Hendak liputan Penyegelan Diskotek Surabaya, 5 Jurnalis Dikeroyok
Jurnalis: Sugianto
Kabar Baru, Surabaya – Satpol PP Pemprov Jatim dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) berencana melakukan penyegelan sejumlah tempat hiburan di kota Surabaya. Cerita naas dialami oleh Lima jurnalis media online mengalami pengeroyokan yang dilakukan oleh belasan preman. Kelima jurnalis tersebut hendak meliput salah satu Diskotek di Surabaya, Jalan Simpang Dukuh 38-40, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jumat (20/1/2023).
Mereka yang menjadi korban pemukulan benda tumpul dan tangan kosong itu ialah Firman wartawan inews.id, Rofik lensaindonesia.com, Angga beritajatim.com, Ali fotografer inews dan Didik fotografer Antara.
Angga yang akrab disapa Ahong menceritakan kronologi kejadian tersebut, pengeroyokan bermula saat ada perempuan yang diduga dari kelompok preman itu menyuruh mereka naik ke diskotek, ketika mereka sedang nongkrong di warung depan gedung sekitar pukul 14.00 WIB.
“Saat itu, ada seorang perempuan yang tidak diketahui identitasnya berteriak menyuruh kami naik dan marah-marah. Kami pun disebut arogan lantaran menolak perintah agar naik ke lantai lima,” paparnya setelah membuat laporan di SPKT Polrestabes Surabaya.
Selang 30 menit kemudian, tiga wartawan, Angga, Firman, Rofik, menunggu di depan lift gedung dengan tujuan melakukan door stop (wawancara pengadangan) kepada pihak Satpol PP Jatim dan Dinas Penanaman Modal.
“Kembali lagi kami diajak naik untuk menemui seseorang. Kami tetap menolak. Karena kami ingin mewawancarai doorstop dengan dinas terkait,” imbuhnya.
Lanjut Ahong, sekitar pukul 15.00 WIB. Rofik kembali ke warung menghampiri Didik dan Ali dengan maksud memberi kabar untuk doorstop dan meminta untuk stand by di depan lift.
Rofik mengaku mendengar provokasi lagi dari perempuan yang sama hingga sempat terjadi adu mulut, selang beberapa detik, belasan preman menyerangnya di warung.
Akibat hal tersebut, Rofik mengalami rasa nyeri di bagian kepala belakang, wajah, pinggang belakang sebelah kanan, akibat dilempar kursi, pukulan tangan, hingga diinjak diinjak di bagian paha dan betis berkali-kali.
“Didik juga mengalami tendangan di bagian kaki kanan dan pemukulan menggunakan helm di tangan kanan,” lanjutnya.
Sebelumnya, mereka sempat diintimidasi dan tidak diperbolehkan mengambil gambar apapun di gedung tersebut, setelah Didik berhasil mengabadikan pengeroyokan tersebut melalui kameranya.
Sekitar pukul 15.20 WIB, mereka semua memutuskan mundur karena massa preman terus bertambah. Mereka langsung meninggalkan lokasi untuk membuat laporan ke SPKT Polrestabes Surabaya.
Sementara itu Rofik korban pengroyokan, mengaku tidak asing dengan beberapa orang yang melakukan pengeroyokan. salah satunya, ada yang pernah menelfon dirinya dan mengaku dari Ormas Pemuda Pancasila.
“Salah satunya anggota Pemuda Pancasila. Pernah telepon saya mengaku anggota Pemuda Pancasila. Saya lupa namanya,” bebernya.
Merespon hal tersebut, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Mirzal Maulana mengaku sudah mengetahui informasi tersebut dan menginstruksikan Tim Resmob untuk melakukan pendampingan.
“Iya tadi mereka menginformasikan, sedang laporan di Polrestabes Surabaya. Saya minta didampingi resmob jadi memfasilitasi,” pungkasnya.