M. Andrean Saefudin: Partai Politik Jadi Perusak Demokrasi di Indonesia
Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Jakarta – Secara kelembagaan perjalanan dan perkembangan demokrasi di Indonesia hingga saat cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan berjalannya fungsi pengawasan baik dari lembaga pemerintah maupun independen.
Tak hanya itu, lahirnya keputusan pemerintah yang memihak terhadap kepentingan dan masa depan bangsa Indonesia, seperti kebebasan bagi rakyat dalam menentukan sendiri pemimpin dan wakil-wakilnya di parlemen melalui sistem pemilu 5 tahunan, juga menjadi bukti perkembangan demokrasi di tanah air.
Demikian diungkap Ketua Umum PP Sarekat Demokrasi Indonesia, M. Andrean Saefudin dalam Ngobrol Virtual Kabarbaru.co bertajuk ‘Transformasi Demokrasi dan Pemilu 2023’ yang disiarkan secara langsung melalui akun Instagram @kabarbaru.co, Minggu, 28 Mei 2023.
Namun demikian, Andrean menaruh perhatian yang cukup serius terhadap salah satu lembaga yang dilahirkan dari proses demokratisasi di Indonesia, yaitu partai politik. Sebagai anak dari reformasi, ia menilai partai politik masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup besar.
“Dalam realitasnya, partai politik sebagai institusi yang punya peran lebih dan besar untuk melakukan reformasi demokrasi juga tidak berjalan dengan efektif. Justru malah banyak partai politik juga yang tidak melakukan reformasi di internal secara realitas kita bisa lihat gitu,” ungkapnya.
Bagi Andrean, ini tantangan bagi parpol dalam melakukan transformasi demokrasi yang perlu dijawab dengan kebijakan dan keputusan di internal. Sehingga tokoh-tokoh politik nasional yang lahir benar-benar sebagai sosok negarawan, bukan semata-mata hanya sebagai petugas partai.
“Karena yang paling berkontribusi terhadap kerusakan demokratisasi dan republik ini adalah partai politik. Karena merekalah yang hari ini menentukan banyak-banyak pilihan. Sebagaimana konstitusi, sebagaimana undang-undang partai politik itu kan, membatasi semua,” tegas tegas Andrean.
“Kita mau berteriak sekencang apapun, ketika partai politik hanya fokus pada kepentingan golongan, kelompok dan warna dan tertentu, ya otomatis kita tidak akan mempengaruhi banyak hal gitu kan. Kecuali memang kita melakukan konsolidasi untuk perbaikan di 2024,” sambungnya.