Jeritan Ibu Korban Bullying di Asrama MTsN 1 Purwakarta Viral, Bikin Publik Geram

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Dunia pendidikan di Kabupaten Purwakarta kembali tercoreng oleh kasus perundungan (bullying). Sejumlah siswa MTsN 1 Purwakarta diduga menjadi korban kekerasan fisik oleh sejumlah pelajar senior di lingkungan asrama madrasah tersebut.
Kasus ini mencuat setelah salah satu ibu korban mengungkapkan kejadian tragis itu melalui media sosial. Unggahan tersebut viral dan memicu gelombang simpati dari masyarakat.
Dalam postingannya, sang ibu menuturkan bahwa anaknya mengalami luka lebam di bagian mata serta trauma psikis akibat dikeroyok oleh sejumlah siswa senior.
“Putra kami menjadi korban bullying dan kekerasan fisik di lingkungan pesantren negeri di Purwakarta. Anak saya dipukul, ditendang, hingga mengalami cedera dan trauma,” tulis sang ibu dalam unggahannya yang menyebar luas di dunia maya.
Ia menambahkan, aksi tersebut diduga dilakukan secara berkelompok dan telah direncanakan sebelumnya.
“Sebagai ibu, saya sangat sakit hati. Anak kami berprestasi dan turut mengharumkan nama sekolah, namun justru mendapat perlakuan kejam dari para seniornya. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran agar tidak ada korban lain. Kita harus berani speak up melawan bullying,” ujarnya, di Bale Titirah Jalan Veteran Kelurahan Nagri Kaler kecamatan Purwakarta pada Senin (6/10). Kemarin.
Menanggapi hal itu, pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purwakarta langsung bergerak cepat dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke madrasah tempat kejadian berlangsung.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Purwakarta, H. Ateng Saeful Aman, menyatakan pihaknya telah meninjau langsung lokasi dan meminta klarifikasi dari pihak madrasah.
“Kami menindaklanjuti laporan peristiwa bullying di madrasah negeri di Purwakarta. Dari hasil peninjauan, benar telah terjadi tindakan perundungan antarsiswa pada Jumat malam (3/10) di kamar asrama,” ujarnya. dikutip dari akun resmi Instagram Kemenag Purwakarta.
Sementara itu, H. Ihsan Kamil, pengurus asrama MTsN 1 Purwakarta, membenarkan kejadian tersebut berlangsung di luar jam pengawasan karena terjadi sekitar pukul 23.00 WIB.
“Kejadian ini memang di luar jam pengawasan pengurus. Namun pihak madrasah telah memanggil orang tua pelaku dan korban untuk dilakukan mediasi pada Sabtu (4/10). Para pelaku juga telah meminta maaf secara langsung,” jelasnya.
Ihsan menambahkan, pihak madrasah telah memberikan sanksi kepada para pelaku sesuai dengan aturan yang berlaku dan akan melakukan pengawasan khusus terhadap mereka.
H. Ateng Saeful Aman menegaskan, Kemenag Purwakarta akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas.
“Kami memohon maaf atas kejadian ini dan akan memastikan pengawasan lebih ketat di lingkungan asrama. Kami juga akan mengunjungi korban sebagai bentuk kepedulian dan permintaan maaf secara langsung,” tegasnya.
Diketahui, mediasi antara pihak korban dan pelaku telah dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut. (*)