Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Kasus Kematian Sapi Turun Drastis di Sumenep, 7000 Vaksin Cegah Wabah BEF

Potret paramedis hewan DKPP Sumenep inspeksi sapi di Sumenep (Dok: Istimewa).

Jurnalis:

Kabarbaru, Sumenep – Kasus kematian sapi akibat wabah Bovine Ephemeral Fever (BEF) di Sumenep, Madura, Jawa Timur, dinyatakan turun drastis.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Sumenep, mencatat sejak kematian 150 ekor sapi di bulan Desember 2024 – Januari 2025, kini hampir tidak ditemukan lagi kasus serupa.

Jasa Pembuatan Buku

“Alhamdulillah, sekarang sudah sangat menurun,” papar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Sumenep, Zulfa, Kamis (13/3).

Menurut Zulfa, penurunan tersebut dibantu dengan massifnya gerakan vaksinasi sebanyak 7000 dosis yang digencarkan pemerintah daerah.

Pemberian vaksin tersebut berfungsi untuk memberikan kekebalan sapi, sehingga mampu melawan penyakit yang disebabkan virus, bakteri, dan protozoa.

Fungsi lain vaksin tersebut juga dapat membantu mengendalikan penyebaran penyakit, terutama penyakit yang mudah menular.

“Kami mulai ada vaksinasi itu di minggu ketiga Januari 2025. Jadi, itu yang membantu mengendalikan penyakit bagi sapi,” terangnya.

Lebih lanjut, selama munculnya kasus tersebut, pihaknya telah menerjunkan sebanyak 30 petugas kesehatan hewan di setiap kecamatan.

Adapun vaksin tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat, yang gratis untuk peternak, namun cukup mengganti biaya layanan kesehatan petugas.

“Vaksin itu kami bagi rata, baik di wilayah daratan maupun kepulauan. Nah, kalau vaksinnya gratis, jasanya berbayar. Kan kasihan kepada petugas, ” katanya.

Meski sudah aman, Zulfa menyebut ada kemugkinan wabah tersebut kembali muncul, sepanjang sapi bermasalah, dan kesehatan dan perawatannya tidak benar.

“Kalau potensi kemungkinan terjadi lagi tentu ada. Namanya juga kan virus. Karena lalu lintas ternak itu sangat berpengaruh. Kita kan gak bisa mengontrol hewan itu darimana, apa sudah divaksin apa belum, bawa penyakit apa tidak. Kita tidak bisa mengontrol,” imbuhnya.

Karena itu, pihakanya mendorong peternak di Sumenep lebih memperhatikan, antara lain kebersihan, kesehatan dan asupan hewan ternaknya.

“Kalau edukasi kita sudah sering menyampaikan saat di lapangan,” pungkasnya.
Sebelumnya, bulan Desember 2024 – Januari 2025, total 150 ekor sapi ditemukan mati mendadak di Sumenep.

Kematian ekor sapi disebabkan virus Bovine Ephemeral Fever (BEF), yang muncul karena dipengaruhi masa pancaroba/musim hujan yang rawan muncul penyakit.

Penyakit ini menular lewat serangga pengisap darah saat hinggap ke sapi, seperti nyamuk, cullicoides spp, aedes vigitax, culex quinquefasciatus, culex annulirostris, anopheline, dan culicine.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store