Teka-teki Kematian Siswi SMP di Plered Terungkap, Mahasiswa 23 Tahun Jadi Tersangka

Jurnalis: Deni Aping

Kabar Baru, Purwakarta – Misteri penemuan jasad seorang siswi SMP yang mengambang di saluran air kawasan persawahan Kampung Bojongloa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, akhirnya terungkap.

Tim Jatanras Satreskrim Polres Purwakarta berhasil menangkap pelaku yang diduga kuat sebagai pembunuh korban, pada Senin (20/10) malam.

Kasatreskrim Polres Purwakarta, AKP Uyun Saepul Uyun, mengatakan, pelaku berinisial Ardiayana Akmal (23), seorang mahasiswa, diduga terlibat dalam pembunuhan terhadap Jesika (15), siswi kelas 2 SMPN Satu Atap Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru.

“Berkat kerja sama semua pihak dan dukungan masyarakat, kami berhasil mengamankan satu orang terduga pelaku di wilayah Gandasoli, tidak jauh dari lokasi penemuan jenazah,” ujar Uyun kepada wartawan di Mapolres Purwakarta.

Sebelumnya, Jesika ditemukan tewas di saluran air area persawahan pada Sabtu (18/10) sore. Hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan otopsi menunjukkan adanya indikasi kematian tidak wajar. Berdasarkan temuan itu, penyidik mengerucutkan dugaan hingga akhirnya berhasil mengidentifikasi dan menangkap pelaku.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan korban meninggal bukan karena sebab alami. Penyelidikan kami kembangkan lebih lanjut hingga pelaku berhasil diamankan,” jelas Uyun.

Polisi kini tengah mendalami hubungan antara pelaku dan korban, termasuk kemungkinan adanya tindak kekerasan seksual sebelum pembunuhan terjadi.

“Penyidikan lanjutan masih kami lakukan untuk mengungkap seluruh fakta hukum secara lengkap,” tambahnya.

Pantauan di Mapolres Purwakarta, Senin malam, memperlihatkan pelaku menundukkan kepala saat digiring menuju ruang pemeriksaan. Mengenakan hoodie hitam, Ardiayana enggan memberikan komentar di hadapan awak media.

Saat ini, pelaku telah ditahan untuk pemeriksaan intensif. Polisi juga terus mengumpulkan barang bukti tambahan guna memperkuat proses hukum. Kasus ini mengguncang masyarakat Purwakarta, yang berharap pelaku mendapat hukuman setimpal agar peristiwa serupa tidak terulang. (*)