan, Islamic Arts Biennale tahun 2025 yang bertemakan ‘The Art of Number’ yang merupakan biennale edisi kedua ini didedikasikan untuk seni peradaban Islam. Pada edisi pertama, Indonesia tidak diundang mengikuti pameran ini. Namun, saat edisi kedua Indonesia bersama 20 negara dan 30 Institusi dari seluruh dunia termasuk Indonesia diundang mengikuti pameran.
‘’Keikutsertaan Indonesia dalam partisipasi biennale ini diwakili oleh 3 institusi. Yaitu Museum Negeri NTB, Museum Sonobudoyo (Yogyakarta) dan Perpustakaan Nasional (Jakarta). Pameran ini termasuk pameran terbesar dunia yang yang menampilkan kekayaan dan keberagaman budaya Islam melalui lembaga-lembaga dari berbagai negara,’’ terangnya pada wartawan saat konferensi pers di Museum Negeri NTB, Senin, 7 Oktober 2024.
Keindahan Artefak Islam NTB Sebagai Bentuk Diplomasi Budaya Islam Indonesia
Dijelaskannya, partisipasi Museum Negeri NTB dalam Islamic Arts Biennale ini tidak hanya akan menunjukkan keindahan seni dan artefak Islam dari NTB, tetapi juga merupakan wujud diplomasi budaya dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai posisi negara dengan populasi Islam terbesar yang memiliki kekayaan seni dan budaya Islam yang beragam. ‘’Sehingga partisipasi Museum NTB di Islamic Arts Biennale menjadi bukti nyata bahwa Indonesia bukan hanya kaya akan sumber daya alam. Tapi juga memiliki kekayaan warisan budaya yang berharga di kancah internasional,’’ terangnya.
Selain itu dengan dipamerkannya koleksi benda-benda bersejarah dari NTB di Terminal Haji Barat Bandara Internasional King Abdulazis Jeddah dari tanggal 25 Januari sampai 25 Mei 2025 mendatang menjadi pelipur lara bagi warga asal NTB yang lama berada di luar negeri dan ingat dengan tanah air Indonesia. Aidy mencontohkannya saat dirinya berada di luar negeri, ketika mendengar lagu Indonesia Raya atau bertemu dengan koleksi atau barang yang bertemakan Indonesia ada rasa haru dan rindu dengan tanah air.
Koleksi yang Dipamerkan Representasi Suku di NTB Memiliki Nilai Tinggi dan Asuransi Perlindungan
Hal senada disampaikan Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam. Menurutnya, pihaknya berusaha menyiapkan koleksi benda bersejarah yang dipamerkan di event ini. Koleksi yang akan dipamerkan ini merepresentasikan NTB secara keseluruhan, yakni dari Sasak, Samawa dan Mbojo. Apalagi setiap koleksi benda bersejarah yang dipamerkan ini memiliki sejarah tersendiri.
Selain itu, sebelum benda ini dipamerkan pihaknya sudah membuat rincian koleksi dan nilai dari masing-masing koleksi. Adapun nilai atau harga ini dilakukan oleh tim kurator, setelah itu dikirim ke pihak panitia penyelenggara di Arab Saudi. Begitu juga setiap benda yang didaftarkan in sudah mendapatkan asuransi sebagai bentuk perlindungan.
Benda yang Dipamerkan Gambarkan Islam Ada di NTB Sebalum Abad ke-7
Sementara anggota Dewan Kebudayaan NTB Dr. Baiq Mulianah, menyambut baik keikutsertaan NTB di ajang pameran di Arab Saudi ini sebagai wadah untuk mempublikasikan benda-benda peninggalan nenek moyang di NTB, sehingga akan mampu memperkenalkan Islam NTB di mata dunia.
‘’Sebagai anggota Dewan Kebudayaan dan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama NTB sangat bangga, karena ini adalah momentum penting yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kita bisa mengabarkan kepada dunia bahwa kebudayaan NTB itu memang tersambung jejak peradaban Islamnya itu dari masa awal. Jadi sekaligus juga membantah teori-teori tentang masuknya Islam di Nusantara itu bahwa masuknya itu pada abad ke-7, padahal jauh sebelum itu,’’ ujarnya.
Menurutnya, koleksi yang akan ditampilkan itu sudah mewakili mayoritas suku yang ada di NTB, sehingga pihaknya mendukung pameran di Arab Saudi ini agar pihak luar mengetahui seperti apa perkembangan agama Islam di NTB sejak zaman dahulu.