Program Aktivasi Aktor Berhasil Persembahkan Karya Seniman Berkualitas
Jurnalis: Moh Nasir
Kabar Baru, Jakarta – Setelah mengalami penantian yang cukup lama akibat pandemi Covid 19, Lab Teater Ciputat akhirnya kembali menggelar pementasan teater secara luring pada Jumat (2/09/2022) di Hall Sakura A dan B The Japan Foundation, Jakarta.
Pementasan tersebut digelar dengan menampilkan dua pertunjukan monolog dalam rangkaian program “Aktivasi Aktor”, yaitu sebuah program yang digagas oleh Lab Teater Ciputat sebagai ruang uji bagi seniman dalam mengaktivasi lebih dalam sumber intelektual yang dimilikinya.
Menurut Wulan Pusposari selaku pimpinan produksi, program Aktivasi Aktor tersebut memang dibuat untuk mengasah lebih dalam kemampuan para seniman dalam membuat sebuah konsep sebuah pertunjukan.
“Dalam program ini para aktor ditugaskan untuk meramu naskah dari para penulis drama Indonesia dan dunia untuk menjadi sebuah naskah adaptasi yang nantinya akan diperankan. Oleh sebab itu, dalam program Aktivasi Aktor ini, aktor berperan sebagai pemain dan konseptor yang tentunya dikawal oleh tim artistik dan tim produksi dari proses riset hingga pementasan,” tutur Wulan Pusposari selaku Pimpinan Produksi Aktivasi Aktor LTC, Jumat (2/9).
Kedua karya yang dipentaskan dalam program Aktivasi Aktor tersebut merupakan hasil adaptasi dan interpretasi aktor atas karya dramawan ternama, yaitu “Koyal 2713” oleh Permana yang merupakan hasil adaptasi dari naskah Mega-Mega karya Arifin C. Noer dan “Sebelum Bunga Hitam” oleh Sir Ilham Jambak yang merupakan tafsir bebas atas Macbeth sebagai adjektiva dari karya William Shakespeare terjemahan WS Rendra.
“Kedua naskah yang kami tampilkan hari ini merupakan karya-karya dari para dramawan terbaik dan telah kami ramu menjadi sebuah replika atas tragedi-tragedi sosial politik yang sering kali terjadi di sekeliling kita saat ini,” ucap Wulan.
Lakon Koyal 2713 mengisahkan tentang belenggu Undang-Undang Transaksi Elektronik (UU ITE) yang hanya dapat dinikmati oleh kalangan elite dan kerap menjadi jebakan bagi masyarakat kelas bawah. Dalam mementaskan naskah tersebut Permana hadir sebagai tersangka di dalam sebuah ruang pengadilan atas dugaan penyebarluasan judi online yang tidak ia pahami peraturannya. Melalui tokoh Koyal, penonton diajak untuk memahami bahwa kesengsaraan, kemiskinan, dan penindasan adalah milik mereka yang tidak mengerti apa-apa.
Pada pementasan naskah Sebelum Bunga Hitam, Sir memerankan tokoh Macbeth yang merupakan seorang prajurit yang melakukan pembunuhan kepada Sang Raja untuk memenuhi ambisinya menjadi seorang raja. Dalam pertunjukan ini Macbeth ditampilkan sebagai simbol dari berbagai kata sifat di dalam raga manusia, seperti ambisi kuasa, keraguan, ancaman, kegundahan, dan kebutaan hati nurani yang kerap kali dimiliki oleh para petinggi dan penggila kuasa.
Penampilan yang menggambarkan tragedi kegilaan kekuasaan tersebut dihadirkan dalam bentuk permainan yang dibagi menjadi 5 bagian yang dimainkan secara estafet, perpindahan adegan dilakukan secara tumpang tindih, namun tetap terkoneksi, sehingga memunculkan nuansa instalatif.
Dua pementasan monolog yang telah diselenggarakan hari ini merupakan awal dari program Aktivasi Aktor. Program tersebut nantinya akan diselenggarakan secara berkelanjutan oleh Lab Teater Ciputat dalam bentuk gelombang kedua. Hal itu tentunya dilakukan untuk memantik seniman lainnya yang hendak menguji dan meningkatkan intelektualitasnya dalam bentuk karya.
“Melalui program ini kami berharap Aktivasi Aktor menjadi sebuah langkah untuk mendorong penciptaan karya teater yang diinisiasi seorang aktor dan kami juga sedang mempersiapkan Aktivasi Aktor jilid dua yang rencananya akan berlangsung di awal November.” pungkas Wulan.