Pemuda Banjarmasin dan Tokoh Lintas Iman Rumuskan Aksi Kerukunan

Jurnalis: Arif Muhammad

Kabar Baru, Banjarmasin – Youth Harmony melanjutkan rangkaian program edukasi Harmony Class dengan menyapa generasi muda di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Minggu (7/12/2025). Mengusung tema “Membangun Kerukunan dari Lokal: Literasi, Regulasi, dan Aksi Pemuda”, acara ini menjadi wadah diskusi krusial bagi mahasiswa dan pemuda setempat dalam merespons dinamika sosial keagamaan.

Acara yang berlangsung di Banjarmasin ini dihadiri berbagai elemen pemuda sebanyak 840 lebih dan menghadirkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pimpinan perguruan tinggi keagamaan negeri, serta narasumber lintas latar belakang untuk memperkuat toleransi di “Bumi Lambung Mangkurat”.

Kepala Bidang Bina Lembaga Kerukunan Agama dan Lembaga Keagamaan di Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI, Hery Susanto, S.S., M.Ap., hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara resmi.

Dalam paparannya, Hery menegaskan komitmen Kementerian Agama untuk menyukseskan Asta Cita, visi-misi pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran, khususnya dalam pengokohan ideologi Pancasila dan kerukunan nasional. Hery juga memperkenalkan inovasi digital terbaru Kemenag, yakni aplikasi Si-Rukun (Sistem Deteksi Dini untuk Indonesia Rukun).

“Kemenag memfasilitasi aplikasi Si-Rukun sebagai Early Warning System (EWS) untuk mendeteksi potensi konflik keagamaan sejak dini. Kami berharap pemuda Banjarmasin dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menjaga stabilitas sosial,” ujar Hery.

Dukungan penuh dari tuan rumah disampaikan oleh Rektor UIN Antasari Banjarmasin, Prof. Dr. Hj. Nida Mufidah, M.Pd., yang didampingi oleh Kepala Biro Administrasi Umum, Perencanaan, Keuangan, dan Kepegawaian (AUPKK) UIN Antasari yang baru, Dr. H. Zainal Ilmi, S.Ag., M.Pd.I.

Dalam sambutan kolaboratifnya, kedua pimpinan kampus tersebut menyampaikan pesan kuat kepada peserta untuk menjadi pelopor sikap terbuka, baik di lingkungan akademik maupun masyarakat.

“Kami mengajak seluruh mahasiswa dan pemuda di Banjarmasin serta Kalimantan Selatan pada umumnya untuk hidup harmonis dan terbuka terhadap keberagaman. Jadikan kampus dan kampung halaman kita sebagai ruang yang aman dan damai bagi semua golongan,” pesan Prof. Nida Mufidah yang diamini oleh Dr. Zainal Ilmi.

Diskusi inti Harmony Class Banjarmasin berjalan dinamis dengan hadirnya empat narasumber kompeten yang mewakili akademisi, praktisi agama, hingga tokoh pemuda lintas iman salah satunya adalah Eric Fernando, Ketua Harian DPP KCBI (Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia) yang juga mahasiswa S-3 di Thailand, membawa perspektif lintas iman dan pengalaman kerukunan di level internasional.

Lima Program Youth Harmony Class ini di konsep dan di jalankan oleh Tim Intenal Youth Harmony dengan Ghulam Ruchma Algiffary, S.H., M.A., (seorang Peneliti Muda di INTIRA) sebagai aktor leading di setiap rangkaian.

Para narasumber sepakat bahwa sinergi antara literasi digital, pemahaman regulasi, dan aksi nyata di lapangan adalah kunci untuk menjaga kondusivitas sosial di tengah masyarakat yang majemuk.