Suara Ruh Ι Puisi-puisi Abd. Hannan

Editor: Ahmad Arsyad
Saat hujan semakin deras
kususuri jalan selangkah demi selangkah
Kuraba bajuku yang sudah kuyup,
Serasa dingin udara menusuk
Sebentar kutoleh kebelakang,
Begitu dalam arti perjalanan
Percikan air adalah terpaan
Halilintar pemanis makna
Saat reda adalah harapan jiwa yang menjadikan terang nur kehidupan …
Kala ku bayangkan terang rembulan
merenung menjadi makna harapan
Waktu kecil ku adalah kedamaian
saat remaja ku merasakan masa pematangan jiwa
dan kini kutatap cermin kedewasaan
kemudian kukerutkan keningku
seraya aku berkata pada bayanganku . . .
“Belajarlah dari perjalanan hidupmu dan raihlah cita-citamu diatas bintang persia dan jadilah dirimu dalam sebuah jati diri sendiri”
Sumenep, 19 Januari 2022
Keesaan-Mu membentang indah Maha Sempurna
Keagungan abadi yang kekal adalah dzat tertinggi-Mu
Hakiki setiap firman-Mu
Ya Allah
Subhanallah
Kekuasaan-Mu tak tertandingi
Kesempurnaan-Mu tak setara oleh apa pun
Hamba yakin dalam agama ku
Dalam ibadah kuSertakan khusyuk
Untuk mengingat keesaan_Mu
Sumenep, 20 Januari 2022
Sesungguhnya Engkau lah Maha dari segala Maha
Raja dari segala raja
Kekuatan cinta kekal tak tertandingi
Kekuatan sempurna daya yang begitu takjub
Hamba agungkan ayat suci-Mu
Hamba semayamkan dalam setiap hela nafas
Hingga akhir hayat
Dan Kau datangkan malaikat sempurna menjemput ajal ku
Dalam rindu ku berserah diri
Memuja agung Maha karya sempurna tak tertandingi
Allah Azza Wajala
Allahu akbar
Sumenep, 21 Januari 2022
Suara Ruh
Jeritan si Ruh dalam tanah
Menahan sakit yang sangat parah
Yang tiada terkira
Yang belum terlihat oleh mata
Yang belum terdengar oleh telinga
Suara Ruh terdengar memilukan
Oleh sekelompok semut dalam tanah
Bangkai tercambuk menakutkan
Atas dosa yang dilakukan
Yang belum sempat disucikan
Penghuni tanah yang basah lembab
Menyesal…..
Namun sesal pun tiada guna
Afsun kuburan menjelma neraka
Sumenep, 20 Januari 2022
Pemanggul Kuburan
Bunga kerimbunan berguguran
Berduka atas penghuni yang kesepian
Yang selalu dalam kegelapan
Tiada sinar yang menerangkan
Serat serat pohon merasakan
Betapa dahsyat siksaan Tuhan
Untuk orang-orang yang melanggar
Cahaya Keberkahan
Engkaulah cahaya penerang
Ditengah kegelapan zaman
Yang selalu tegar dalam segala cobaan
Pembawa kebenaran dalam seribu kebaikan
Ya Rasulullah
Engkau bagai lentera
Yang selalu hadir di kegelapan malam
Ucapanmu laksana nada indah
Yang memberikan kedamaian hati
Ya Rasulullah
Engkaulah pemimpin kami
Yang selalu memberikan jalan kebenaran
Sabdamu adalah doa
Yang selalu di dengar sang Maha Kuasa
Ya Rasulullah
Engakau Laksana embun penyejuk
Di tengah Kekeringan
Syafaatmu adalah harapan kami
Penentu kehidupan hakiki
Menuju Ilahi robbi
Sumenep, 18 Januari 2022
Afsun Januari
Amaraloka nampak disangkar januari
Jika dilihat dari jarak aksa
Nampak terlihat anindya disana
Memang tak begitu jelas tapi nyaris,,,
Ditengah barunya Jingkrakan Bagaskara
Terselip harapan-harapan Eonoia yang dewana
Genta merongrong peradaban
Untuk kiat dan selalu memanggul kampa keinginan
Menolak ketaksaan
Dari berbagai permasalahan
Sejatinya, januari ini memberi jeremba
Namun manusia ditutup
Oleh seranah dan serapah
Kolam hitam para pemangku kebijakan
Sumenep, 24 Januari 2022
Akhir Januari
Hapan yang sering tak berbanding lurus dengan kenyataan
Harusnya kemarau saja yang datang
Walau aku membenci terik menyengat
Tapi untuk hari ini bisakah kau singkirkan saja awan hitam dari hadapanku
Biarkan langit menjadi terang benderang
Agar hujan tak menyapaku hari ini
Itulah yang dinamakan harapan yang sering tak berbanding lurus dengan kenyataan
Di penghujung Januari Tuhan menetapkan kehadiran hujan
Langit gelap
Jutaan kali tetesan air turun menyapa tanah
Aku hanya bisa terkungkung di balik jendela
Enggan berbasah ria
Dengan semesta
Hujan di akhir Januari, tak hanya meneteskan titik air dari langit
Tapi memanggil air mataku turun ikut serta
Mengundang setiap tantangan antara langit dan bumi
Mungkin Tuhan sedang memperkenalkanku arti perjuangan
Sumenep, 23 Januari 2022
Payung Teduh Januari
“Tidak semua perjuangan diketahui pihak yang diperjuangkan”
Aku Mulai paham tentang pejuang hebat
Mampu berdiri di bawah deras hujan
Dua bahkan sepuluh jam
Aku tidak ragu dengan fungsi hati nurani
Mempersilahkan pejuang berlari
Ke berbagai sudat ruang
Tanpa menunggu runtuh dari pejuang
Teduhnya Januari ini
Bisa kita diskusikan solusinya nanti
Bukan soal mati hati nurani
Tapi biar kita punya jendela untuk berimajinasi
Perjuangan hari ini tak kan nampak besar
Mengintip pun tidak ada celah untuk berakar
Tidak terlihat tegaknya
Tidak terasa hasilnya
Tidak terdengar gandrum responnya
Ditengah januari ini
Duduk dan istirahatlah
Bernafaslah lebih teratur
Tanpa keputus asaan
Aku takkan hentikan perjuangan ini
Walau Tiada hujan deras hari ini
Namun perjuangan tetap bersinergi
Sumenep, 23 Januari 2022
Profil penulis
“Abd. Hannan, Mahasiswa Aktif IAIN Madura Prodi Tadris Bahasa Indonesia, terlahir didesa Larangan Badung kec. Palengaan Kab. Pamekasan. Iya seorang penulis buku antologi Puisi yang berjudul “Hujan puisi dibulan November.”