Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Defend Id Momentum Bangkitnya Kemandirian Industri Pertahanan

Kebangkitan Nasional
Penulis: Muhammad Sutisna (Direktur Maritime Strategic Center).

Editor:

Kabar Baru, Opini- Pada 20 Mei 1908 silam, Pemuda dari seluruh Nusantara berkumpul untuk membuat sebuah komitmen tentang pentingnya persatuan, dan menjadi cikal bakal berdirinya Indonesia sebagai sebuah bangsa dan menjadi negara yang berdaulat pada 17 Agustus 1945. Atas dasar semangat itu Republik Indonesia masih tetap kokoh berdiri hingga saat ini. Semangat Kebangkitan Nasional juga perlu diaplikasikan secara optimal dalam mewujudkan kemandirian Industri Pertahanan Dalam Negeri, sesuai dengan arahannya Presiden Joko Widodo pada saat peresmian Defend Id, yang merupakan Holding BUMN di bidang Industri Pertahanan.

Point pentingnya adalah sudah saatnya Indonesia membangun kemandirian Industri Pertahanan, dengan menyiapkan segala ekosistem penunjangnya untuk kebangkitan Nasional. Agar dapat memenuhi kebutuhan pertahanan dalam negeri serta bersaing dalam pasar industri pertahanan global.

Jasa Pembuatan Buku

Pernyataan Presiden nampaknya sebagai signal bagi kita untuk bisa belajar dari masa lalu, ketika pada tanggal 12 September 1999 Amerika Serikat melakukan embargo terhadap Indonesia  yakni melarang dan menyetop kebutuhan Alutsista Indonesia yang selama ini sangat bergantung kepada Amerika Serikat.

Keputusan embargo senjata dari AS ini cukup berdampak bagi kekuatan militer Indonesia yang saat itu hampir 70% suku cadangnya berasal dari Amerika Serikat. Dampak embargo tersebut sangat berpengaruh, terutama akibat ketidakmampuan Indonesia dalam tahap arms maintenance sehingga mengakibatkan banyak senjata yang tidak dapat digunakan (grounded).

Dampak Embargo tersebut sangatlah besar, Segala jenis persenjataan yang dimiliki Indonesia yang mayoritas merupakan buatan lisensi Amerika Serikat sehingga menyebabkan sebagian besar Alutsista kita tidak mendapat perawatan yang semestinya karena berbagai jenis jasa pemeliharaan persenjataan turut diembargo. Sehingga menyebabkan Indonesia  tidak memiliki kemampuan untuk pemeliharaan serta peremajaan senjata (arms maintenance).

Menghangatnya situasi global, mulai dari dinamika di Laut China Selatan hingga Konflik Rusia dan Ukraina yang tak kunjung reda, dibutuhkan  armada yang mandiri. Mengantisipasi sewaktu-waktu bila terjadi insensitas suhu politik global yang meninggi, atau apabila Indonesia kembali di embargo oleh negara tertentu. Agar tidak berpengaruh pada kondisi alutsista kita yang  miliki. Karena hasil dari pengembangan industri pertahanan dalam negeri.

Hadirnya Defend Id juga bisa menjawab permasalahan klasik yang selama ini mendera pertahanan kita, yakni urusan keterbatasan anggaran. Bila merujuk dari data Kementerian Pertahanan, masih tetap 0,8 persen dari total GDP atau sejumlah Rp 134 Triliun. Tentunya masih kalah jauh dengan Singapura sekitar 3 persen dan Malaysia sekitar 2 persen dari total GDPnya. Belum lagi anggaran pertahanan tersebut harus dibagi  ke tiga matra dan kebutuhan belanja pegawai.

Anggaran yang terbatas itu alangkah baiknya bila digunakan untuk pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Adapun bila ingin membeli Alutsista dalam negeri, perlu adanya perjanjian Transfer of Tekhnology didalamnya. Atau seperti apa yang diungkapkan Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan, bahwa dengan adanya Defend Id bisa  mendorong tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) peralatan keamanan dan pertahanan menjadi 50 persen.

Defend ID hari ini menjadi harapan baru bagi pemenuhan kebutuhan alutsista dalam  negeri,  mengingat Indonesia sebagai negara Kepulauan yang luas wilayahnya mayoritas terdiri hamparan laut, dan terletak diantara dua samudera, Pasifik dan Hindia yang menjadikan Indonesia menjadi kawasan penghubung antarnegara di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara serta Asia Selatan.

Selain itu wilayah Indonesia seperti Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok dan Selat Makasar juga berada dalam area lalu lintas  maritim global, dibutuhkan armada yang tangguh.  Seperti apa yang diungkapkan oleh Wakil Menteri Pertahanan, Letjen Muhammad Herindra yang mengatakan bahwa dengan adanya kebanggaan pada berkembangnya Industri Pertahanan dalam negeri bisa menjadi efek gentar bagi negara lain bila ingin mengusik kedaulatan wilayah Indonesia.

Sehingga dengan adanya Momentum Hari Kebangkitan Nasional, bisa memberikan nafas yang panjang bagi masa depan Industri Pertahanan dalam negeri yang hari ini sudah memiliki holding bernama Defend Id. Selain itu perlu juga menjalin sinergitas dengan  BUMS (Badan Usaha Milik Swasta) yang bergerak di industri galangan kapal maupun pertahanan agar bisa  meningkatkan  perekonomian nasional yang telah lama dihantam oleh pandemi berkepanjangan.

 

*) Penulis adalah Muhammad Sutisna (Direktur Maritime Strategic Center).

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store