Pakar: Putusan MK Soal Remisi Narapidana Sejalan dengan Nilai HAM

Jurnalis: Joko Prasetyo
KABARBARU, JAKARTA – Pakar Hukum Pidana, Suparji Ahmad mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menegaskan bahwa semua narapidana berhak mendapatkan remisi sebagaimana diatur dalam UU Pemasyarakatan. Baik itu narapidana Narkotika, Korupsi atau Terorisme.
Menurutnya, ini sesuai dengan Hak Asasi Manusia.
“Putusan ini patut diapresiasi karena menjunjung dan sejalan dengan nilai HAM serta konstitusi. Karena semua narapidana pada dasarnya berhak untuk mendapat remisi,” kata Suparji dalam keterangan persnya.
Ia juga mengatakan bahwa remisi sejatinya dapat mengurangi over kapasitas lapas. Mengingat, kondisi lapas kita hari ini sangat memprihatinkan.
“Ada yang satu ruangan kecil untuk puluhan orang, mereka berdesakan dan tidak mendapat perlakuan layak. Dengan remisi, hal itu bisa diatasi dan dapat mencegah peristiwa nahas seperti di Lapas Tangerang kemarin,” paparnya.
Menurutnya, MK juga sudah tepat bila tidak menguji PP no 99 Tahun 2012 yang melarang remisi bagi narapidana korupsi, terorisme, narkotika dan beberapa tindak pidana lain. Aturan ini, kata dia, lebih tepat jika dibawa ke Mahkamah Agung.
“PP tersebut bisa dibawa ke Mahkamah Agung untuk judicial review. secara normatif, PP tersebut ada masalah, karena ketentuan pengecualiannya hanya disisipkan. Maka perlu dilakukan pengujian dan peninjauan kembali di MA,” Jelasnya.
Pemberian remisi, menurut Suparji adalah hak setiap narapidana. Ia setuju bila persyaratannya harus diatur, namun jangan sampai remisi tidak diberikan karena itu tak sejalan dengan nilai HAM.