OJK Cirebon Nilai Kinerja Sektor Jasa Keuangan Triwulan II Tahun 2024 Tumbuh Positif

Jurnalis: Nurhidayat
Kabar Baru, Cirebon – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon menilai stabilitas sektor jasa keuangan Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning) per Triwulan II Tahun 2024 dalam kondisi stabil terjaga dengan pertumbuhan yang positif.
Sektor Perbankan
Perkembangan kinerja 19 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Kuningan (Ciayumajakuning) pada Juni 2024 mengalami pertumbuhan positif secara yoy yang tercermin dari beberapa indikator.
Kredit BPR tumbuh 1,10 persen menjadi Rp2,10 triliun selaras dengan penurunan Non Performing Loan (NPL) sebesar 5,02 persen dari 24,8 persen menjadi 19,78 persen.
Permodalan BPR yang tercermin dalam Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga dengan baik dengan CAR BPR sebesar 26,23 persen per Juni 2024. Namun demikian, Aset dan DPK masing-masing mengalami sedikit penurunan sebesar 0,63 persen menjadi Rp2,66 triliun dan DPK menurun sebesar 7,17 persen menjadi Rp2,12 triliun.
Terdapat tiga sektor ekonomi yang menjadi fokus penyaluran Kredit BPR di Ciayumajakuning yaitu sektor Bukan Lapangan Usaha-Lainnya sebesar 46,85 persen atau Rp970,86 miliar; sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 36,31 persen atau Rp752,38 miliar; serta sektor Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan sebesar 4,89 persen atau Rp101,37 miliar.
Porsi penyaluran Kredit BPR di Ciayumajakuning terhadap penyaluran kredit BPR di Jawa Barat per Juni 2024 sebesar 12,02 persen. Sementara, DPK yang dihimpun BPR di Ciayumajakuning sebesar 13,16 persen dibandingkan DPK yang dihimpun BPR di Jawa Barat.
“Ke depan, OJK Cirebon akan terus mendorong ekosistem perbankan yang sehat di wilayah Ciayumajakuning dengan terus meningkatkan sinergi, kolaborasi, dan kerja sama yang kuat dengan seluruh pemangku kepentingan,” ujar Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, Jumat (13/9/2024).
Hal ini sejalan dengan Roadmap Pengembangan dan Penguatan BPR dan BPRS 2024-2027 (RP2B) yang diluncurkan pada Mei 2024 lalu, yang membawa peluang kegiatan usaha BPR semakin luas sehingga dapat lebih kontributif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB)
Selain BPR, OJK Cirebon juga melakukan pengawasan terhadap delapan Lembaga Keuangan Mikro/Syariah (LKM/S) dan dua Perusahaan Pergadaian atau Gadai Swasta yang berkantor pusat di Ciayumajakuning.
Kinerja LKM/S di Ciayumajakuning per Juni 2024 menunjukkan penurunan secara yoy.
Pada LKM, terjadi penurunan dari sisi Aset sebesar 10,49 persen menjadi Rp22,13 miliar, Pinjaman yang disalurkan menurun sebesar 23,55 persen menjadi Rp19,69 miliar, dan DPK menurun sebesar 0,36 persen menjadi Rp13,46 miliar.
Sedangkan, kinerja LKMS mengalami pertumbuhan positif yang tercermin dari peningkatan aset sebesar 10,23 persen menjadi Rp34,58 miliar, DPK mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 63,61 persen menjadi Rp20,22 miliar selaras dengan peningkatan Laba sebesar 77,79 persen menjadi Rp572,5 juta. Namun demikian, Pembiayaan yang disalurkan LKMS mengalami sedikit penurunan sebesar 2,87 persen menjadi Rp15,08 miliar.
“Kinerja Perusahaan Pergadaian per Juni 2024 secara yoy mengalami sedikit penurunan yaitu aset menurun 2,20 persen menjadi Rp3,58 miliar dan pinjaman yang diberikan menurun sebesar 29,5 persen menjadi Rp814 juta,” ujar Muntholib.
Kinerja Pasar Modal
Sampai dengan periode Juni 2024, jumlah investor pasar modal di wilayah Ciayumajakuning yang ditunjukkan oleh Single Investor Identification (SID) tercatat sebanyak 301.598 SID atau tumbuh sebesar 5,66 persen secara ytd. Namun, akumulasi transaksi saham mengalami penurunan sebesar Rp188,04 miliar atau 18,35 persen di periode yang sama.
Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat Ciayumajakuning dalam berinvestasi di Pasar Modal semakin meningkat seiring dengan gencarnya edukasi terkait pasar modal baik melalui program OJK atau kolaborasi dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui Sekolah Pasar Modal (SPM).
“Sampai dengan Juni 2024, melalui kolaborasi antara OJK Cirebon dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Barat, telah melakukan tujuh kali Sekolah Pasar Modal (SPM) di wilayah Ciayumajakuning,” ujar Muntholib. (*)