Sebuah Refleksi Diri Dalam menyikapi Dinamika Politik yang Sedang Terjadi

Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani

Kabar Baru, Opini – Saya teringat kata-kata wiliam clay bahwa “dalam politik tidak ada kawan abadi atau musuh abadi, yang ada hanyalah kepentingan pribadi”

Secara pribadi saya tidak mempermasalahkan hal itu, tapi ini menjadi pembelajaran berharga bahwa kita jangan terlalu terbawa perasaan dalam kontestasi politik, karena yang menjadi lawan hari ini akan menjadi kawan esok hari, begitupun sebaliknya.

Perbedaan pandangan, perbedaan pilihan adalah hal yang lumrah. Tapi, kalau perbedaan pilihan kita menjadikan kita bersitegang satu sama lain sepertinya kita harus bertanya pada diri sendiri.

Apakah sepadan permusuhan yang tercipta, Kekalutan batin yang ada hanya untuk membela tokoh yang menjadi idola?.

Toh, pada akhirnya mereka yang diatas sana baik-baik saja, Kenapa kita yang pada akhirnya terpecah belah dengan sesama?

Tapi, tidak perlu ada yang dipersalahkan, tidak ada juga yang perlu disesali; yang terpenting ini menjadi pembelajaran untuk kita dalam mempelajari kontestasi politik yang sedang terjadi, bahwa kita harus lebih dewasa dalam menyikapi perbedaan pilihan.

Dan ingat, mendukung satu pihak tidak mewajibkan kita membenci pihak lainnya.

Penulis adalah Rian Simanjuntak, 
Tokoh Milenial Indonesia.