Maju Calon Ketum PBNU, Yahya Tsaquf ingin Kembalikan NU sebagai Penyangga NKRI

Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, JAKARTA – Katib A’am PBNU, KH Yahya Cholil Tsaquf membantah anggapan bahwa dirinya ingin maju menjadi ketua umum PBNU karena ingin mencalonkan dirinya menjadi presiden pada 2024.
Dia bahkan berkeinginan menerapkan kebijakan agar ketua umum PBNU ke depan tidak boleh terlibat dalam kontestasi pilpres.
Karena menurutnya agar NU kembali berperan sebagai penyangga sistem bagi keutuhan NKRI.
“NU harus kembali menjadi penyangga sistem. Bahaya politik identitas ini sulit dicegah karena para politisi instan untuk mendapatkan dukungan. Cara paling instan adalah memainkan identitas, khususnya agama. Ini bahaya,” ujar Gus Yahya (sapaan akrab Yahya Cholil Tsaquf).
Dirinya melanjutkan, NU sebetulnya punga potensi sebagai penyangga keutuhan NKRI, karena menurutnya NU punya alasan historis.
“Ke depan NU harus memainkan lagi fungsi ini, syaratnya, NU tidak boleh menjadi pihak di dalam sengketa politik,” tutur Gus Yahya.
“Karena itu saya tidak ingin ada pola ada capres atau cawapres dari PBNU, supaya NU tidak menjadi pihak bila terjadi persoalan,” tegas Gus Yahya.
Dirinya mengaku jika terpilih menjadi ketua umum PBNU hanya akan fokus menjalankan amanah tersebut dengan niat ingin masuk dalam rombongan pendiri NU, KH Hasyim Asyari.
“Jika diberi amanah, saya hanya ingin fokus menjadi ketua umum PBNU dengan harapan dapat masuk ke dalam rombongan Mbah Hasyim,” tuturnya.
Dirinya mengucapkan kalimat yang diucapkan oleh pendiri NU, KH Hasyim Asyari, “barang siapa yang mengurusi NU, aku anggap dia santriku. Barang siapa menjadi santriku, aku doakan husnul khatimah beserta seluruh keluarga dan keturunannya,” pungkas Gus Yahya.