Caleg PKB di Cirebon dan Indramayu Siap Jemput Kemenangan dan Berkomitmen Membesarkan NU

Jurnalis: Nurhidayat

Kabar Baru, Indramayu – Para calon anggota legislatif (caleg) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkomitmen membesarkan Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi yang melahirkan partai PKB. Hal itu terungkap dalam Akademi Kepemimpinan Dipantara “Pembekalan Calon Legislatif DPRD dari PKB Dapil Jabar VIII” di aula Yayasan Darul Maarif Kaplongan, Indramayu, Sabtu (19/8/2023).

Dalam kesempatan tersebut hadir para calon anggota DPRD Kota/Kabupaten Cirebon dan Indramayu dari PKB.

Hadir sebagai pembicara instruktur nasional Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKP NU) yang kini menjadi Akademi Kepemimpinan Dipantara, yakni KH Abdul Munim DZ, KH Adnan Anwar, KH Hariri Makmun dan KH Zaini.

Dalam sambutannya, Anggota Dewan Syuro DPP PKB, Dedi Wahidi, kembali mengingatkan bahwa PKB merupakan saluran aspirasi warga nahdiyin. Karenanya langkah kerja dan kebijakan yang diambil partai harus sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan islam khususnya kalangan NU.

“PKB lahir dari NU maka perjuangan PKB adalah sama dengan apa yang diperjuangkan NU, kita menjadi representasi kaum nahdiyin di parlemen, langkah gerak dan tindakan kita harus sesuai dengan harapan warga NU,” ujar Dewa, sapaan Dedi Wahidi.

Dewa yang telah 3 periode berturut-turut terpilih menjadi anggota DPR RI juga memberikan motivasi kepada para caleg DPRD Kota/Kabupaten di Dapil Jabar VIII. Dewa juga memberikan tips agar terpilih menjadi wakil rakyat. Berdasarkan pengalaman dirinya, Dewa menyebut ada tiga syarat agar terpilih menjadi anggota legislatif.

Pertama, untuk dipilih masyarakat, caleg harus terlebih dahulu dikenal. Maka harus intensif sosialisasi kepada publik di Daerah Pemilihan atau Dapil masing-masing. Kedua, caleg juga harus rajin berkunjung ke masyarakat secara langsung untuk mengenalkan diri dan program yang akan diperjuangkan.

“Ketiga, mulailah banyak membantu masyarakat. Belajar memberi apa yang dibutuhkan masyarakat. Dengan tiga hal tersebut Insya Alloh anda terpilih,” ujar Dewa.

KH Hariri Makmun, dalam pemaparannya mengatakan bahwa target PKB pada Pemilu tahun 2024 tidak main-main yakni 20 persen suara nasional. Sebagai kendaraan politik warga NU, PKB diharapkan dapat mengusung calon presiden sendiri dan tidak bergantung pada partai lain.

“PKB harus menjadi partai besar, dan suara PKB harus lebih besar dari Pemilu-pemilu sebelumnya,” ujar Hariri.

Untuk menuju target tersebut, ia menilai ada 3 hal yang harus dilakukan PKB sebagai bagian dari perjuangan NU, yaitu PKB harus memperkuat manajemen organisasi NU, melayani umat dan menguatkan sumberdaya manusia (SDM). Dalam hal ini, program PKB ke depan harus menyentuh masyarakat hingga ke tingkat desa baik berupa pelatihan produktif maupun pengembangan wirausaha.

Pembicara lainnya, yakni KH Adnan Anwar, mengatakan dirinya dan seluruh pihak yang bernaung dalam Akademi Dipantara konsen membesarkan PKB. Karena dengan besarnya PKB maka otomatis membesarkan NU.

“Karena PKB satu-satunya partai yang konsisten memperjuangan NU dan ahlus sunnah wal jamaah,” ujar KH Adnan Anwar.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa dari masa ke masa Jawa Barat adalah provinsi kunci untuk mencapai kemenangan Pemilu. Karena itu, untuk kemenangan PKB secara nasional, maka yang pertama harus dilakukan adalah memenangkan Jawa Barat.

“Dengan memenangkan Jawa Barat, separuh kerja kita telah selesai. Termasuk menang di Cirebon dan Indramayu ini,” ujar KH Adnan Anwar.

Sementara itu, KH Zaini Akmal kembali mengingatkan terkait sejarah NU yang pada Pemilu tahun 1955 mampu meraih 19 persen suara. Dengan perolehan tersebut tidak ada satu pun kebijakan Presiden Soekarno yang keluar tanpa persetujuan NU. Posisi itulah yang harus dikembalikan PKB.

“Maka kita harus mengembalikan kebesaran dan kejayaan PKB di momentum Pemilu tahun 2024,” ujar KH Zaini Akmal. (*)