Perguruan Silat Tradisi Lugay Kencana Purwakarta Gembleng Puluhan Kesatria di Hutan Pinus
Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Perguruan silat tradisi Lugay Kencana Purwakarta menggelar ujian kenaikan tingkat (Sabuk, red) dan milad perguruan Lugay Kencana Purwakarta Ke-75. Kegiatan tersebut Puluhan Kesatria di gembleng selama dua hari di Hutan Pinus Ujung Aspal Desa Pusakamulya Kecamatan Kiarapedes Kabupaten Purwakarta, pada ditemui di lokasi camping ground ujung aspal Kiarapedes Purwakarta, pada Sabtu 6 Januari 2024.
Guru besar Perguruan Lugay Kencana Purwakarta Dodi Suhada mengatakan, ujian kenaikan tingkat rutin dilaksanakan setiap setahun sekali sekaligus perayaan milad perguruan. Hal tersebut dilakukan guna untuk menyeleksi, mengevaluasi, menguji kemampuan. Serta mengetahui penerapan dari hasil latihan para kesatria.
“Ini sebagai syarat yang wajib dilalui sebelum meningkat ketahap sabuk yang lebih tinggi. Sekaligus, kedepannya diharapkan menjadi generasi tangguh, mempunyai kepribadian yang baik kepada siapapun, tetap taat terhadap agama dan NKRI,” ujarnya.
Dodi menjelaskan, ujian kenaikan tingkat kali ini diikuti 30 Kesatria Lugay Kencana Purwakarta. Perguruan pencak silat tradisi Lugay Kencana Purwakarta terdaftar dan dinaungi langsung oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan Federasi Pencak Silat Tradisi Indonesia (FSTI).
“Oleh karena itu, Perguruan Silat Tradisi Lugay Kencana Purwakarta tidak hanya mengajarkan seni bela diri saja, tetapi juga etika, moral maupun keagamaan,” jelasnya.
Dodi berharap perguruan silat tradisi Lugay Kencana Purwakarta dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat dari berbagai daerah. Serta dapat melahirkan kesatria – kesatria yang kompetitif di berbagai kejuaraan regional, nasional maupun internasional.
“Semoga dengan adanya kenaikan tingkat sabuk ini para murid bisa lebih maju, bersemangat serta mempunyai kepribadian yang baik untuk masyarakat,” katanya.
Pembina Perguruan Lugay Kencana Purwakarta Deni Ramdani mengatakan,
pencak silat merupakan ciri budaya bangsa yang berpegang teguh kepada agama dan NKRI.
“Beladiri silat ini merupakan beladiri asli dari tanah Indonesia, yang bisa terus bertahan di tengah masuknya jenis beladiri dari berbagai negara,” katanya.
Sementara itu, Deni menambahkan seni dan budaya bela diri silat harus menjadi identitas pemersatu bangsa khususnya dalam menjaga keutuhan budaya Sunda.
“Melalui silat bisa mewujudukan kebersamaan berbagai elemen masyarakat khususnya di Jabar yang tujuan untuk bersinergi dan membangun menjaga berbagai kebudayaan Sunda,” ucapnya