Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Menguak Sisi Gelap Oriental Circus Indonesia

Kesaksian para mantan pemain Oriental Circus Indonesia
Kesaksian para mantan pemain Oriental Circus Indonesia pada Forum Madilog .

Jurnalis:

Oriental Circus Indonesia (OCI) kembali menjadi sorotan publik setelah beberapa mantan pemain mengungkapkan pengalaman buruk mereka selama bekerja di sana. Sirkus ini pertama kali berdiri pada tahun 1963 dengan nama Bintang Akrobat dan Gadis Plastik. Nama itu berubah menjadi Oriental Show pada 1967, dan akhirnya dikenal dengan nama Oriental Circus Indonesia sejak 1972.

OCI dimiliki oleh Hadi Manansang, yang memiliki tiga anak: Jansen Manansang, Frans Manansang, dan Toni Sumampau. Ketiganya dikenal sebagai pendiri Taman Safari Indonesia, yang didirikan pada tahun 1981 dan kini menjadi salah satu destinasi konservasi satwa terbesar di Indonesia.

Jasa Backlink

Kasus Oriental Circus Indonesia (OCI) sempat mencuri perhatian publik pada 1997, ketika seorang pemain circus bernama Vivi melarikan diri dan melaporkan perlakuan buruk yang dialaminya ke Mabes Polri. Laporan Vivi membuat kasus ini menjadi viral. Namun, pada 2003, Polri mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) karena dinilai tidak ada cukup bukti untuk melanjutkan kasus tersebut.

Menanggapi kasus OCI terkini, Wakil Menteri HAM mengatakan bahwa ini sudah termasuk perbudakan. Lalu salah satu dirjennya juga mengatakan bahwa ini memenuhi kriteria pelanggaran HAM berat. Para pemain mendapat siksaan, tidak mendapatkan pendidikan, tidak digaji, dipisahkan dari orang tua, hingga tidak memiliki identitas.

Para mantan pemain OCI mengungkapkan bahwa selama di sana, mereka sering menjadi korban penindasan dan perbudakan. Mereka diperlakukan dengan kekerasan, seperti diseret, dipukul, disetrum, bahkan dirantai, sebagai hukuman jika melanggar aturan.“Kalau untuk dipukulin itu sudah jadi keseharian kami” ujar Ibu Butet saat memberi kesaksian kepada Cak Soleh, selaku pengacara para korban OCI.

Selain mengalami kekerasan jika melanggar aturan, para mantan pemain sirkus juga menjadi korban pelecehan seksual. Bu Eva mengungkapkan kepada Cak Soleh, “Waktu itu saya disuruh buka baju, tapi saya menolak. Akhirnya saya dipukuli dan diancam akan dipukul sampai mati. Karena takut, saya tidak melawan. Terus baju saya dirobek dan area tubuh sensitif saya disentuh secara paksa.”

Salah satu tindakan paling kejam yang dilakukan OCI adalah menghilangkan identitas para pekerjanya. Mereka dipisahkan dari keluarganya sedari kecil hingga dewasa, dan diberitahu bahwa orang tua mereka telah meninggal. Kemudian ketika keluarga mencari, anak-anak mereka seperti disembunyikan. Hal ini semakin sulit karena sirkus bisa digelar di berbagai daerah. Selain itu, pekerja OCI dilarang berinteraksi dengan orang luar.

Dilansir dari Madilog Forum, Debi menceritakan, “Pertama kali saya bertemu mami itu saat usia 16 tahun, waktu sirkus tampil di Magetan.” Ibunya, Ibu Butet, menambahkan, “Saat itu saya diberi tahu oleh sesama mantan pemain OCI bahwa anak saya ikut tampil di sana. Lalu saya lihat Debi sedang berjalan bersama salah satu temannya yang juga pemain sirkus. Kami sempat ngobrol sembunyi-sembunyi.” Keduanya adalah ibu dan anak yang dipisahkan sejak Debi lahir, dan tragisnya, sama-sama menjadi korban perbudakan sirkus.

Kesaksian menggemparkan lainnya datang dari Ibu Vivi, mantan pemain OCI, yang mengaku pernah dihukum tidur selama tiga hari di kandang macan. Ibu Butet juga membagikan pengalaman serupa, saat ia mengambil satu tusuk sempol milik bos dan kemudian dijejali kotoran gajah. Ibu Ida, mantan pemain lainnya, jatuh saat pertunjukan hingga mengalami kelumpuhan dan baru dipulangkan ke keluarganya setelah kejadian itu. Bahkan, ada yang dipaksa tetap latihan dan tampil meski sedang hamil sembilan bulan.

Toni Sumampau membantah keras tuduhan eksploitasi dan perbudakan yang ditujukan kepada Oriental Circus Indonesia. Dalam konferensi pers, ia menjelaskan bahwa tindakan seperti memukul dengan rotan dilakukan untuk mendisiplinkan, dan menurutnya hal itu merupakan praktik yang wajar pada zamannya. Ia juga mengatakan bahwa anak-anak tidak menerima gaji karena dianggap cukup dengan diberi makan. Selain itu, Toni menegaskan bahwa Taman Safari Indonesia tidak ada kaitannya dengan Oriental Circus Indonesia.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, memberikan waktu tujuh hari untuk menyelesaikan masalah ini melalui diskusi kekeluargaan, yang disampaikannya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin, 20 April 2025. Sementara itu, Jansen Manansang, pemilik Taman Safari Indonesia, mengaku terpukul dengan cerita yang beredar di media sosial. Ia memilih menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan kekeluargaan, karena sudah menganggap pihak terkait sebagai saudara, namun langkah hukum akan diambil jika diperlukan sebagai langkah terakhir.

Penulis: Intan Ayu Destiani, Mahasiswi Sastra Inggris–Universitas Negeri Semarang

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store