Pandemi Covid-19 Melandai, Kini Perekonomian Indonesia Semakin Membaik

Jurnalis: Sri Hartutik Sandora
Kabar Baru, Jakarta– Pandemi Covid-19 yang menimpa 2 tahun silam kini berangsur semakin membaik. Hal ini memberikan angin segar kepada perekonomian Indonesia yang semakin hari semakin baik.
Menteri Koordinator Bidang Perekenomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartato mengatakan bahwasannya penggunaan masker tetap harus dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan serta booster vaksinasi yang terus didorong.
”Alhamdulillah penanganan Covid-19 sudah landai. Walaupun yang mudik lebih dari 80 juta orang, namun dari indikasi yang dimonitor sampai hari ini tidak ada lonjakan kasus,” tutur Menko Airlangga. Saat acara Green Economy Indonesia Summit 2022 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi, Rabu (11/5/2022).
Selain itu, Ia menerangkan kita semua harus bisa menyiapkan segala kemungkinan-kemungkinan yang mungkin akan terjadi. Salah satunya 3 kunci yang harus kita siapkan.
”Lesson learn dari Covid-19 adalah 3 kunci yang kita harus siap, terutama untuk penyakit yang berbasis paru-paru, yaitu masker, social distancing dan bagaimana men-deploy vaksin secepat-cepatnya nya,” terangnya.
Hal ini, juga ditambahkannya bahwasannya hasil dari dua tahun menangani pandemi salah satunya adalah degan mengakselerasi vaksinasi ialah pada kuartal pertama tahun 2022 ekonomi Indonesia tumbuh 5,01% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari berbagai negara lain termasuk China serta Amerika Serikat.
”Salah satu yang menjadi engine of growth ekonomi kita di Q1 yang menggembirakan adalah tidak lagi dari belanja Pemerintah tetapi dari kegiatan ekspor, impor, dan investasi yang dilakukan oleh masyarakat. Sektor produksi terus melakukan ekspansi dan kita lihat PMI nya positif,” ujarnya.
Menko Airlangga menjelaskan mengenai industri hijau kita memiliki potensi energi baru terbarukan yang cukup besar yakni 442 giga watt dalam pembangkit listrik.
”Salah satu yang sedang didorong Pemerintah adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pengembangan PLTS di Jawa berbasis factory, roof top, sedangkan yang di luar Jawa berbasis PLTS yang sekarang disiapkan di Kepulauan Riau. Ini nantinya dapat digunakan untuk daerah Kepri itu sendiri bahkan bisa dieskpor ke negara lain. PLTS ini pasar nya ada dua, satu dari pasar tenaga listrik itu sendiri dan yang kedua karbon kredit. Dengan mempunyai PLTS, Indonesia bisa menjual dua produk listrik dan pasar karbon,” ujarnya.
Untuk sektor transportasi sendiri pemerintah komitmen untuk terus mendorong program mandatory biodiesel yang mendorong penurunan energi setara dengan 23,3 juta ton CO2equivalent. Adanya program tersebut diharapkan juga mendorong sektor industri berbasis mobil listrik yang secara ekosistem Pemerintah tengah menyiapkan mulai dari hulu sampai ke hilirnya.
”Industri hijau menjadi tujuan utama di masa transisi energi dan tentunya ini pada akhirnya akan memberikan nilai tambah kepada ekonomi itu sendiri. Selain itu juga dapat menyerap tenaga kerja yang berkeahlian tinggi,” pungkasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dan Deputi Kerjasama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian