Presiden Kunker ke Jatim, Aktivis Geram Sampaikan Beberapa Tuntutan
Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, SURABAYA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) akan terbang ke Jawa timur pada hari Rabu besok (20/04/22). Kedatangan presiden Jokowi dalam rangka kunjungan kerja (kunker) ke beberapa titik di Jawa timur.
Kedatangan presiden Jokowi disambut dengan cara beragam oleh elemen masyarakat. Salah satunya oleh aktivis Geram Korwil Jatim.
Koordinator Geram Korwil Jatim, Satria Tauhid Arsiza menyampaikan, kedatangan presiden ke Jawa timur harus memberikan pembelajaran bahwa tugas presiden belum selesai.
Dirinya mengaku sangat antusias dengan kedatangan presiden ke Jawa timur, agar masyarakat Jawa timur dapat menyampaikan keresahan yang dirasakan.
“Kami menyambutnya dengan antusias, kami akan sampaikan beberapa keresahan dan keluhan masyarakat yang kami dengar sendiri dari naiknya harga BBM (Pertalite), sampai kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari awalnya 10% naik ke 11%,” ujar Koordinator Geram Korwil Jawa timur, Satria Tauhid Arsiza (19/04/22).
“Kami punya beberapa tuntutan kepada bapak presiden, agar beliau tahu dan ingat bahwa tugas beliau belum selesai dan janji-janji politik semasa kampanye juga banyak yang belum terealisasi,” imbuhnya.
Adapun tuntutan dari aktivis Geram Korwil Jatim sebagai berikut:
-Meminta Presiden RI (Bapak Ir. H. Joko Widodo) untuk segera menstabilkan harga bahan pokok dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan memastikan ketersediannya.
-Meminta ketegasan Presiden RI (Ir. H. Joko Widodo) untuk mencabut kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 11%.
-Meminta Presiden RI (Bapak Ir. H. Joko Widodo) mengevaluasai kembali kebijakan pemerintah terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
-Meminta Presiden RI (Bapak Ir. H. Joko Widodo) untuk segera menginstruksikan pemerintah terkait normalisasi moda transportasi pintu madura serta pemulihan ekonomi masyarakat kamal Kabupaten Bangkalan.
“Demikian tuntutan kami Gerakan Aktivis Millenial Koordinator Wilayah Jawa Timur kepada Bapak Presiden RI semoga dapat menjadi pertimbangan untuk dilakukan evaluasi kembali terkait kebijakan-kebijakan yang telah disahkan agar dapat meredam kondisi hari ini yang disetiap daerah melakukan aksi turun ke jalan perihal kebijakan yang kontra terhadap rakyat,” lanjut Satria.
“Sedikit menegaskan pada semua pihak terkait gerakan ini murni gerakan yang berangkat dari hati nurani dan keresahan bersama,” pungkasnya.