Prodi Kimia Unigoro Sukses Gelar Diseminasi Ilmu Kimia Jalur Skincare

Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Jakarta – Kimia adalah diksi yang seringkali muncul untuk mendefinisikan suatu benda yang memiliki sifat berbahaya dan beracun. Padahal, kimia adalah tentang segala sesuatu yang ada di dunia.
“Tidak ada materi yang tidak tersusun oleh bahan kimia,” tutur Bakhru, Ketua Program Studi Kimia Unigoro saat sambutan dalam kuliah umum yang digelar prodi kimia tanggal 4 Januari lalu.
Prodi kimia sudah rutin melakukan kuliah umum selama 3 semester terakhir ini, topik-topik yang dibicarakan adalah seputar bentuk kimia yang paling mudah ditemukan di kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, prodi kimia mengadakan kuliah umum dengan topik kosmetik untuk semester ganjil ini.
Kosmetik adalah salah satu komponen dalam kehidupan sehari-hari yang dirasa menjadi paling representatif untuk mendesiminasi kimia dan mempertegas bahwa kimia adalah sesuatu yang dekat dengan kehidupan kita.
Karena kimia memang tidak melulu tentang bahan berbahaya dan beracun.
Kuliah umum ini digelar dengan mendatangkan narasumber dari Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk BRIN, dia adalah Dr. Dewi Sondari, M.Si.
Dewi adalah peneliti yang produktif di BRIN, tercatat ia adalah peneliti yang sudah menelurkan lebih dari 100 riset terpublikasi secara berturut-turut pada 2022 dan 2023 lalu.
Selain itu, dewi adalah peneliti yang pernah mendapat penghargaan peneliti yang memiliki paten terbanyak nomor 2 pada tahun 2022, beberapa diantaranya dengan tema pembuatan tabir surya, body lotion dan masker kupas.
Dengan latar belakang yang seperti itu, membuat prodi kimia unigoro mendatangkan Dewi untuk membicarakan topik kosmetik.
Dewi memulai pembicaraan dengan mereview ulang apa itu kosmetik. Kosmetik adalah sediaan yang digunakan untuk luar badan, digunakan untuk memperbaiki, mengharumkan, dan merawat bagian luar butuh.
Lalu dilanjutkan dengan pembicaraan lebih dalam tentang komposisi kosmetik, cara pembuatan, dan memanfaatkan bahan alam untuk pembuatan kosmetik.
Bahan utama penyusun kosmetik adalah bahan aktif, surfaktan, emolien, antioksidan, pengawet, dan pengharum.
Selain bahan penyusun, Dewi juga menjelaskan logika dan cara pembuatan kosmetik. Penyusunan kosmetik ternyata didasarkan pada fungsinya.
“Kalau kosmetik itu tujuannya sebagai dasaran, basisnya harus air, agar kosmetik di atasnya bisa menempel. Pun kalau kosmetik itu pemembab, berarti sistemnya harus minyak,” kata Dewi.
Salah menyusun ini, kosmetik tidak akan mampu diaplikasikan di permukaan tubuh.
Beberapa bahan alam yang dapat digunakan untuk kosmetik instan adalah seperti minyak zaitun, minyak kelapa/VCO, minyak alpukat, tomat, propolis, dan kelor.
Secara singkat Dewi juga menjelaskan kenapa beberapa jenis bahan alam yang disebutkan ini dapat menjadi kosmetik, seperti banyaknya antioksidan dalam bahan-bahan yang disebutkan sebelumnya.
Selain itu, banyak juga bahan kimia aktif dalam bahan alam yang memiliki beragam manfaat.
Dewi juga menjelaskan kenapa asam askorbat dapat digunakan untuk mencerahkan kulit.
Meskipun ia juga mewanti-wanti dalam pengunaan kosmetik, khususnya yang mengandung asam askorbat tidak dalam jumlah yang banyak, karena akan memperkeras kerja ginjal.
Sesi diskusi berjalan sangat meriah. Kuliah umum yang juga menghadirkan siswa siswi SMA di Bojonegoro ini merangkum banyak pertanyaan, seperti tips bagaimana memilih skincare, membuat skincare dengan mudah, sampai sistem kerja tabir surya yang dapat melindungi kulit dari guyuran sinar UV dari matahari.
Banyak pertanyaan memang seputar tips and trick untuk kehidupan tentang memilih produk skincare.
“Akhirnya, prodi kimia melalui kaprodi menyampaikan bahwa harapannya kedepan kimia benar-benar menjadi kawan masyarakat umum. Tidak bingung lagi pilih skincare, kalau faham kimia,” pungkas Bakhru.