Cara Bikin Budgeting Realistis Buat Freelancer yang Income-nya Variatif

Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Mengatur keuangan saat bekerja sebagai freelancer bisa jadi tantangan tersendiri. Tidak seperti pegawai tetap yang mendapat gaji bulanan tetap, freelancer harus berhadapan dengan pemasukan yang naik turun—kadang deras, kadang seret. Entah kamu seorang freelance graphic designer, freelance writer, atau bahkan freelance app developer, membuat budgeting yang realistis adalah kunci agar kamu tetap bisa hidup tenang dan bebas stres setiap bulan.
Lalu, bagaimana sih cara bikin budgeting yang cocok buat freelance? Artikel ini akan mengulas cara mengatur keuangan untuk freelance agar tetap stabil dan produktif, bahkan saat klien sedang sepi. Yuk, simak sampai habis!
Kenapa Freelancer Butuh Budgeting yang Serius?
Jujur aja, hidup sebagai freelancer sering bikin deg-degan. Hari ini kamu bisa dapat proyek senilai Rp10 juta, minggu depan mungkin belum tentu ada pekerjaan masuk. Inilah alasan utama kenapa kamu nggak bisa sembarangan dalam urusan keuangan.
Tanpa perencanaan yang matang, uang yang kamu terima bisa cepat habis untuk kebutuhan dadakan atau gaya hidup impulsif. Akhirnya, kamu akan terus merasa kekurangan, walaupun sebenarnya penghasilanmu lumayan.
Budgeting yang baik akan membantumu:
- Memprioritaskan kebutuhan penting
- Menyisihkan tabungan untuk masa paceklik
- Menghindari utang
- Membuat keputusan finansial dengan kepala dingin
Langkah-Langkah Bikin Budgeting Realistis Buat Freelancer
1. Hitung Rata-Rata Penghasilan dalam 3–6 Bulan Terakhir
Langkah pertama untuk membuat budgeting bulanan adalah melihat rata-rata pendapatanmu. Caranya? Cek total penghasilan kamu selama 3–6 bulan terakhir, lalu bagi dengan jumlah bulan.
Misalnya:
- Bulan 1: Rp8.000.000
- Bulan 2: Rp5.000.000
- Bulan 3: Rp10.000.000
Rata-rata = Rp7.666.000
Itulah yang bisa kamu anggap sebagai “gaji bulanan”. Angka ini akan kamu jadikan dasar dalam menyusun anggaran, bukan jumlah penghasilan tertinggi yang kamu dapatkan.
2. Gunakan Metode 50/30/20 yang Fleksibel
Metode klasik ini bisa kamu sesuaikan dengan pola penghasilanmu sebagai freelancer. Secara umum, pembagiannya adalah:
- 50% untuk kebutuhan pokok: makan, tempat tinggal, transportasi, listrik, dan internet.
- 30% untuk keinginan: nongkrong, langganan streaming, liburan.
- 20% untuk tabungan dan dana darurat.
Namun, sebagai freelancer, kamu bisa memodifikasinya menjadi 40/30/30—terutama untuk memperbesar alokasi tabungan agar kamu siap menghadapi bulan sepi kerjaan.
3. Punya Rekening Terpisah untuk Kebutuhan, Tabungan, dan Pajak
Jangan gabungin semua uangmu di satu rekening! Buat setidaknya 3 akun:
- Rekening utama untuk pengeluaran harian.
- Rekening tabungan untuk menyimpan dana darurat atau mimpi jangka panjang.
- Rekening pajak agar kamu nggak kelabakan saat harus bayar kewajiban tahunan.
Kamu bisa alokasikan persentase tetap tiap kali kamu dapat proyek. Misalnya: 70% ke rekening utama, 20% ke tabungan, dan 10% langsung ke rekening pajak.
4. Catat Semua Pengeluaran (Serius, Ini Ngaruh Banget)
Freelancer cenderung punya pengeluaran tersembunyi yang kadang tak terasa, seperti langganan software desain, beli kopi tiap meeting, atau kuota internet tambahan. Semua itu kalau dijumlah bisa cukup besar.
Nah, di sinilah aplikasi pencatat keuangan berperan penting. Daripada mencatat manual atau pakai Excel yang akhirnya lupa dilihat lagi, lebih baik gunakan aplikasi yang bisa mengelompokkan pengeluaran dan memberikan insight tentang kebiasaan belanjamu.
Kalau kamu belum punya aplikasi andalan, coba pakai aplikasi yang bisa input dari foto struk, file mutasi, bahkan suara. Beberapa aplikasi lokal kini juga menyediakan tips budgeting sederhana untuk gaji pas-pasan, jadi sangat cocok untuk freelancer pemula.
Tips Budgeting Tambahan Buat Freelancer
1. Anggap Gaji Besar sebagai Bonus, Bukan Standar
Freelancer sering dapat gaji besar dalam satu proyek, tapi jangan terjebak dengan pola pikir “aku pasti bisa dapat segini terus.” Gunakan surplus itu untuk memperkuat tabungan, bukan buat beli gadget baru atau staycation mewah.
2. Buat Dana Cadangan Setara 3–6 Bulan Biaya Hidup
Dana ini penting banget. Saat nggak ada proyek masuk, kamu bisa tetap bayar kosan, makan, dan transportasi tanpa panik. Mulailah menyisihkan sebagian dari pendapatanmu ke tabungan setiap kali kamu dapat proyek.
Kalau bisa, pilih juga tabungan yang menguntungkan, misalnya rekening bunga tinggi tanpa potongan admin atau fitur investasi otomatis.
3. Prioritaskan Investasi Diri
Kadang, “budgeting” bukan hanya soal menghemat, tapi juga soal memaksimalkan pendapatan. Sisihkan dana untuk ikut kursus, beli buku, atau upgrade peralatan kerja. Investasi ini bisa memperbesar peluangmu mendapatkan klien dengan bayaran lebih tinggi.
Tantangan Umum Freelancer dalam Mengatur Uang
Freelancer sering merasa “bebas” dalam mengatur waktu dan keuangan. Tapi justru karena tidak ada struktur tetap, kamu harus menciptakan struktur sendiri.
Beberapa tantangan umum:
- Klien telat bayar
- Tergoda belanja saat sedang banyak duit
- Tidak disiplin menyisihkan uang untuk kebutuhan penting
Solusinya? Disiplin + alat bantu yang tepat. Gunakan teknologi untuk membantumu tetap konsisten. Aplikasi yang punya sistem alert dan reminder bisa sangat membantu agar kamu tidak kelewat batas pengeluaran.
Kapan Harus Revisi Budget?
Setiap 1–2 bulan sekali, sempatkan waktu untuk evaluasi budgeting kamu:
- Apakah pendapatanmu meningkat?
- Apakah ada pengeluaran baru yang muncul?
- Apakah kamu bisa menambah porsi tabungan?
Budget bukan sesuatu yang kaku. Sebagai freelancer, kamu perlu fleksibel, tapi tetap punya batasan yang sehat.
Freelance dan Stabilitas Finansial Bukan Mustahil
Jadi freelancer bukan berarti kamu harus hidup pas-pasan dan tidak bisa menabung. Dengan strategi yang tepat dan disiplin, kamu tetap bisa punya pegangan kuat untuk masa depan. Ingat, kamu bukan cuma bekerja untuk hari ini, tapi juga untuk keamanan finansial jangka panjang.
Mulailah dari hal sederhana: tahu berapa pemasukanmu, catat semua pengeluaran, dan buat budgeting berdasarkan kebutuhan nyatamu. Kalau kamu butuh bantuan, sudah banyak aplikasi keuangan lokal yang bisa membantumu merancang budgeting bulanan yang sesuai dengan gaya hidupmu.
Pakai teknologi sebagai partner finansialmu. Buat kamu yang ingin lebih serius, kamu bisa mulai dengan aplikasi FINETIKS yang punya fitur edukatif dan cocok banget untuk freelancer. Mulai dari AI insight sampai tantangan hemat harian, semua dirancang agar budgeting terasa ringan dan menyenangkan.
Jangan tunggu sampai klien sepi untuk mulai atur keuangan. Mulai sekarang, mulai kecil, dan rasakan dampaknya.
Jika kamu punya pengalaman pribadi sebagai freelancer dalam mengatur keuangan, atau punya tips budgeting sederhana untuk gaji pas-pasan, bagikan di kolom komentar! Siapa tahu bisa jadi inspirasi buat freelancer lainnya.