Pameran Temporer Ungkap Kejayaan Mataram Islam di Museum Negeri NTB
Jurnalis: Muh Arif
Kejayaan Kerajaan Mataram Islam Yogyakarta Hadir di Museum Negeri NTB
Kabar Baru.co Mataram- Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pameran temporer bertajuk “Widya Saswata” dengan tema “Mataram Islam: Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat”. Pameran ini berlangsung dari tanggal 20-24 Agustus 2024 di Museum Negeri NTB, Gedung Pusat Informasi Geologi, Jl. Panji Tilar Negara No.6, Taman Sari, Kota Mataram, NTB.
Pergeseran paradigma lama museum ke paradigma moderen membuat ruang gerak museum semakin tidak terbatas. Pendekatan-pendekatan praktis dan partisipatoris menjadi metode pendekatan yang digunakan museum dalam mengenalkan koleksi dan tinggalan budaya benda (tangible) atau non benda (intangible). Fokus museum pun bergeser, tidak melulu berorientasi pada objek kebendaan tapi perlahan ke arah subjek aktivitas manusia. Masyarakat menjadi subjek penting dalam dalam penanaman nilai- nilai sejarah, norma, dan ideologi filosofi kebendaan yang dimiliki oleh koleksi.
Pameran yang bertajuk WIDYA SASWATA dengan sub tema “Mataram Islam: Sakaningrat, Jayaningrat, Paraningrat” bercerita tentang pusat ibukota pemerintahan dan wilayah penting Mataram saat berada di Yogyakarta yaitu Kotagede, Kerto/Pleret dan Imogiri. Sakaningrat bercerita tentang asal mula kerajaan Mataram Islam di Kotagede, bahwa Kotagede sebagai cikal bakal dari Mataram Islam dan sampai saat ini masih melestarikan tinggalan-tinggalan Mataram islam. Jayaningrat adalah masa jaya dari Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung serta surutnya Mataram Islam masa Sunan Amangkurat | yang berada di Kerto/Pleret. Kemudian Paraningrat yang berarti peristiratan, bahwa tempat peristirahatan para raja ada di Pajimatan Imogiri yang dibangun pada masa Sultan Agung.
Pameran ini menampilkan sejarah berdirinya dan perkembangan kerajaan Mataram Islam. Berbagai peninggalan budaya balk benda maupun tak benda yang menjadi saksi kebudayaan Mataram Islam, Kebudayaan ini juga masih bisa dijumpai masyakarat Jika berkunjung ke daerah tersebut. Banyak sekali event budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini, peningalan masa Mataram Islam. Harapannya pameran ini akan memberikan gambaran serta edukasi kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat NTB bahwa sejarah Panjang dari Kasultanan Yogyakarta bermula dari kerajaan Mataram Islam.
Kepala Seksi Permuseuman Dinas Kebudayaan DIY, Sony Saifudin, menjelaskan pameran ini bertujuan untuk menggambarkan sejarah panjang dan kejayaan kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Pameran ini mengisahkan perjalanan Mataram Islam dari masa awal berdirinya di Kotagede (Sakaningrat), masa kejayaannya di bawah Sultan Agung hingga Sunan Amangkurat I di Kerto/Pleret (Jayaningrat), hingga masa akhir dengan tempat peristirahatan raja-raja di Imogiri (Paraningrat). Dalam pameran ini, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai peninggalan budaya, baik benda maupun tak benda yang menjadi saksi sejarah Mataram Islam.
“Harapannya, pameran ini tidak hanya memberikan edukasi sejarah kepada masyarakat, tetapi juga memperkuat nilai-nilai budaya yang diwariskan dari zaman kerajaan Mataram Islam,” ucap Sony di Museum Negeri NTB.
Semantara itu, Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, S.H., M.H mengatakan bahwa kegiatan pameran ini digelar dalam rangka kerja sama antara pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, dalam hal ini Museum Negeri NTB Bersama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yoyakarta.
Menurut Ahmad Nuralam, pameran ini bermaksud untuk menceritakan mengenai keterkaitan Mataram Yogyakarta dan Mataram Nusa Tenggara Barat dalam menyonsomh HUT Kota Mataram yang ke-31 pada tanggal 31 agustus mendatang. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Kerjasama museum NTB
dengan Dinas Kebudayaan Yogyakrta ini dikarenakan Yogyakarta dan NTB menjadi perwakilan Indonesia dalam pameran Internasional Islamic Art Biennale yang diselenggarakan di Riyadh, Arab Saudi pada awal tahun 2025 yakni, Museum Negeri NTB (Nusa Tenggara Barat) dan Museum Sonobudoyo (Yogyakarta).
Pameran ini dapat dikunjungi oleh masyarakat umum secara gratis, berbagal aktivitas dapat diikuti, dan berbagai merchandise yang khas telah disiapkan oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kaburkayan) DIY sebagai apresiasi terhadap partisipasi pengunjung. Stand photoboth juga kami sediakan gratis untuk mengabadikan pengalaman masyarakat yang berkunjung di pameran ini. Syaratnya mudah tinggal unggah foto kunjungan ke museum melalui instagram pribadi dan tag IG kami @museumkotagede @museumpleret @wajibkunjungmuseum @museumjogja @museumntb @uptdmuseumntb