Genjot Ekonomi Kerakyatan, Pemerintah Bakal Bangun Industri Bambu
Jurnalis: Faisol Bin Ali
Kabar Baru, Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menandatangani nota kesepahaman (Mou) dengan Yayasan Bambu Lestari, dalam upaya pemberdayaan industri bambu dari hulu ke hilir dengan berbasis ekonomi kerakyatan dan ekonomi sirkular.
Penandatanganan MoU tersebut ditandatangani oleh Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kadin Indonesia, Bambang Brodjonegoro dan Ketua Yayasan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru, di Jakarta.
Bambang Brodjonegoro mengatakan, langkah ini merupakan upaya mempromosikan bambu sebagai tanaman rakyat. Yang, kemudian bisa diolah lebih lanjut menjadi berbagai macam produk dan sumber energi.
“Yang terpenting adalah setiap kali pemanfaatan bambu itu, adalah bambu yang memang diusahakan atau dikembangkan oleh masyarakat sendiri,” kata Bambang.
Dia menjelaskan, langkah itu akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), tempat di mana Yayasan Bambu Lestari sudah memiliki aktivitas yang cukup besar dalam industri pemanfaatan bambu sebagai bahan produksi.
Mereka disebut sudah biasa menyalurkan bambu yang ditanam oleh masyarakat dan yang siap dipanen, untuk dipakai sebagai bahan baku suatu produksi seperti misalnya untuk membuat sepeda.
“Dengan MoU ini, kita berupaya menciptakan ekosistem dari ekonomi bambu di Indonesia, yang kita mulai dari NTT,” ujarnya.
Mengenai sebesar apa potensi bambu itu sendiri dalam mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan, Bambang mengatakan bahwa potensinya sangat besar.
Bahkan, Amerika Serikat yang sudah memiliki tren pasar sendiri berupa produk sepeda dari bambu, sebenarnya justru tidak memiliki sumber bahan baku bambu itu sendiri.