Peristiwa Pengadangan Kampanye Cabup Indramayu Nina Agustina Tuai Keprihatinan, PDIP dan PKB Imbau Kader Tidak Terpancing

Jurnalis: Nurhidayat
Kabar Baru, Indramayu – Peristiwa pengadangan Calon Bupati Indramayu Nina Agustina, saat berkampanye di wilayah Kecamatan Sukra, berbuntut panjang. Ketua DPC PDIP Indramayu, Sirojudin dan Ketua DPC PKB Indramayu, Amroni, buka suara atas insiden tersebut.
Melalui video yang diterima Kabar Baru, Sirojudin mengaku prihatin atas kejadian yang menimpa putri mantan Kapolri Jenderal (Purn) Dai Bachtiar tersebut. Aksi provokasi yang dilakukan segerombolan pendukung cabup lain itu disebut tidak beretika dan tidak menunjukkan sikap etis dalam berdemokrasi.
“Terkait kejadian kemarin Hari Sabtu di Kecamatan Sukra, di mana calon kami Ibu Hj Nina Agustina dihadang oleh segerombolan orang dari pendukung 02, bagi saya ini tidak etis dan kurang beretika. Karena walau bagaimana dalam berdemokrasi juga harus beretika,” ujar Sirojudin.
Kendati demikian, Sirojudin mengimbau kepada para kader PDIP untuk tetap tenang dan tidak terpancing menyikapi aksi provokasi tersebut. Pihaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada tim advokasi dan hukum Paslon 03.
Sirojudin menegaskan langkah hukum telah ditempuh sesuai aturan yang berlaku. Laporan kepada Bawaslu juga telah disampaikan sebagai tindaklanjut atas persoalan tersebut.
“Saya juga mengimbau kepada seluruh kontestan terutama pimpinan partai politik maupun Ketua Tim Pemenangan untuk memberikan pemahaman politik kepada simpatisan dan kadernya. Bahwa demokrasi harus santun, merebut kekuasaan harus dengan konstitusi bukan dengan arogansi,” ujar Sirojudin.
Senada, Ketua DPC PKB Indramayu, Amroni, mengutuk keras dan prihatin atas aksi provokasi yang dilakukan pendukung paslon lain. Sebagai partai Pengusung paslon 03 Nina-Tobroni, pihaknya meminta semua pihak untuk tidak melakukan aksi provokasi yang berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat.
“Saya mengajak semua paslon untuk berkampanye sesuai aturan yang ada. Jangan memprovokasi, jangan memfitnah, jangan mengadu domba, jangan menghasut dan jangan menyampaikan informasi yang tidak benar,” ujar Amroni.
Ia berharap, Bawaslu sebagai penegak hukum aturan Pilkada dapat menindak tegas para pelaku provokasi. Amroni juga meminta seluruh kader PKB tidak terpancing dan menahan diri dari tindakan yang merugikan.
“Saya yakin masyarakat Indramayu bisa memilah dan memilih informasi yang benar. Mari kita bergerak menjemput kemenangan pada Pilkada Indramayu 27 November 2024,” ujar Amroni.
Seperti diketahui, rombongan Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina mendadak berhenti di tengah jalan saat hendak berkampanye di wilayah Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jumat (1/11/2024).
Bupati petahana itu menghadapi provokasi sejumlah orang yang terlihat mengenakan kaos calon bupati lain.
Berdasar pada video yang banyak tersebar di grup WhatsApp, peristiwa terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Beberapa orang terlihat sengaja mengacungkan simbol calon lain (dua jari) kepada rombongan Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina.
Merasa mendapat adangan, Nina Agustina turun dari mobil dan menghampiri beberapa orang yang memprovokasi. Keributan dan adu mulut sempat terjadi antara rombongan Calon Bupati Nina Agustina dan gerombolan yang melakukan aksi tersebut.
Nina Agustina mempertanyakan alasan pengadangan tersebut sedangkan ia secara baik-baik datang untuk berkampanye.
“Sekarang saya lewat baik-baik, kenapa kamu mencegat saya. Saya sampaikan ke Kapolres Indramayu, saya dicegat sama orangnya Lucky Hakim,” ujar Nina.
Untuk menghindari keributan semakin meluas, Nina Agustina terlihat meredam emosi para pendukungnya. Dia juga meminta pihak kepolisian untuk mengamankan para pelaku provokasi.
“Sudah mundur semua, ini urusan saya. Ini kita bicara hukum sekarang, tolong panggil Kapolsek,” ujar Nina. (*)