Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Evolusi: Sebuah Perjalanan Menakjubkan Kehidupan di Bumi

Maharani Tafana Putri, Maha siswa UIN KHAS JEMBER, Jurusan Tadris Biologi, semester 6. (Foto:Dokumentasi).

Editor:

Ditulis oleh. Maharani Tafana Putri. Maha siswa UIN KHAS JEMBERJurusan  Tadris Biologi Semester 6.

Jasa Penerbitan Buku

KABAR BARU, JEMBER – Evolusi mengacu pada perubahan  yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, di mana sifat-sifat yang berbeda dari nenek moyang kita diturunkan dari generasi ke generasi.

Evolusi, salah satu cabang biologi dalam ilmu alam, adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi secara bertahap seiring dengan waktu dan tempat.

Kajian tentang evolusi sebagai ilmu pengetahuan didasarkan pada data keanekaragaman dan kemerataan organisme pada tingkat komunitas dan, dalam perkembangan selanjutnya, didukung oleh  data catatan fosil, memberikan gambaran lengkap tentang apa yang  terjadi di dunia menjelaskan. masa lalu.

Inilah yang digunakan oleh  penentang  evolusi  sebagai dasar penolakan mereka. Selain itu, dalam menghadapi perlawanan dari umat beragama,  melawan ideologi evolusi  dengan terus menunjukkan apa yang tertulis dalam kitab suci.

Oleh karena itu, untuk lebih menetralisir (mitigasi) konflik agar  tidak semakin membesar, pemahaman evolusi sering  disebut sebagai hipotesis evolusi yang kebenarannya  masih perlu diverifikasi lebih lanjut.

Evolusi dapat dipelajari dengan menggunakan pendekatan tertentu. Misalnya, mempelajari struktur organisme terkait, menghubungkan perubahan karakteristik  yang masih dapat dilacak, dan menelusuri proses evolusi seluruh kelompok  dari bentuk primitifnya hingga bentuk  yang terlihat saat ini.

Dari awal konsepsinya hingga saat ini, telah melalui tahapan penting dalam perjalanan evolusinya. Pada hakikatnya, apapun yang disusun dan dikembangkan oleh para ahli evolusi  selalu menunjukkan pemikiran sebagai berikut:

Seiring berjalannya waktu, pengembangan konsep  dan  terus berlanjut dalam upaya  menjelaskan fakta dan menggabungkannya dengan  konsep penting evolusi sehingga  evolusi dapat dipelajari.

Teori evolusi konsisten dengan agama mana pun di dunia. Teori  evolusi modern dapat menjelaskan proses yang telah atau mungkin  terjadi di masa lalu, meskipun beberapa di antaranya masih berupa hipotesis, namun selalu didasarkan pada fakta (fenomena) dan asumsi yang  kuat.

Meskipun teori evolusi selalu dikaitkan dengan Charles Darwin, akar biologi evolusi sebenarnya sudah ada sejak zaman Aristoteles.

Darwin adalah ilmuwan pertama yang membangun landasan ilmiah teori evolusi dengan membuktikan teori tersebut melalui pengujian ilmiah. hingga kini. Konsep  utama teori evolusi Darwin berkisar pada seleksi alam, yang dianggap  oleh mayoritas dari  ilmuwan sebagai teori terbaik untuk menjelaskan  peristiwa  evolusi.

Teori Evolusi Menurut Islam 

Darwin dalam bukunya On The Origin of Species yang terbit di Inggris tahun 1959 M, berusaha mengetengahkan sebuah teori mengenai asal-usul species melalui seleksi alam.

Joki Tugas

Darwin berusaha menemukan mekanisme, bhawa satu species dapat berubah menjadi species lain. Pengikut Darwin yang paling ekstrim menjadi Darwinisme itu, menganggap mekanisme Darwin sebagai acuan bahwa manusia adalah keturunan kera.

Atas Darwinisme tersebut, P.P. Grasse dalam bukunya L’homme Accusation (manusia sebagai tertuduh) berusaha mencari bukti kebenaran Darwinisme dan pengikut-pengikutnya, melalui penelitian secara teliti dan mengumpulkan pendapat para tentang perbedaan antara monyet dan kera perbedaan antara kera dan siamang, perbedaan siamang dan gorila, dan perbedaan gorila dengan manusia, baik secara fisiologi anatomis, maupun biologis.

Akhirnya, P.P. Grasse menyimpulkan bahwa manusia dan kera berbeda. Dengan kata lain, pendapat Darwin, bahwa manusia merupakan keturunan kera itu tidak terbukti.

Akhirnya Al-Qur’anlah yang mampu memberikan jawaban atas pertanyaan, “dari manusia berasal?” “Bagaimana manusia diciptakan?” “Bagaimana ia berkembang sehingga memiliki daya dan keagungan rohani, yang membedakannya dengan makhluk lain?”.

Sejak 14 abad yang lalu, Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia bukanlah keturunan kera. Manusia pertama (Adam) diciptakan dari tanah. Manusia terdiri atas materi dan roh, diciptakan dari tanah kemudian menjadi lumpur hitam yang diberi petunjuk lalu menjadi tanah kering seperti tembikar dan disempurnakan bentuknya.

Allah meniupkan roh (ciptaan-Nya), maka terjadilah Adam. Firman Allah SWT. yang artinya :

“Dan ( ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat “ sesungguhnya Aku menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya. Dan telah Ku-tiupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”. (Q.S. Al-Hijr : 28 dan 29).

Penciptaan seperti ini membedakan manusia dengan makhluk  lainnya. Manusia memiliki kesamaan dengan hewan dalam sebagian besar sifat, dorongan emosional untuk mempertahankan diri, dan kemampuan  untuk memahami dan belajar. Namun, ia dibedakan dari binatang melalui sifat spiritualnya yang membuat ia cenderung mencari  dan beribadah kepada Allah.

Asal mula tubuh manusia adalah dari tanah. Hal ini disebutkan dalam firman Allah SWT, yang artinya : “Dan Allah menumbuhkan kamu sebagai suatu tumbuhan dari tanah, dan kemudian di akan mengembalikan kamu kepadanya, Dia akan mengeluarkan kamu lagi sebagai suatu kelahiran baru.” (Q.S. Nuh : 17-18) Didalam ayat di atas, disebutkan bahwa manusia berasal dari tanah, dan akan dikembalikan lagi ke tanah.

Teori Evolusi menurut perspektif barat sekuler

Pemikiran-pemikiran evolusi tentang nenek moyang bersama dan transmutasi spesies telah ada paling tidak sejak abad ke-6 SM ketika hal ini dijelaskan secara rinci oleh seorang filsuf Yunani, Anaximander. Beberapa orang dengan pemikiran yang sama meliputi Empedocles, Lucretius, biologiawan Arab Al Jahiz, filsuf Persia Ibnu Miskawaih, Ikhwan As-Shafa, dan filsuf CinaZhuangzi.

Pada masa Perkawinan, teori evolusi organik berasumsi bahwa proses berkelanjutan telah terjadi sejak awal kehidupan di Bumi.  Sesosok makhluk muncul dari wujud aslinya. Fluktuasi yang besar merupakan hasil respon organisme terhadap perubahan lingkungannya. Respon tersebut terjadi berupa perubahan struktur dan fungsi tubuh  individu  yang hidup, dan perubahan tersebut diwariskan kepada generasi berikutnya melalui  proses pewarisan sifat.

Masa praDarwin dapat digolongkan menjadi dua tahapan, yaitu :

a. Masa Fiksisme (Aristoteles, Plato, Leeuwenhoek, Cuvier, Linnaeus, Buffon, Hooke, dll), yang pemikirannya memiliki kedekatan dengan mitos, sehingga pendapatnya juga lebih bercorak sebagai fiksi ilmiah. Konsep-konsep utama yang berkembang masa itu :

Sampai abad ke-18, paham yang berkembang adalah bahwa organisme adalah sebagai ciptaan Tuhan, sehingga dalam bahasan Biologi tentang “Asal-usul Kehidupan” disebut sebagai Teori Ciptaan Khusus (The Special Creation). Leewenhoek, meskipun dengan eksperimen yang menemukan Paraemecium dari potongan jerami yang direndam air selama 7 hari (sesuai dengan kitab Kejadian, saat Tuhan menciptakan dunia dan seisinya), menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda tak hidup, yang disebutnya dengan konsep generatio spontanea.

Adanya kelainan atau cacat tubuh adalah sebagai kutukan, jadi bukanlah sebagai perubahan makhluk hidup yang dilatarbelakangi oleh seleksi alam maupun perubahan genetik (mutasi) makhluk hidup.

Pemikiran yang mulai berbeda dengan teori Ciptaan Khusus kemudian mulai digagas oleh beberapa orang ahli, seperti :

Linnaeus mengelompokkan organisme berdasarkan kesamaan alatreproduksinya, dan manusia dimasukkan ke dalam kelompok kera (kera = Primata tidak berekor, monyet = Primata berekor).

Buffon menyatakan bahwa hewan-hewan bersifat plastis. Variasi-variasi kecil yang dihasilkan lingkungan akan berakumulasi membentuk perbedaan-perbedaan yang lebih besar. Setiap hewan pada jalur tipe-tipe hewan, berubah dari moyangnya yang keadaanya lebih sederhana.

b. Masa Adaptasi & Transformasi (Hutton, Malthus, Lamarck, dll.)

Semua ahli yang mendukung teori evolusi saat ini didasarkan pada fakta bahwa terdapat perbedaan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain. Erasmus Darwin,  kakek dari Charles Robert Darwin, menyatakan dalam bukunya Zoonomia bahwa kehidupan memiliki asal usul yang sama. Respons fungsional suatu organisme diwariskan kepada keturunannya.

Lamarck

Lamarck, adalah biologiwan Perancis yang dikenal karena pendapatnya dalam teori tentang evolusi kehidupan. Dia menyatakan bahwa perbedaan- antar individu terjadi karena kebiasaan atau latihan-latihan yang dilakukan individu tersebut.

Hal yang diperoleh melalui latihan dapat diturunkan kepada anaknya. Contoh yang dikemukakan adalah leher jerapah. Hewan ini memiliki leher yang panjang karena mulut di kepala selalu digunakan untuk meraih daun-daun pakannya yang semakin tinggi.Lamarck dikenal sebagai penggagas suatu bentuk teori evolusi kehidupan, yang kemudian dikenal sebagai Lamarckisme.

Semenjak Charles Darwin dan Alfred Wallace mengemukakan teori mereka, teori Lamarck sering kali disitir untuk menyanggah pendapat Darwinisme tentang seleksi alam. Pertentangan pemikiran ini baru tuntas setelah cabang ilmu Genetika semakin dikenal orang pada abad ke-20. Konsep-konsep genetika banyak memberi dukungan pada Darwinisme.

Charles Lyell.

Charles Lyell mengemukakan adanya evolusi geologi. Teori ini berbicara mengenai perubahan ketinggian tanah, sedimen yang dibawa oleh air, perubahan partikel dan perubahan iklim. Dalam teori ini, organisme-organisme yang ada dianggap sebagai turunan hasil modifikasi spesies-spesies lain yang hidup di masa geologi sebelumnya.

Malthus.

Malthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut fungsideret ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus berjuang untuk mendapatkan makan sebagai prasyarat untuk mempertahankan hidup. (Anonim: 2010).

Pada masa ini masyarakat ilmiah lebih komunikatif, dibandingkan pd masa sebelumnya, sehingga para ahli bisa melihat keterkaitan antara ilmu satu dengan lainnya.

Penemuan oleh Hugo de Vries dan lainnya pada awal 1900-an memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan. Seleksi alam menggunakan variasi tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau pada organisme hidup.

Walaupun Hugo de Vries dan genetikawan pada awalnya sangat kritis terhadap teori evolusi, penemuan kembali genetika dan riset selanjutnya pada akhirnya memberikan dasar yang kuat terhadap evolusi, bahkan lebih meyakinkan daripada ketika teori ini pertama kali diajukan.

Bukti Evolusi.

Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruh pada kehidupan di masa lalu dan sekarang.Terdapat banyak bukti ilmiah yang mendukung teori evolusi, antara lain:

Bukti Paleontologi.

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil merupakan replika atau replika sejarah organisme masa lalu yang telah termineralisasi dalam  batuan. Urutan bentuk fosil konsisten dengan apa yang diketahui dari bukti lain.

Misalnya, bukti dari bidang biokimia, biologi molekuler, dan biologi sel memposisikan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan, dan ada hipotesis bahwa catatan fosil bakteri pada dasarnya adalah makhluk eukariotik.

Faktanya, fosil tertua yang diketahui adalah prokariota. Contoh lain  kronologis kemunculan berbagai kelas vertebrata  dalam catatan fosil. Fosil ikan merupakan fosil tertua di antara vertebrata, kemudian diikuti oleh amfibi, reptil, burung, dan  mamalia. Urutan ini konsisten dengan sejarah nenek moyang vertebrata, sebagaimana  diungkapkan oleh banyak jenis bukti lainnya.

Bukti dari Taksonomi.

Taksonomi adalah cabang  biologi yang berkaitan dengan  penamaan dan klasifikasi spesies berdasarkan skema yang lebih formal. Skema ini terdiri dari berbagai tingkat klasifikasi, masing-masing tingkat memiliki cakupan yang  lebih luas  dibandingkan tingkat di  bawahnya.

Sistem taksonomi ini dipelopori oleh Carolus Linnaeus seorang ahli botani Swedia. Beliau bekerja dengan mencari keseragaman di antara keanekaragaman.

Tujuan utama dari Linnaeus adalah “untuk kemuliaan dan keagungan Tuhan”. Tetapi ironisnya, seabad kemudian sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin mengenai evolusi.

Linnaeus memakai suatu sistem untuk pengelompokan spesies yang mirip ke dalam jenjang suatu kategori yang semakin umum. Sebagai contoh, spesies yang mirip dikelompokkan ke dalam genus yang sama, genus yang mirip dikelompokkan kedalam famili yang sama dan selanjutnya.

Kingdom > filum > kelas > ordo > famili > genus > spesies.

Taksonomi adalah penemuan manusia, dan taksonomi itu sendiri tidak  dapat memastikan nenek moyang yang sama. Namun, jika digabungkan dengan bukti-bukti lain, pengaruh taksonomi terhadap evolusi tidak dapat diragukan lagi.

Misalnya, analisis genetik menunjukkan bahwa spesies singa dan harimau merupakan  kerabat yang sangat dekat dengan latar belakang genetik yang serupa dan berkerabat dalam genus yang sama dalam satu ordo/lebih erat dibandingkan dengan  ordo yang berbeda.

Bukti dari Anatomi Perbandingan.

Pewarisan dengan modifikasi terlihat sangat jelas  pada kemiripan  anatomi antar spesies yang termasuk dalam kategori taksonomi yang  sama. Misalnya, unsur kerangka yang sama terdiri dari tungkai depan manusia, kadal, kucing, paus, kelelawar, katak, dan burung. Namun fungsi anggota tubuh  sangat berbeda.

Kesamaan ciri-ciri tertentu yang dihasilkan dari satu nenek moyang disebut homologi , dan ciri-ciri anatomi seperti itu disebut  struktur homolog.

Anatomi komparatif konsisten dengan bukti lain karena memberikan bukti  bahwa evolusi adalah  proses renovasi di mana struktur nenek moyang yang  berfungsi dalam satu fungsi berubah seiring mereka mengambil fungsi  baru.

Beberapa struktur homolog yang lebih menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak berguna lagi), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil, jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus masa kini tidak memiliki tungkai belakang tetapi memiliki sisa tulang pelvis dari kaki leluhur daratnya yang berkaki empat.

Bukti dari Embriologi Perbandingan.

Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya. Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki kantung insang dan rongga tulang belakang.

Pada tahapan perkembangan ini, ikan, salamander kura-kura, ayam, babi, sapi, kelinci, manusia dan semua vertebrata lain lebih banyak kesamaannya dari perbedaannya.

Pada perkembangan selanjutnya menjadi semakin bervariasi, akhirnya akan memiliki ciri khas dari kelasnya. Pada ikan misalnya, kantung insang berkembang menjadi insang, pada vertebrata darat, struktur embrio tersebut akan dimodifikasi untuk fungsi-fungsi lain, seperti saluran eustachius yang menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan pada manusia.

Embriologi perbandingan sering kali membentuk homologi pada beberapa struktur, seperti kantung insang, yang menjadi sedemikian berubah pada perkembangan selanjutnya sehingga asal mulanya yang sama tidak lagi terlihat dengan jelas saat membandingkan dengan bentuknya yang telah berkembang secara lengkap. (*)

 

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store