HILANG DI MATA

Jurnalis: Joko Prasetyo
KABARBARU, OPINI – Dunia yang kita tempati ini bukanlah tempat tinggal selamanya. Bahkan sebenarnya kita sedang dalam suatu perjalanan menuju tempat tinggal yang sesungguhnya di alam akhirat nanti. Dalam kurun waktu kita menyaksikan dan mendengar hampir setiap hari kiriman berita tentang kematian. Telah banyak sanak saudara yang dulunya bersama atau bahkan dahulu tinggal satu rumah dengan kita, telah melewati dan meninggalkan dunia ini.
Istilah dalam bahasa masyarakat adalah hilang dimata.Pagi masih sehat bahkan masih ngobrol dan bercanda namun sorenya kita mendengar ia telah wafat, hanya karena tersedak nasi goreng, namun itu semua hanya sebab karena sudah waktunya ia meninggalkan tempat beramal di dunia ini menuju tempat perhitungan dan pembalasan.
Akan segera datang pula saatnya kita menyusul mereka. Maka, memanfaatkan dunia ini sebagai tempat mencari bekal untuk kehidupan akhirat adalah sebuah kewajiban agar mendapatkan kebahagian yang abadi di akhirat.
Dalam surah AlImran Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan.
Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 185).
Pada asalnya kematian berarti diam dan segala sesuatu yang diam berarti mati. Kematian adalah terpisahnya hubungan antara ruh dan badan/jasad serta meninggalkannya. Sedangkan Hailulah (tidur-tiduran) berada diantara keduanya.
Kematian adalah perpindahan dari kampung sementara ke kampung abadi. Kematian pasti akan datang kepada setiap makhluk hidup.Mati itu harus selalu diingat, karena mengingat mati adalah suatu kebaikan. Orang yang lupa dengan kematian akan jauh dari hidayah Allah dan tidak akan mendapat rahmat-Nya. Orang yang lupa dengan kematian akan selalu berbuat dosa. lupa mati akan membuat seseorang berani berbuat kejahatan bahkan menghumbar hawa nafsunya dengan bebas.
Di sadari atau tidak, jika mendengar atau mungkin terjadi pada diri kita ketika menghadapi suatu musibah pesawat misalnya maka seketika itu kita ingat dan pasrah serta beristighfar memohon ampun kepada Allah, saat kita berfikir bahwa itu adalah hari terakhir kehidupan. Bahkan bisa jadi ketika itu kita berjanji jika sampai ditempat tujuan dengan selamat akan melaksanakan ibadah, puasa, mendekatkan diri kepada Allah, selalu berbuat baik dan sebagainya, namun setelah itu terjadi maka hilang sudah apa yang pernah diutarakan saat di pesawat.
Inilah manusia yang lupa dan tidak ingat akan kematian, dia mengira kematian itu masih lama atau hanya untuk orang yang sakit saja. Mereka berfikir hidup seribu tahun. Mati adalah sesuatu kepastian, semua makhluk Allah akan mati. Dalam al-Quran dijelaskan: “Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. (QS. An-Nisa’ 4: Ayat 78).
Jika seseorang tidak mempersiapkan akan kematian maka sungguh seseorang akan menyesal ketika pada hari perhitungan amal nanti dia datang dalam keadaan tidak membawa amal shalih.
Allah jelaskan dalam al-Quran: “Dan pada hari itu diperlihatkan neraka jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya:, Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya Aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini”. (QS.Al-Fajr:23-24).Oleh karenanya, penting bagi kita untuk selalu mengingat kematian sebagai benteng untuk mempersiapkan diri menghadap kehidupan atau kampung masa depan.
Adapun manfaat mengingat kematian adalah:
Selalu bersyukur kepada Allah; Rasulullah bersabda, “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian) karena jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya sempit, maka ia akan merasa lapang dan jika seseorang mengingatnya saat kehidupannya lapang, maka ia tidak akan tertipu dengan dunia (sehingga lalai akan akhirat).” (HR. An-Nasai, Tirmizi, Ibn Majah, Baihaqi).
Membuat semakin khusyu dalam ibadah; “Ingatlah kematian dalam salatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam salatnya, maka ia akan memperbagus salatnya. Salatlah seperti salat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan salat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta udzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR. Ad Dailami).
Selalu bertaubat setelah melakukan dosa; Imam Ad Daqqiq Rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa yang banyak mengingat kematian, dia akan dimuliakan dengan tiga perkara, yaitu: (1) bersegera dalam bertaubat, (2) hati yang qanaah, (3) bersemangat melakukan ibadah. Barangsiapa yang lupa mengingat kematian, dia akan dihukum dengan tiga perkara, yaitu: (1) menunda-nunda taubat, (2) tidak rida terhadap pemberian (takdir) Allah, (3) malas beribadah.” (At-Tadzkirah, Juz 1 halaman 27).
Terhindar dari perbuatan zhalim
Selalu mengevaluasi diri; Umar bin khattab mengatakan: hisablah dirimu sebelum engkau di hisab nanti. Mendorong untuk selalu siap menghadapi kehidupan akhirat
Menumbuhkan sifat Qanaah Menumbuhkan rasa tawakal kepada Allah
Semakin besar rasa cinta kepada Allah, dan merindukan kehidupan yang lebih baik dan kekal. Selalu akan berhati-hati dalam bertindak dan akan menjaga apa yang diperintahkan Allah terhadapnya.
Inilah manfaat dari mengingat kematian, semakin kita mengingat kematian maka merasa bahwa dunia hanya senda gurau yang tidak bermanfaat jika tidak diisi dengan ibadah kepada Allah. Yang ditakuti bukanlah kematian tapi apa yang kita bawa setelah kematian. beribadah kemudian pasrah disertai dengan doa dan harapan diterima sebagai pahala yang membawa keridhaan-Nya.
Walaupn ada beberapa keterangan yang menjelaskan tentang keadaan saat kematian namun, Rasulullah memberikan kabar gembira bagi orang-orang mumin yang shaleh ketika sakratul maut.
Rasulullah bersabda “Mati yang paling enak adalah seperti kambing dikuliti hidup-hidup, namun matinya orang yang beriman seperti rambut keluar dari tepung.
Seorang yang beriman dan beramal shaleh diperlihatkan oleh Allah surga yang ditujunya ketika sakratul maut, sehingga indahnya surga, harumnya bau surga, membuat mereka terbius dan sakitnya tidak terasa saat nyawanya terpisah dari jasad. Firman Allah: “Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang di yakini (ajal)”. (QS. Al-Hijr : 99).