PLTS Terapung Cirata: Terobosan Energi Hijau Terbesar di Asia Tenggara

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), melakukan kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kecamatan Maniis, Kabupaten Purwakarta, pada Kamis (6/2/2025). Proyek energi terbaru ini menjadi kebanggaan Indonesia dalam mendorong penggunaan energi bersih dan berkelanjutan.
PLTS Terapung Cirata terletak di Waduk Cirata yang mencakup tiga wilayah, yaitu Kabupaten Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat. Proyek ini merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dalam transisi menuju energi hijau dan ramah lingkungan.
PLTS Terapung Cirata bukan sekadar proyek listrik biasa. Dibangun di atas lahan seluas 200 hektare, pembangkit ini dilengkapi dengan 340.000 panel surya yang mampu menghasilkan listrik hingga 145 megawatt alternating current (MWac) atau setara dengan 192 megawatt-peak (MWp). Dengan kapasitas tersebut, pembangkit ini mampu memproduksi sekitar 245 juta kilowatt-jam (kWh) listrik per tahun, cukup untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 50.000 rumah tangga.
Selain menjadi sumber energi terbarukan, proyek ini juga memiliki dampak signifikan terhadap pelestarian lingkungan. PLTS Terapung Cirata diperkirakan dapat mengurangi emisi karbon lebih dari 200.000 ton per tahun, setara dengan manfaat dari menanam 10 juta pohon. Hal ini menjadikan pembangkit ini sebagai solusi konkret dalam mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Dalam kunjungannya, AHY menegaskan bahwa PLTS Terapung Cirata merupakan langkah besar bagi Indonesia dalam mengembangkan energi hijau.
“Kita sedang beralih ke era baru, era energi bersih. PLTS Terapung Cirata adalah langkah besar menuju kemandirian energi yang lebih ramah lingkungan. Kita ingin memastikan bahwa masyarakat mendapatkan akses listrik yang stabil tanpa harus merusak alam,” ujar AHY.
Tak hanya berdampak pada lingkungan, proyek ini juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Lebih dari 1.400 tenaga kerja lokal terlibat dalam proses pembangunan PLTS ini, memberikan kesempatan bagi mereka untuk meningkatkan keterampilan di bidang energi terbarukan. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya menjadi sumber listrik, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
PLTS Terapung Cirata merupakan hasil kerja sama antara PLN Nusantara Power dan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab, Masdar, dengan nilai investasi mencapai Rp1,7 triliun. Keberhasilan proyek ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin menarik bagi investor di sektor energi hijau.
“Dengan proyek ini, kita tidak hanya mengamankan pasokan listrik untuk masyarakat, tetapi juga membuka jalan bagi lebih banyak investasi di sektor energi terbarukan. Masa depan energi Indonesia ada di sini, dan kita harus terus bergerak maju,” tambah AHY.
PLTS Terapung Cirata ditargetkan beroperasi penuh pada akhir Oktober 2023, bertepatan dengan peringatan Hari Listrik Nasional. Dengan beroperasinya pembangkit ini, masyarakat Indonesia dapat menikmati energi bersih yang lebih murah, stabil, dan ramah lingkungan.
Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya serupa. Dengan potensi energi matahari yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional melalui sumber energi terbarukan.
Melalui proyek ini, Indonesia semakin dekat dengan masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Kini, saatnya seluruh elemen masyarakat mendukung transisi energi demi generasi mendatang yang lebih baik. (***)