Kunjungi Pondok Pesantren NU, Duta Besar Rusia Jelaskan Perkembangan Islam
Jurnalis: Sri Hartutik Sandora
Kabar Baru, Kubu Raya – Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva bertandang ke kediaman Rois Syuriah PWNU Kalimantan Barat KH. Ismail Ghafur, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Darul Hidayah Kabupaten Kubu Raya Provinsi Kalimantan Barat. Selasa (14/3/2023) malam.
Kedatangan beliau bersama rombongan disambut hangat dan ramah oleh Rois Syuriah KH. Ismail Ghofur dan Pengurus PWNU Kalbar Muhammad Nurdin, S.Pd selaku Sekretaris, Didi Darmadi, S.Pd.I, M.Lett, M.Pd selaku Wakil Sekretaris, Prof. Dr. H. Zaenuddin, MA selaku Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional PWNU Kalbar. Juga turut hadir dari DIO yang dipimpin Sekretaris Jenderal Dr. Yulius.
Duta Besar (Dubes) Federasi Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva menjelaskan bahwa bagaimana peran Islam yang sangat besar dan berpengaruh di Rusia.
“Peran Islam di Rusia kini sangat besar, jumlah pemeluk agama Islam mencapai 20-30 juta orang, dari total penduduk Rusia sekitar 150 juta orang, artinya 20 persen penduduk Rusia beragama Islam. Mereka bukan migran tapi asli orang Rusia dan sudah tinggal berabad-abad, sejak 1100 tahun diadopsinya Islam di Rusia. Kedatangan Islam di Rusia lebih awal dari Islam yang datang di Asia,” jelas Ibu Dubes dengan bahasa Rusia dan diterjemah oleh stafnya.
Tahun lalu ketika Presiden Rusia meresmikan Katedral dikatakannya bahwa Rusia negara Islam juga, karena ada delapan negara bagian yang penduduk muslim. Saya pikir bahwa Rusia seperti Indonesia juga, karena kedua negara ini sama-sama punya prinsip-prinsip saling menghormati,” paparnya yang disambut tepuk tangan audien.
“Ketika kami jalan-jalan melewati Kota Pontianak, terlihat pandangan mata ada gereja yang berdekatan dengan masjid, nah ini juga sama seperti di negara kami Rusia. Sekarang penduduk di Rusia dapat memilih agama sesuai keinginannya masing-masing. Untuk Islam, dulu masjid hanya 700an kini sudah mencapai 7000an. Di Kota Moskow ada banyak bangsa dan agama, tapi juga banyak orang Islam juga,” ujar Ibu Duta Besar.
“Saya mau menekankan bahwa di dunia modern saat ini, bahwa Barat, USA, dan Eropa mau meninggalkan kearifan dari nilai-nilai tradisional. Namun saya yakin orang Indonesia dan Rusia tidak mau hal itu terjadi, kita sangat kuat menjaga tradisi kita. Didunia modern tidak ada pembatasan agama, kami tidak mau seperti Barat yang mendukung LGBT, kami mendukung keluarga bahagia yang lengkap ada ayah, ibu dan anak. Baru-baru ini parlemen Rusia sudah membuat undang-undang yang melarang LGBT. Di Rusia menolak keras LGBT,” tegas beliau.
“Kami punya hubungan agama yang baik. Mufti Moskow sebagai Ketua Lembaga Islam telah bertemu perwakilan NU di Indonesia, dan beliau juga ikut menghadiri perayaan peringatan satu abad NU di Sidoarjo. Saya yakin bahwa persamaan Rusia dengan Indonesia dalam hal nilai tradisional dan yang terjadi didunia kini adalah bukti penguatan dan persahabatan kedua negara ini,” pungkas beliau.
Sementara itu, Prof. Dr. H. Zaenuddin, MA selaku Ketua Badan Pengembangan Jaringan Internasional PWNU Kalbar menyampaikan harapan bisa dilakukannya kerjsama antara PWNU Kalbar dengan lembaga Islam di Rusia.
“Kami siap bekerjasama dengan Rusia. Apa yang disampaikan Ibu Duta Besar Federasi Rusia bahwa kemanusiaan, persahabatan, saling menghormati harus kita jaga bersama. Hubungan yang baik ini perlu kita pererat lebih lanjut, kami siap mempromosikan hal-hal yang sudah disampaikan tadi. Kalau ada kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan bersama kami menyambut baik, dengan prinsip saling menghormati dan menjalankan kebebasan beragama masing-masing. Kami siap jika ada pertukaran pelajar/santri antara Indonesia dengan Rusia, atau undangan kegiatan lain, kami siap bekerjasama. Harapan kita bersama semoga kita bisa bergerak untuk meningkatkan kesejahteraan bagi nahdliyyin dan masyarakat Kalimantan Barat. Perubahan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, harus bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama,” jelas Prof Zae yang lama berada di Eropa dan Amerika.
Ibu Duta Besar juga menjelaskan alasan lain mau berkunjung ke Pontianak yaitu karena belum pernah ke Kota Pontianak. Untuk ke Kalimantan yang lain sudah pernah beberapa kali, pernah ke Samarinda, Banjarmasin. Saya juga pernah jadi Duta Besar Rusia untuk Malaysia, pernah ke Kota Kinibalu. Kini pertama kali ke Kota Pontianak, Kota Pontianak sangat indah. Kedatangan Ibu Dubes difasilitasi oleh Dayak Organization International.