Cak Eri Resmikan Rumah Lahir Bung Karno Sebagai Destinasi Wisata Heritage
Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan destinasi wisata heritage Rumah Lahir Bung Karno di Jalan Pandean IV Nomor 40. Rumah masa kecil Presiden pertama RI tersebut, menjadi salah satu tujuan destinasi wisata sejarah baru di Kota Pahlawan.
Wali Kota Eri Cahyadi atau yang akrab disapa Cak Eri ini mengatakan bahwa sejarah Kota Pahlawan tidak bisa dilepaskan dari Bung Karno. Karena itu, sejarah Bung Karno akan terus melekat dengan Kota Pahlawan.
“Bung Karno dan Surabaya tidak bisa dipisahkan, seperti dua sisi mata uang. Saya ingin Surabaya melekat dengan Bung Karno, seperti halnya sejarah tempat orang tua Bung Karno (Raden Soekemi Sosrodihardjo) mengajar juga akan kita hidupkan kembali,” kata Cak Eri.
Cak Eri ingin sejarah Bung Karno selalu melekat dengan Arek-arek Suroboyo agar selalu diingat. Agar Arek-arek Suroboyo tidak lupa dengan sejarah Kota Pahlawan, kawasan sejarah di Peneleh ke depannya akan dibuat saling terintegrasi menjadi Wisata Kebangsaan.
Cak Eri menjelaskan, selain tak bisa dipisahkan dengan Kota Pahlawan, Rumah Lahir Bung Karno juga tidak bisa dipisahkan dengan kediaman H.O.S Tjokroaminoto di Jalan Peneleh Gang VII Nomor 29–31, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
Sejarah menuliskan, Bung Karno pernah tinggal di rumah kos milik H.O.S Tjokroaminoto pada awal abad ke-20.
Presiden RI ke-1 tersebut menjadikan rumah H.O.S Tjokroaminoto bukan hanya sebagai tempat tinggal, namun juga dijadikan tempat untuk belajar dan membentuk pemikiran nasionalisme.
“Akan kita bentuk (Wisata Kebangsaan) di kawasan Peneleh ini, karena sangat luar biasa. Pemkot tidak bisa sendiri dalam mengembangkan kawasan ini menjadi wisata kebangsaan. Kita juga akan didampingi teman-teman dari komunitas dan pegiat sejarah,” ujar Cak Eri.
Cak Eri ingin, pengembangan wisata sejarah di kawasan Peneleh sudah harus mulai berjalan pada Juni, bersama dengan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) serta didampingi oleh komunitas sejarah.
“Menyambut Hari Pancasila, ini sudah harus berjalan. Ini juga tugas Pak Camat dan Pak Lurah. Kudu iso (harus bisa), karena apa? Surabaya jangan pernah lupa sejarahnya,” tutup Cak Eri.