Ketahanan Pangan Jadi Tantangan Utama Menjaga Stabilitas Ekonomi Indonesia
Editor: Bahiyyah Azzahra
Oleh: Fitriana Asyura
Salah satu aspek penting dalam stabilitas ekonomi di Indonesia adalah ketahanan pangannya. Sejarah perekonomian pangan di Indonesia, sebagai bagian integral dari perjalanan panjang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mencatat dengan jelas bahwa sejak awal para pemimpin negara ini telah menempatkan ekonomi pangan sebagai salah satu isu paling strategis dalam pembangunan nasional. Masalah ketahanan pangan berkaitan erat dengan berbagai aspek ekonomi, mulai dari inflasi, daya beli masyarakat, hingga keseimbangan neraca perdagangan negara. Ketika harga pangan naik drastis, daya beli masyarakat akan tergerus, yang pada gilirannya memicu peningkatan angka kemiskinan dan ketimpangan sosial.
Kebijakan ketahanan pangan harus diintegrasikan secara menyeluruh dengan agenda pembangunan ekonomi nasional. Ketahanan pangan bukan hanya soal pemenuhan kebutuhan pangan dasar, tetapi juga terkait dengan penciptaan sistem ekonomi yang lebih tangguh, yang bisa menghadapi guncangan global dan krisis pangan yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat harus bersinergi untuk menciptakan kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan pangan dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Di sisi lain, teknologi juga memiliki peran yang sangat besar dalam memperkuat ketahanan pangan. Inovasi di bidang pertanian, seperti penggunaan bioteknologi untuk menciptakan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim dan peningkatan efisiensi produksi, harus menjadi fokus kebijakan pertanian masa depan. Teknologi digital dalam hal pemasaran dan distribusi pangan juga bisa membantu mempercepat pergerakan pangan dari produsen ke konsumen dengan harga yang lebih efisien.
Namun, meskipun telah ada banyak upaya untuk mencapainya, kenyataan yang ada saat ini menunjukkan bahwa ketahanan pangan Indonesia masih sangat bergantung pada impor, terutama untuk komoditas pangan strategis seperti kedelai, jagung, dan beras. Ketergantungan ini membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga pangan global yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat, inflasi, dan keseimbangan neraca perdagangan. Oleh karena itu, meskipun kebijakan seperti Revolusi Hijau pada masa Orde Baru dan berbagai inisiatif pemerintah saat ini telah berhasil meningkatkan produksi pangan dalam negeri, ketergantungan terhadap pangan impor tetap menjadi tantangan besar yang perlu segera diatasi.