Dipuji Epidemolog Soal Penanganan Omicron, Khofifah: Kita Harus Terus Bersinergi
Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, SURABAYA – Epidemolog Dr. Windhu Purnomo dalam paparannya di Rakor Kordinasi COVID-19 Bersama dengan Forkopimda memuji langkah penanganan penyebaran covid-19 varian B.1.1.529 (omicron) di Jawa Timur.
Pujian tersebut diberikan atas hasil assessment situasi Covid-19 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 21 Januari 2022 yang menunjukan 8 indikator penentunya, Jatim masuk dalam kategori memadai dan menjadi yang terbaik dengan Kabupaten dan Kota yang masuk level 1 paling banyak di Indonesia.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmedagri) No. 5 Tahun 2022 Jatim memiliki 26 Kabupaten /Kota yang masuk dalam kategori Level 1. Dilanjutkan dengan 11 Kab/Kot dalam kategori Level 2 dan 1 Kabupaten dalam kategori level 3.
Diantara provinsi lain se Jawa-Bali, Jatim masih menduduki peringkat pertama untuk Kab/Kot terbanyak yang masuk dalam kategori level 1.
Lebih detilnya, DKI Jakarta memiliki 6 Kab/Kota dalam kategori Level 2, Jawa Barat memiliki 10 Kab/Kota kategori level 1 dan 17 Kab/Kota kategori level 2, Banten memiliki 8 Kab/Kota kategori level 2.
Jawa Tengah memiliki 16 Kab/Kot kategori level 1 dan 19 Kab/Kota kategori level 2, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki 5 Kab/Kota kategori level 2, terakhir untuk Bali memiliki 9 Kab/Kota kategori level 2.
Untuk diketahui saat ini cakupan vaksinasi dosis pertama di Jatim sudah mencapai 86.99%. Sedangkan untuk dosis pertama dengan sasaran lansia telah mencapai 71.37%.
Atas apresiasi tersebut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga disiplin protokol kesehatan (prokes) dan juga mempercepat vaksinasi bagi yang belum mendapatkan suntikan sama sekali ataupun yang belum lengkap dosis vaksinnya.
Pasalnya, Gubernur Khofifah percaya bahwa perisai untuk melawan varian omicron adalah prokes dan vaksinasi.
“Prokes penting untuk selalu diterapkan, jangan sampai lengah, ini perisai pertama. Begitu juga vaksin, akan menjadi perisai lapis keduanya,” ucap Khofifah, Jumat (28/1/22).
Khofifah menjelaskan, varian baru Omicron ini harus ditangani secara komperhensif tanpa menimbulkan kepanikan dan keresahan ditengah tengah masyarakat.
Terlebih, bedasarkan prediksi dari Menko Marves dan Menkes RI kemungkinan terdapat lonjakan dari mulai pertengahan Februari sampai Maret atau 65 hari dari pernyataan Menkes pada tanggal 16 Januari 2022.
“Bagaimana seluruh elemen di Jawa Timur ini bekerja sama untuk menangani varian omicron secara komprehensif, waspada dan siaga tanpa menyebabkan kepanikan di masyarakat,” ungkap Khofifah.
Berdasarkan data Institute of Tropical Disease (ITD) Unair per 22 Januari 2022 tercatat ada 26 kasus omicron yang tersebar di 7 Kab/Kota di Jatim.
Sedangkan untuk prosentase tracing di Jatim berada dalam kategori memadai yakni 15,16 tiap 1 kasus.
Bahkan, meski tren kasus covid-19 di Jatim mengalami kenaikan Bed Occupancy Rate (BOR) cenderung tidak mengalami kenaikan yakni 1,99%.
Pemprov Jatim, lanjut Khofifah terus menyiagakan fasilitas kesehatan seperti konversi tempat tidur (TT) 30-40 persen dari total kapasitas Rumah Sakit.
Penataan sistem rujukan dan pemantauan isoman dengan pemanfaatan telemedicine juga dioptimalkan.
Selain itu, pemenuhan SDM dan Logistik baik APD, Oksigen hingga Alkes serta pencatatan dan pelaporan data terus disiapkan.
Masih dalam upaya pencegahan varian omicron di Jatim, Pemprov Jatim bersama Forkopimda terus memantau secara ketat penanganan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Khofifah menyatakan, pada tanggal 22 Januari 2022, gelombang PMI tiba di Bandara Juanda sebanyak 129 orang PMI asal kedatangan dari Malaysia.
Sedangkan hari ini, 26 Januari 2022 direncanakan akan datang lagi sebanyak 164 orang.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan serta antisipasi kedatangan PMI, Forkopimda Jawa Timur telah melakukan melaksanakan dengan baik penyambutan kedatangan PMI sekaligus menyiapkan berbagai sarana dan prasarana karantina bagi PMI dengan total 2.990 bed.
Oleh karenanya, Khofifah mengajak seluruh Kab/Kota untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para PMI. Para PMI ini adalah mereka yang telah berjuang di negara lain dan terkadang para PMI di negara mereka bekerja kurang mendapatkan perlakuan baik
“Saya selalu berpesan kepada tim dari Pemprov Jatim jangan dipulangkan saudara kita PMI kembali ke rumah dalam keadaan setengah sehat. Namun harus betul betul sehat,” tegas Khofifah.
“Termasuk juga, saya mohon kepada para bupati/walikota untuk berkenan menjemput PMI yang dinyatakan negatif dan akan pulang ke tempat tinggalnya, mari kita siapkan penjemputan terbaik karena pasti mereka sangat dinanti oleh keluarganya,” tambahnya.
Berkaca dari penanganan lonjakan kasus varian delta pada pertengahan tahun 2021 lalu, upaya kolaboratif dengan mengedepankan pendekatan sains dan kolaboratif mampu menaklukkan varian delta.
“Kita sudah belajar banyak dari pengalaman kita berjuang mendatarkan kurva varian delta. Mari kita bersinergi dan maksimalkan kolaborasi untuk memitigasi lonjakan kasus Omicron di bulan Februari-Maret ini dan menyelamatkan 40 Juta Warga Jatim,” ucap Khofifah.
Selain itu Khofifah mengatakan bahwa sinergitas antara pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, sangat dibutuhkan untuk terus menekan angka covid-19, terkhusus varian Omicron.
“Kita harus bersinergi dan berkolaborasi dalam segala hal pembangunan Jawa timur, dalam hal ini khususnya dalam penanganan Omicron. Kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat terlebih tokoh masyarakat sangat menentukan kerja-kerja kita kedepan,” tutur Khofifah.
“Kita akan terus berikhtiar, semoga pandemi ini segera berakhir,” pungkas Gubernur Jawa timur tersebut.