Voice of Istiqlal: Parlemen Denmark Belajar Islam Moderat di Indonesia

Jurnalis: Hanum Aprilia

Kabar Baru, Jakarta – Rombongan Parlemen Denmark berkunjung ke Mesjid Istiqlal dalam rangka bertukar fikiran dan gagasan mengenai Islam Moderat di Indonesia.

Rombongan Parlemen tersebut diantaranya Michel Asstrup Jensen, Christroffer Aagard Melson, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen serta anggota parlemen yang lainnya hadir di Masjid Istiqlal diterima langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nassarudin Umar, MA.

‘‘Tadi kami menerima rombongan parlemen Denmark di Istiqlal. Kami menyampaikan bahwa Islam moderat yang berkembang di Indonesia terbukti mampu membangun konstruksi antar agama dalam perspektif NKRI dan Pancasila bukan negara Islam,” tegas Imam Besar Istiqlal Nassarudin Umar.

“Fakta itulah yang membuat banyak negara-negara internasional yang belajar termasuk Parlemen Denmark. Denmark terinspirasi Islam moderat dari Indonesia untuk membangun perdamaian di negara Denmark,” sambungnya.

Sementara itu Wakil Direktur Voice of Istiqlal Gugun Gumilar menyampaikan bahwa Indonesia itu mayoritas adalah Islam yang rahmatan lil alamin itu betul-betul terjadi dan bukan isapan jempol semata.

Faktanya semua bisa hidup berdampingan di Indonesia dalam bingkai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945. Indonesia ini kan sudah mempraktikkan sebagai negara “al-Dar-Assalam”, negara yang aman dan damai. Nah negara yang aman ini menjadi modal untuk membangun peradaban kerukunan dan kedamaian di Indonesia.

“Tadi Parlemen Denmark mengagumi Indonesia bahwa karena keragaman (diversity) yang ada di Indonesia bisa menjadi senjata untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dan role model Islam di dunia. Artinya Islam moderat dan Bhinneka Tunggal Ika ini adalah modal besar bangsa Indonesia untuk menjadi contoh center dalam membangun perdamaian serta memerangi terorisme,” pungkas Gugun Gumilar, Wakil Direktur Voice of Istiqlal ini.